Progres Bendungan Tamblang Capai 38 Persen
Pengerjaan Badan Bendung Libatkan Ahli dari Norwegia
SINGARAJA, NusaBali
Pembangunan Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan empat desa bertetangga wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, Bule-leng Timur, kini sudah mencapai 38 persen.
Sementara, pengerjaan badan bendung nantinya akan melibatkan tenaga ahli asal China dan Norwegia.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida Kementerian PUPR, Maryadi Utama, didampingi Kasatker Bendungan BWS Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira, saat ditemui NusaBali di lokasi proyek Bendungan Tamblang, Senin (22/3). Progres bendungan yang direncanakan dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik ini, dalam posisi deviasi plus 2,1 persen dari target yang telah ditentukan.
BWS Bali-Penida pun optimistis proyek bendungan yang menelan anggaran APBN sebesar Rp 793,7 miliar ini dapat diselesiakan akhir tahun 2022 mendatang. Maryadi Utama menyebutkan, hingga saat ini pengerjaan Bendungan Tamblang sudah mencapai 38 persen. Penyedia PT PP Adhi Jaya selaku rekanan dengan ratusan pekerjanya, saat ini sedang mengejar penuntasan terowongan pengelak, sehingga tubuh bendungan segera dapat dikerjakan.
Menurut Maryadi, pengerjaan terowongan pengelak sepanjang 355 meter saat ini dalam proses pembetonan. Selain kerjakan terowongan pengelak, pihak rekanan juga sudah mulai melakukan penggalian pada bagian sandaran kiri dan kanan.
“Yang kami kejar sekarang adalah penuntasan terowongan pengelak. Setelah ini tuntas, aliran air baru bisa dialihkan dan bisa dikerjakan pembangunan tubuh bandung yang merupakan bangunan inti,” ujar Maryadi.
Disebutkan, sejauh ini aliran air Tukad Aya yang menjadi sumber irigasi subak di Desa Sawan (Kecamnatan Sawan, Buleleng) hingga Desa Bungkulan (Kecamawan Sawan, Buleleng) berjalan normal. Keluhan beberapa petani di daerah hilir seperti Desa Bungkulan juga telah diselesaikan BWS Bali-Penida dan itu dipastikan bukan disebabkan proyek Bendungan Tamblang.
“Kami kemarin sudah klirkan masalah itu dan cek langsung ke lokasi yang disebut mengalami kekeringan. Saat kami ke lokasi, aliran sungai masih normal saja, tidak ada kekeringan yang dimaksud,” sambung Kasatker Bendungan, I Gusti Putu Wandira.
Sementara, pembangunan tubuh bendung akan menggunakan teknologi inti aspal, yang merupakan pertama kali diterapkan di Indonesia. Teknologi inti aspal dipilih sebagai inovasi pembangunan bendungan yang jauh lebih aman dibandingkan teknologi lainnya. Pasalnya, pelapis-an aspal pada tengah tubuh bendung itu memiliki kelebihan, yakni lebih kedap dan tahan kebocoran. Bahkan, potensi keretakan akibat gempa juga sangat minim dengan teknologi ini. Dari segi waktu dan biaya, pe-nerapam teknologi ini juga lebih efektif dan efisien.
Menurut IGP Wandira, pengerjaan tubuh bendung yang merupakan bangunan inti Bendungan Tamblang dengan teknologi inti sapal, akan melibatkan tenaga ahli dari Cina dan Norwegia. “Karena ini baru pertama kali di Indonesia, kami sedang berproses pencari ahlinya. Minggu depan rencannaya berkoordinasi dan melakukan kontrak kerja, terutama meminta saran dan arahan dalam penerapan teknologi inti aspal ini dari ahli asal China dan Norwegia,” tandas Wandira.
Jika teknologi inti aspal yang diterapkan di Bendungan Tamblang berjalan lancar, kata Wandira, maka nanti akan dipakai referensi dalam pembangunan bendungan lainnya di Indonesia.
Proyek Bendungan Tamblang yang digarap PT Adi Jaya Pradana (pihak rekanan) ini, berada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Buleleng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan).
Acara ground breaking (peletakan batu pertama) Bendungan Tamblang sudah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, 12 Agustus 2020 lalu. Bendungan Tamblang ini ditarget selesai akhir tahun 2022 mendatang. Bendungan Tamblang dibangun di atas lahan seluas 73,60 hektare. Fisik bendungan dibangun dengan tinggi 68 meter dan luas 358,585 meter persegi, sehingga dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik.
Bendungan Tamblang yang sumber airnya berasal dari Tukad Daya di Desa Tamblang, dirancang untuk pengembangan air baku 510 meter kubik per detik, pembangkit listrik 0,5 Megawatt (MW), untuk penga-iran irigasi 588 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, pengembangan pariwisata, dan konservasi sumber daya air. *k23
Hal ini disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida Kementerian PUPR, Maryadi Utama, didampingi Kasatker Bendungan BWS Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira, saat ditemui NusaBali di lokasi proyek Bendungan Tamblang, Senin (22/3). Progres bendungan yang direncanakan dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik ini, dalam posisi deviasi plus 2,1 persen dari target yang telah ditentukan.
BWS Bali-Penida pun optimistis proyek bendungan yang menelan anggaran APBN sebesar Rp 793,7 miliar ini dapat diselesiakan akhir tahun 2022 mendatang. Maryadi Utama menyebutkan, hingga saat ini pengerjaan Bendungan Tamblang sudah mencapai 38 persen. Penyedia PT PP Adhi Jaya selaku rekanan dengan ratusan pekerjanya, saat ini sedang mengejar penuntasan terowongan pengelak, sehingga tubuh bendungan segera dapat dikerjakan.
Menurut Maryadi, pengerjaan terowongan pengelak sepanjang 355 meter saat ini dalam proses pembetonan. Selain kerjakan terowongan pengelak, pihak rekanan juga sudah mulai melakukan penggalian pada bagian sandaran kiri dan kanan.
“Yang kami kejar sekarang adalah penuntasan terowongan pengelak. Setelah ini tuntas, aliran air baru bisa dialihkan dan bisa dikerjakan pembangunan tubuh bandung yang merupakan bangunan inti,” ujar Maryadi.
Disebutkan, sejauh ini aliran air Tukad Aya yang menjadi sumber irigasi subak di Desa Sawan (Kecamnatan Sawan, Buleleng) hingga Desa Bungkulan (Kecamawan Sawan, Buleleng) berjalan normal. Keluhan beberapa petani di daerah hilir seperti Desa Bungkulan juga telah diselesaikan BWS Bali-Penida dan itu dipastikan bukan disebabkan proyek Bendungan Tamblang.
“Kami kemarin sudah klirkan masalah itu dan cek langsung ke lokasi yang disebut mengalami kekeringan. Saat kami ke lokasi, aliran sungai masih normal saja, tidak ada kekeringan yang dimaksud,” sambung Kasatker Bendungan, I Gusti Putu Wandira.
Sementara, pembangunan tubuh bendung akan menggunakan teknologi inti aspal, yang merupakan pertama kali diterapkan di Indonesia. Teknologi inti aspal dipilih sebagai inovasi pembangunan bendungan yang jauh lebih aman dibandingkan teknologi lainnya. Pasalnya, pelapis-an aspal pada tengah tubuh bendung itu memiliki kelebihan, yakni lebih kedap dan tahan kebocoran. Bahkan, potensi keretakan akibat gempa juga sangat minim dengan teknologi ini. Dari segi waktu dan biaya, pe-nerapam teknologi ini juga lebih efektif dan efisien.
Menurut IGP Wandira, pengerjaan tubuh bendung yang merupakan bangunan inti Bendungan Tamblang dengan teknologi inti sapal, akan melibatkan tenaga ahli dari Cina dan Norwegia. “Karena ini baru pertama kali di Indonesia, kami sedang berproses pencari ahlinya. Minggu depan rencannaya berkoordinasi dan melakukan kontrak kerja, terutama meminta saran dan arahan dalam penerapan teknologi inti aspal ini dari ahli asal China dan Norwegia,” tandas Wandira.
Jika teknologi inti aspal yang diterapkan di Bendungan Tamblang berjalan lancar, kata Wandira, maka nanti akan dipakai referensi dalam pembangunan bendungan lainnya di Indonesia.
Proyek Bendungan Tamblang yang digarap PT Adi Jaya Pradana (pihak rekanan) ini, berada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Buleleng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan).
Acara ground breaking (peletakan batu pertama) Bendungan Tamblang sudah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, 12 Agustus 2020 lalu. Bendungan Tamblang ini ditarget selesai akhir tahun 2022 mendatang. Bendungan Tamblang dibangun di atas lahan seluas 73,60 hektare. Fisik bendungan dibangun dengan tinggi 68 meter dan luas 358,585 meter persegi, sehingga dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik.
Bendungan Tamblang yang sumber airnya berasal dari Tukad Daya di Desa Tamblang, dirancang untuk pengembangan air baku 510 meter kubik per detik, pembangkit listrik 0,5 Megawatt (MW), untuk penga-iran irigasi 588 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, pengembangan pariwisata, dan konservasi sumber daya air. *k23
1
Komentar