Korban Hilang di Tukad Petanu Misterius
Anak korban beberapa kali menanyakan ibunya, termasuk putri bungsunya yang masih balita.
GIANYAR, NusaBali
Keberadaan Ni Komang Ayu Ardani,37, yang hilang di aliran Tukad Petanu, tepatnya jembatan selatan Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Kamsi (18/3), hingga Rabu (24/3), masih misterius. Hampir sepekan proses pencarian korban asal Banjar Teruna, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, Gianyar ini belum membuahkan hasil.
Padahal tim gabungan dari Basarnas, Tagana, BPBD Kabupaten Gianyar dan Brimob Polda Bali telah mengobrak-abrik sepanjang 16 km aliran Tukad Petanu. Mulai dari TKP jatuhnya korban di Jalan Gunung Sari, timur Desa Peliatan, Kecamatan Ubud sampai Bendungan Saba, Kecamatan Blahbatuh. Tim gabungan hanya sempat dikagetkan dengan temuan bangkai hewan. Selain itu, tim juga terkendala medan Tukad Petanu yang airnya deras dan banyak bebatuan besar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta, seizin Kepala Pelaksana BPBD Gianyar Ida Bagus Putu Suamba, mengatakan pencarian pada Rabu (24/3) dilakukan sampai pukul 15.00 Wita. Karena cuaca mendung dan hujan di Gianyar bagian utara. "Hari ini (kemarin,Red) penyisiran ulang. Seisi tukad sudah digebur (diobrak-abrik, Red). Tapi masih nihil hasil," jelasnya.
Sepanjang aliran, tim gabungan mengendus bau bangkai. Sayangnya ketika dicek, ternyata bangkai hewan. "Semua medan sudah tersisir. Termasuk paling terdalam sekitar 6 meter. Yang ditemukan itu bervariasi, bangkai anjing, biawak, ada juga bangkai babi," terang IGN Dibya Presasta.
Meski tim tidak lagi menyisir, sejumlah personel tetap siaga di Pos Goa Gajah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. "Penyisiran distop karena faktor cuaca. Tapi kami tetap stand by, agar bisa merespon cepat segala informasi dari masyarakat," terangnya.
Dikatakan, kemungkinan sementara pencarian terakhir akan dilakukan pada Kamis (25/3), tepat sepekan setelah kejadian. "Informasi awal, akan ada bantuan dari TNI untuk pencarian lanjutan. Kami dari BPBD Gianyar, juga sedang mendekati keluarga. Agar ikut hadir saat pencarian," jelasnya. Kehadiran keluarga saat pencarian, diyakini akan memberikan petunjuk tersendiri keberadaan korban. "Meski masih syok, ya mudah-mudahan keluarga bersedia hadir. Supaya tidak salah informasi. Agar tidak dikira pencarian dihentikan total, kita tetap stand by, tetap berusaha," tegasnya.
Menurut IGN Dibya Presasta, sesuai pengalaman, kejadian orang hilang di perairan biasanya muncul ke permukaan pada hitungan ganjil. "Hari pertama, ketiga, lima atau tujuh. Tapi ini sampai sekarang belum ada tanda-tanda," jelasnya. Meski begitu, TRC BPBD Gianyar tetap optimis.
Ditemui terpisah di rumah duka Banjar Teruna, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, keluarga korban tampak sangat berduka. Suami korban, I Kadek Sumansa di rumahnya bersama keluarga besarnya. Senantiasa mengenakan pakaian adat. Dikatakan, kondisi anak sulungnya I Putu Kevin Ramansa yang ikut jatuh ke jurang sudah stabil. "Sudah biasa, tapi kami memang berusaha menjaga agar dia tidak trauma dengan kejadian itu," jelas Kadek Sumansa didampingi Kakak kandungnya, I Wayan Sumirat. Anak korban beberapa kali menanyakan ibunya, termasuk putri bungsunya yang masih balita. "Ya ditanya, ibu kemana. Kok belum pulang," kenangnya. Para keluarga pun sepakat menjawab bahwa ibu mereka sedang dicari dan pasti akan pulang. "Ya dijawab begitu, ibu masih dicari. Nanti pasti pulang," jelasnya. Keluarga besar yang satu rumah terdiri dari 5 KK ini pun berupaya menghibur dua buah hati ini.
Sedangkan jenazah korban Ni Ketut Rindit, saat ini masih dititipkan di ruang jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar. Pihak keluarga awalnya berencana menggelar prosesi penguburan setelah korban Ni Komang Ayu Ardani ditemukan. Namun karena hampir sepekan tidak ada tanda-tanda, keluarga akan rembuk kembali. "Awalnya ibu saya rencana diupacarai setelah ipar saya yang hilang ini ketemu. Tapi karena belum ada tanda-tanda, kami akan rembuk keluarga," jelas I Wayan Sumirat menambahkan.
Diakui, pihak keluarga sudah menempuh berbagai upaya spiritual. Bahkan cukup banyak tokoh spiritual dari berbagai wilayah ikut membantu. "Sudah semua kami upayakan. Maluasang (minta perunjuk orang pintar,Red) juga sudah berkali-kali, belum ada petunjuk," jelasnya.
Terkait upaya pencarian yang akan dihentikan, pihak keluarga berharap tetap dilanjutkan sampai korban ditemukan. "Harapan keluarga, supaya cepat ketemu dalam kondisi apapun," ujar Wayan Sumirat. *nvi
Padahal tim gabungan dari Basarnas, Tagana, BPBD Kabupaten Gianyar dan Brimob Polda Bali telah mengobrak-abrik sepanjang 16 km aliran Tukad Petanu. Mulai dari TKP jatuhnya korban di Jalan Gunung Sari, timur Desa Peliatan, Kecamatan Ubud sampai Bendungan Saba, Kecamatan Blahbatuh. Tim gabungan hanya sempat dikagetkan dengan temuan bangkai hewan. Selain itu, tim juga terkendala medan Tukad Petanu yang airnya deras dan banyak bebatuan besar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta, seizin Kepala Pelaksana BPBD Gianyar Ida Bagus Putu Suamba, mengatakan pencarian pada Rabu (24/3) dilakukan sampai pukul 15.00 Wita. Karena cuaca mendung dan hujan di Gianyar bagian utara. "Hari ini (kemarin,Red) penyisiran ulang. Seisi tukad sudah digebur (diobrak-abrik, Red). Tapi masih nihil hasil," jelasnya.
Sepanjang aliran, tim gabungan mengendus bau bangkai. Sayangnya ketika dicek, ternyata bangkai hewan. "Semua medan sudah tersisir. Termasuk paling terdalam sekitar 6 meter. Yang ditemukan itu bervariasi, bangkai anjing, biawak, ada juga bangkai babi," terang IGN Dibya Presasta.
Meski tim tidak lagi menyisir, sejumlah personel tetap siaga di Pos Goa Gajah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. "Penyisiran distop karena faktor cuaca. Tapi kami tetap stand by, agar bisa merespon cepat segala informasi dari masyarakat," terangnya.
Dikatakan, kemungkinan sementara pencarian terakhir akan dilakukan pada Kamis (25/3), tepat sepekan setelah kejadian. "Informasi awal, akan ada bantuan dari TNI untuk pencarian lanjutan. Kami dari BPBD Gianyar, juga sedang mendekati keluarga. Agar ikut hadir saat pencarian," jelasnya. Kehadiran keluarga saat pencarian, diyakini akan memberikan petunjuk tersendiri keberadaan korban. "Meski masih syok, ya mudah-mudahan keluarga bersedia hadir. Supaya tidak salah informasi. Agar tidak dikira pencarian dihentikan total, kita tetap stand by, tetap berusaha," tegasnya.
Menurut IGN Dibya Presasta, sesuai pengalaman, kejadian orang hilang di perairan biasanya muncul ke permukaan pada hitungan ganjil. "Hari pertama, ketiga, lima atau tujuh. Tapi ini sampai sekarang belum ada tanda-tanda," jelasnya. Meski begitu, TRC BPBD Gianyar tetap optimis.
Ditemui terpisah di rumah duka Banjar Teruna, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, keluarga korban tampak sangat berduka. Suami korban, I Kadek Sumansa di rumahnya bersama keluarga besarnya. Senantiasa mengenakan pakaian adat. Dikatakan, kondisi anak sulungnya I Putu Kevin Ramansa yang ikut jatuh ke jurang sudah stabil. "Sudah biasa, tapi kami memang berusaha menjaga agar dia tidak trauma dengan kejadian itu," jelas Kadek Sumansa didampingi Kakak kandungnya, I Wayan Sumirat. Anak korban beberapa kali menanyakan ibunya, termasuk putri bungsunya yang masih balita. "Ya ditanya, ibu kemana. Kok belum pulang," kenangnya. Para keluarga pun sepakat menjawab bahwa ibu mereka sedang dicari dan pasti akan pulang. "Ya dijawab begitu, ibu masih dicari. Nanti pasti pulang," jelasnya. Keluarga besar yang satu rumah terdiri dari 5 KK ini pun berupaya menghibur dua buah hati ini.
Sedangkan jenazah korban Ni Ketut Rindit, saat ini masih dititipkan di ruang jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar. Pihak keluarga awalnya berencana menggelar prosesi penguburan setelah korban Ni Komang Ayu Ardani ditemukan. Namun karena hampir sepekan tidak ada tanda-tanda, keluarga akan rembuk kembali. "Awalnya ibu saya rencana diupacarai setelah ipar saya yang hilang ini ketemu. Tapi karena belum ada tanda-tanda, kami akan rembuk keluarga," jelas I Wayan Sumirat menambahkan.
Diakui, pihak keluarga sudah menempuh berbagai upaya spiritual. Bahkan cukup banyak tokoh spiritual dari berbagai wilayah ikut membantu. "Sudah semua kami upayakan. Maluasang (minta perunjuk orang pintar,Red) juga sudah berkali-kali, belum ada petunjuk," jelasnya.
Terkait upaya pencarian yang akan dihentikan, pihak keluarga berharap tetap dilanjutkan sampai korban ditemukan. "Harapan keluarga, supaya cepat ketemu dalam kondisi apapun," ujar Wayan Sumirat. *nvi
1
Komentar