Buleleng Kembali Masuk Zona Merah
Vaksinasi Pekerja Wisata Wilayah Buleleng Dimulai dari Pemuteran
SINGARAJA, NusaBali
Setelah selama 6 bulan bertahan di zona oranye (risiko sedang), Kabupaten Buleleng malah kembali naik status ke zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19.
Status zona merah ini disebabkan oleh naiknya kasus baru dan angka kematian pasien Covid-19 di Buleleng, yang berisiko terjadinya penu-laran. Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa, mengatakan status zona merah ini sesuai dengan peta risiko yang di-update Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Rabu (24/3) malam. Menurut Suyasa, ada 3 dari 14 indikator penentuan zona yang mengalami peningkatan di Gumi Panji Sakti.
Pertama, temuan kasus baru Covid-19 harian cukup tinggi, meskipun selalu diimbangi dengan banyaknya pasien yang sembuh---angka kesembuhan mencapai 89 persen. Kedua, angka kematian Covid-19 di Buleleng mencapai 4,1 persen, yang mengalami lonjakan dalam sebulan terakhir dengan 22 kasus. “Tingkat kematian pasien Covid-19 di Buleleng di atas rata-rata nasional, sehingga masuk zona merah,” jelas Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng dalam keterangan persnya di Singaraja, Kamis (25/3).
Indikator ketiga yang berpengaruh pada peningkatan status zona merah, adalah Bed Occoancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit di Buleleng yang menangani pasien Covid-19. Terakhir, posisi BOR di Buleleng di atas 70 persen.
Suyasa menyebutkan, perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit jumlahnya cukup banyak, karena bukan hanya pasien yang bergejala sedang hingga berat yang dirawat, tetapi juga pasien gejala ringan. “Harusnya, yang bergejala ringan menjalani karantina mandiri. Tapi, ada masyarakat secara psikologis tidak yakin kalau tak dirawat di rumah sakit. Ini berkontrbusi menaikkan BOR,” tandas birokrat asal Desa-/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Menurut Suyasa, kondisi ini memaksa Satgas mendorong rumah sakit untuk menambah ruang perawatan pasien Covid-19. “Selain itu, juga memperkuat komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi pasien OTG-GR agar menjalani karantian mandiri,” papar mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini.
Sekadar dicatat, per Kamis kemarin di Buleleng muncul 17 kasus baru Covid-19, selain 10 pasien sembuh. Dari 17 kasus baru tersebut, 14 orang berada di Kecamatan Buleleng, sementara sisanya masing-masing 1 orang tersebar di Kecamatan Seririt, Kecamatan Sukasada, dan Kecamatan Sawan. Sedangkan dari 10 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh kemarin, 8 orang di antaranya asal Kecamatan Buleleng, sementara sisanya masing-masing 1 orang asal Kecmatan Gerokgak dan Kecamatan Tejakula.
Hingga saat ini, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Buleleng mencapai 2.832 kasus. Dari jumlah itu, 2.525 orang di antaranya sudah berhasil sembuh, 191 orang masih dalam perawatan, dan 116 orang meninggal dunia.
Sementara itu, Kamis kemarin juga dimulai dilakukan vaksinasi pelaku pariwisata Destinasi Tempat Wisata (DTW) yang diusulkan menjadi zona hijau (bebas Covid-19). Vaksinasi diawali di DTW Batu Ampar, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak. Proses vaksinasi yang dilangsungkan di Hotel Adi Asri kemarin dipantau langsung Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, dan Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa.
Menurut Ketua PHRI Buleleleng, Dewa Ketut Suardipa, di kawasan DTW Batu Ampar keseluruhan dijatah vaksinasi 400 orang atau 20 persen dari 2.000 orang pelaku wisata. Namun, PHRI mengapresiasi Pemkab Buleleng yang memberikan prioritas pelaku pariwisata untuk menggerakkan kembali perekonomian dan pariwisata Buleleng.
“Mudah-mudahan, bisa ditambah jumlah pelaku pariwisata di Buleleng yang dapat jatah vaksinasi, terutama di kawasan timur mulai dari Pantai Penimbangan Singaraja yang merupakan kawasan wisata lokal hingga Air Sanih (Desa Bukti, Kecamatan)-Desa Tembok (Kecamatan Tejakula) dengan pasar wisatawan Rropa-nya,” harap Dewa Suardipa.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna. Dia berharap perhatian pemerintah kepada pelaku pariwisata di Buleleng tak berhenti sampai di 3 DTW untuk menciptakan green zona. “Kami berharap setelah 3 zona ini selesai proses vaksinasi, Pak Bupati segera memberikan kuota kepada pelaku pariwita Buleleng timur untuk pemerataan dan juga zona hijau wisata semakin banyak di Buleleng,” tegas Sekretaris DPC PDIP Buleleng ini. *k23
Komentar