Sering Kemalingan, Pedagang Protes Pengelola Pasar
NEGARA, NusaBali
Para pedagang di Pasar Senggol Pekutatan, Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, belakangan resah.
Pasalnya, sudah berungkali terjadi kemalingan di area pasar setempat. Para pedagang menuntut tanggungjawab pengelola pasar agar meningkatkan keamanan di area pasar.
Salah seorang pedagang, Mashudin, Kamis (25/3), mengatakan kehilangan barang-barang di pasar setempat, terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Dirinya sudah kehilangan dua buah tabung gas ukuran 3 kilogram (kg). "Pedagang lain juga sama. Ada yang kehilangan tabung gas, kursi, uang. Bahkan ada kunci showchas yang di jebol, sampai kehilangan pentol bakso. Hampir setiap minggu ada yang kehilangan," ujar pedagang angsle dari Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan ini.
Mashudin menilai, seringnya kemalingan di pasar setempat karena tidak ada petugas keamanan khusus di Pasar Senggol. Kehilangan tidak hanya dialami pedagang di los. Namun juga pedagang yang menempati ruko. "Sebenarnya kita sudah sering sampaikan masalah kemanan ini, agar menjadi perhatian. Tetapi belum ada solusi. Padahal, kita di sini juga membayar retribusi," ucapnya.
Tuntutan agar pengelola meningkatkan keamanan di Pasar Senggol ini, juga sempat dirapatkan pedagang bersama koordinator pasar, Rabu (24/3) malam. Namun dalam pertemuan tersebut, juga tidak ada solusi. Pedagang yang berharap ada petugas keamanan tersendiri di pasar setempat, tidak dapat dipenuhi. Karena dari pengelola pasar menyatakan, jika petugas keamanan di Pasar Senggol Pekutatan ini, masih menjadi satu dengan petugas keamanan Pasar Umum Pekutatan yang lokasinya berada di seberang. “Petugas keamanan tidak ada yang khusus di senggol ini. Petugasnya bolak-balik ke timur (ke Pasar Umum Pekutatan). Dari pertemuan kemarin malam, kita yang berharap ada solusi. Solusinya diserahkan kembali ke pedagang," ujar I Wayan Jana, suami salah seorang pedagang di Pasar Senggol Pekutatan, yang juga warga di Banjar Pasar ini.
Menurut Jana, selain membayar retribusi, 21 pedagang di Pasar Senggol Pekutatan ini, juga sering berswadaya untuk melengkapi fasilitas di pasar setempat. Seperti yang terkahir, pedagang berswadaya untuk memasang lampu penerangan. Kini, masalah kebutuhan penjaga ataupun harapan dipasang CCTV di pasar setempat yang dibebankan kepada pedagang, tentunya akan semakin memberatkan. "Padahal ini kan tempat umum. Di mana tanggungjawab pengelola? Sedangkan kita ada bayar retribusi. Setiap hari pedagang di los bayar Rp 1.000 dan yang di ruko Rp 3.000. Masak sekarang harus urunan lagi melimpahkan ke pedagang. Tentu sangat memberatkan. Apalagi saat situasi pandemi sekarang, sangat sepi," ujar Jana.
Kepala Dinas Koperasi dan Usah Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana I Komang Agus Adinata, Kamis kemarin, mengatakan, belum menerima laporan terkait persoalan di Pasar Senggol Pekutatan itu. Menurutnya, untuk pengelolaan pasar senggol itu, tidak tersendiri. Tetapi menjadi satu dengan pengelolaan Pasar Umum Pekutatan. "Petugas keamanannya juga jadi satu. Ada dua orang (petugas keamanan), bergantian," ujarnya.
Berkenaan tuntutan sejumlah pedagang agar disediakan petugas keamanan khusus di pasar senggol setempat, kata Agus Adinata, perlu dikaji lebih lanjut. Namun untuk masalah keamanan, adalah tanggungjawab bersama, termasuk partisipasi pedagang. "Retribusi yang dipungut selama ini, kan bukan termasuk itu. Maka perlu bersama-sama, karena (pengelolaan) di sana masih jadi satu. Kita juga memerlukan anggaran, kalau untuk jaga rutin satu orang satu lokasi," ucapnya. *ode
Komentar