Pangdam IX Udayana Ajak Bumikan Konservasi
Lepas 25 Ekor Tukik di Pantai Penimbangan
SINGARAJA, NusaBali
Panglima Komandan (Pangdam) IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak melepas tukik di kawasan konservasi Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Kamis (25/3) pagi.
Lewat kegiatan ini, Pangdam Maruli mengajak membumikan kegiatan konservasi untuk kondisi lingkungan yang semakin baik. Pelepasliaran tukik ini merupakan salah satu kegiatan Pangdam Maruli selama agenda kunjungan ke wilayah Buleleng. Dalam kegiatan itu, Pangdam Maruli didampingi Camat Buleleng Nyoman Riang Pustaka, Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armada, dan Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana.
Sedikitnya 25 ekor tukik hasil penangkaran Pokmaswas Penimbangan Lestari dilepasliarkan ke habitat aslinya. Pangdam Maruli mengapresiasi kepedulian masyarakat pesisir Penimbangan menjaga lingkungannya dengan membangun pusat penangkaran telur penyu. Hal ini disebut sebagai upaya pelestarian ekosistem bawah laut.
Pangdam Maruli mengajak membumikan gerakan seperti ini. Dengan semakin banyak masyarakat melakukan upaya positif, kondisi lingkungan akan semakin baik ke depan. "Mari terus meningkatkan kepedulian lingkungan. Menurut saya, semakin banyak melakukan seperti bidang konservasi laut, dan sektor lain, maka kondisi lingkungan kita akan semakin baik," katanya.
Sementara itu, Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana mengatakan, kunjungan Pangdam IX Udayana ini menjadi momentum positif untuk mengenalkan kegiatan konservasi laut yang dirintisnya selama hampir 6 tahun ini. Ini penting karena konservasi sendiri tidak bisa hanya dilakukan oleh kelompok tertentu saja, namun memerlukan dukungan dari pihak-pihak lain.
Dia menambahkan, sejak September 2020 lalu hingga sekarang, aktivitas penangkaran telur belum begitu banyak. Hal ini karena belum memasuki musim bertelur bagi penyu dewasa. "Biasanya bulan Juni masuk masa penyu bertelur hingga Agustus. Selama masa puncak itu akan mulai banyak penyu dewasa yang naik ke daratan untuk bertelur," beber Gede Wiadnyana. *m
Sedikitnya 25 ekor tukik hasil penangkaran Pokmaswas Penimbangan Lestari dilepasliarkan ke habitat aslinya. Pangdam Maruli mengapresiasi kepedulian masyarakat pesisir Penimbangan menjaga lingkungannya dengan membangun pusat penangkaran telur penyu. Hal ini disebut sebagai upaya pelestarian ekosistem bawah laut.
Pangdam Maruli mengajak membumikan gerakan seperti ini. Dengan semakin banyak masyarakat melakukan upaya positif, kondisi lingkungan akan semakin baik ke depan. "Mari terus meningkatkan kepedulian lingkungan. Menurut saya, semakin banyak melakukan seperti bidang konservasi laut, dan sektor lain, maka kondisi lingkungan kita akan semakin baik," katanya.
Sementara itu, Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana mengatakan, kunjungan Pangdam IX Udayana ini menjadi momentum positif untuk mengenalkan kegiatan konservasi laut yang dirintisnya selama hampir 6 tahun ini. Ini penting karena konservasi sendiri tidak bisa hanya dilakukan oleh kelompok tertentu saja, namun memerlukan dukungan dari pihak-pihak lain.
Dia menambahkan, sejak September 2020 lalu hingga sekarang, aktivitas penangkaran telur belum begitu banyak. Hal ini karena belum memasuki musim bertelur bagi penyu dewasa. "Biasanya bulan Juni masuk masa penyu bertelur hingga Agustus. Selama masa puncak itu akan mulai banyak penyu dewasa yang naik ke daratan untuk bertelur," beber Gede Wiadnyana. *m
Komentar