Internal Fraksi PDIP Tabanan Bergejolak
Masing-masing anggota Fraksi PDIP mendapat jatah hibah bansos Rp 500 juta, namun dipangkas untuk Ketua DPC PDIP Tabanan sebesar Rp 50 juta.
TABANAN, NusaBali
Terungkap sudah penyebab molornya sidang paripurna DPRD Tabanan yang molor hampir 3 jam, Rabu (30/11). Penyebabnya ada instruksi Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan I Nyoman ’Komet’ Arnawa kepada anggotanya untuk membatalkan sidang paripurna. Alasannya, ada angka pada hibah bansos untuk eksekutif yang belum serasi. Gara-gara hibah bansos ini pula internal Fraksi PDIP DPRD Tabanan bergolak.
Sumber di internal Fraksi PDIP DPRD Tabanan mengatakan, Ketua DPC PDIP Tabanan meminta jatah dana hibah sebesar Rp 5 Miliar. Namun sumber dana tak mencukupi sehingga hanya diberi anggaran Rp 2 Miliar. Anggaran Rp 2 Miliar inilah yang disebut belum serasi. Sehingga minta tambahan lagi, namun hanya dapat disisir dana lagi Rp 1 Miliar sehingga Ketua DPC PDIP Tabanan yang notabene Wakil Bupati Tabanan mendapat jatah Rp 3 Miliar. “Anggaran itu dikatakan belum sesuai. Jatah dana hibah bansos anggota fraksi PDIP mau dipangkas masing-masing Rp 50 juta lagi,” ungkap sumber yang namanya minta dirahasiakan, Kamis (1/12).
Menurut sumber di lapangan, pemangsakan dana hibah bansos Rp 50 juta per anggota dinilai tak etis. Sebaliknya, induk partai harus memperjuangkan dana hibah yang besar kepada anggotanya. Sebab dana hibah bansos itu akan disalurkan ke masyarakat. Ia pun menyebut sepanjang sejarah baru kali ini Ketua DPC PDIP Tabanan ’sunat’ jatah hibah bansos anggotanya. “Karena persoalan dana hibah bansos inilah Ketua Fraksi PDIP kirim pesan ke anggota untuk batalkan sidang paripurna,” imbuh sumber.
Terpisah, Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan, Nyoman Komet Arnawa tak membantah perintahkan anggotanya batalkan sidang paripurna dengan agenda penetapan 5 Ranperda. Menurut Komet, angka pada anggaran khususnya untuk eksekutif yakni Bupati dan Wakil Bupati Tabanan tidak serasi alias timpang. “Semestinya dana hibah eksekutif yakni Bupati dan Wakil Bupati yang notabene Ketua DPC PDIP Tabanan sesuai dengan slogan serasi,” dalih Komet yang juga menjabat Sekretaris DPC PDIP Tabanan.
Komet membantah jika melakukan pemangkasan dana hibah bansos kepada 22 anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan. Namun itu bentuk kepedulian kader banteng terhadap induk partai. “Ga ada instruksi pemangkasan. Tapi ini bentuk kepedulian kader,” tandas politisi muda asal Desa Mengesta Kecamatan Penebel ini. Dikatakan, Ketua DPC PDIP Tabanan adalah juga Wabup Tabanan sehingga punya konstituen. “Anggaran eksekutif kita selaraskan biar serasi,” tegas Komet.
Terpisah, Ketua DPRD Tabanan Ketut ‘Boping’ Suryadi mengakui sidang paripurna nyaris batal karena ada urusan Bupati dan Wakil Bupati Tabanan belum tuntas. Sehingga Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan perintahkan sidang paripurna ditunda. “Sebagai anggota kami menuruti perintah,” aku Boping. Terkait dum-duman dana hibah per anggpta Fraksi PDIP DPRD Tabanan sebesar Rp 500 juta per orang diakui anggota menyetujuinya dalam rapat internal PDIP. “Saya ngga ikut rapat. Yang saya tahu hanya lisan ketua fraksi meminta kebaikan anggotanya. Dan saya dengar anggota fraksi mengiyakan,” tandas Boping. * k21
Sumber di internal Fraksi PDIP DPRD Tabanan mengatakan, Ketua DPC PDIP Tabanan meminta jatah dana hibah sebesar Rp 5 Miliar. Namun sumber dana tak mencukupi sehingga hanya diberi anggaran Rp 2 Miliar. Anggaran Rp 2 Miliar inilah yang disebut belum serasi. Sehingga minta tambahan lagi, namun hanya dapat disisir dana lagi Rp 1 Miliar sehingga Ketua DPC PDIP Tabanan yang notabene Wakil Bupati Tabanan mendapat jatah Rp 3 Miliar. “Anggaran itu dikatakan belum sesuai. Jatah dana hibah bansos anggota fraksi PDIP mau dipangkas masing-masing Rp 50 juta lagi,” ungkap sumber yang namanya minta dirahasiakan, Kamis (1/12).
Menurut sumber di lapangan, pemangsakan dana hibah bansos Rp 50 juta per anggota dinilai tak etis. Sebaliknya, induk partai harus memperjuangkan dana hibah yang besar kepada anggotanya. Sebab dana hibah bansos itu akan disalurkan ke masyarakat. Ia pun menyebut sepanjang sejarah baru kali ini Ketua DPC PDIP Tabanan ’sunat’ jatah hibah bansos anggotanya. “Karena persoalan dana hibah bansos inilah Ketua Fraksi PDIP kirim pesan ke anggota untuk batalkan sidang paripurna,” imbuh sumber.
Terpisah, Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan, Nyoman Komet Arnawa tak membantah perintahkan anggotanya batalkan sidang paripurna dengan agenda penetapan 5 Ranperda. Menurut Komet, angka pada anggaran khususnya untuk eksekutif yakni Bupati dan Wakil Bupati Tabanan tidak serasi alias timpang. “Semestinya dana hibah eksekutif yakni Bupati dan Wakil Bupati yang notabene Ketua DPC PDIP Tabanan sesuai dengan slogan serasi,” dalih Komet yang juga menjabat Sekretaris DPC PDIP Tabanan.
Komet membantah jika melakukan pemangkasan dana hibah bansos kepada 22 anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan. Namun itu bentuk kepedulian kader banteng terhadap induk partai. “Ga ada instruksi pemangkasan. Tapi ini bentuk kepedulian kader,” tandas politisi muda asal Desa Mengesta Kecamatan Penebel ini. Dikatakan, Ketua DPC PDIP Tabanan adalah juga Wabup Tabanan sehingga punya konstituen. “Anggaran eksekutif kita selaraskan biar serasi,” tegas Komet.
Terpisah, Ketua DPRD Tabanan Ketut ‘Boping’ Suryadi mengakui sidang paripurna nyaris batal karena ada urusan Bupati dan Wakil Bupati Tabanan belum tuntas. Sehingga Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan perintahkan sidang paripurna ditunda. “Sebagai anggota kami menuruti perintah,” aku Boping. Terkait dum-duman dana hibah per anggpta Fraksi PDIP DPRD Tabanan sebesar Rp 500 juta per orang diakui anggota menyetujuinya dalam rapat internal PDIP. “Saya ngga ikut rapat. Yang saya tahu hanya lisan ketua fraksi meminta kebaikan anggotanya. Dan saya dengar anggota fraksi mengiyakan,” tandas Boping. * k21
1
Komentar