Pandemi. ODGJ di Tabanan Bertambah
Khusus pasien baru yang terdata meningkat sejak pandemi karena masalah ekonomi.
TABANAN, NusaBali
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Tabanan meningkat sejak ‘musim’ pandemi Covid-19. Data Desember 2020, terdata 660 ODGJ, kini bertambah menjadi 797 orang. Mereka terdata dari rutinnya berobat ke Puskesmas. Penyebab ODGJ di Tabanan meningkat karena masalah ekonomi.
Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan mengakui, tahun 2021 ODGJ di Tabanan bertambah. Sebelumnya dari 660 ODGJ, kini bertambah 137 orang hingga menjadi 797 orang. "Penambahan jumlah ODGJ ini terlacak di Puskesmas, tempat mereka berobat," ujarnya, Minggu (28/3).
Kata dia, dari data rutin berobat ke Puskemas, khusus pasien baru yang terdata meningkat sejak pandemi karena masalah ekonomi. "Seiring dengan tambahan pasien baru, ada juga pasien sembuh. Sembuh dalam artian bukan kembali normal, sulit kita bilang sembuh total karena ini masalah mental," tegasnya.
Jelas Gunawan, bagi pasien yang kumat atau pun pasien baru, rujukan pertama penanganan ODGJ pertama ada di Puskesmas. Karena sekarang telah terbentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM). Tim ini beranggotakan Dinas Sosial, kepolisian, Satpol PP, Dinas Kesehatan, dan BRSU Tabanan. "Rujukan pertama penanganan ODGJ ada di Puskesmas. Ketika sudah tenang dibawa pulang. Apabila perlu rujukan, mereka dikirim ke RSJ Bali di Bangli," beber Gunawan.
Dia menambahkan, kini Dinas Sosial Tabanan tengah mengupayakan ODGJ yang belum memiliki KIS (Kartu Indonesis Sehat) sebagai jaminan berobat selama menjalani perawatan di RSJ. Karena sekarang disinyalir banyak ODGJ yang belum memiliki KIS. Hanya saja, Gunawan sendiri belum bisa menyebutkan jumlah ODGJ yang belum memiliki KIS. "Jumlah ini, kami belum tahu karena masih didata. Yang belum punya KIS akan kami fasilitasi agar KIS segera diterbitkan," tandas mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tabanan ini. *des
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Tabanan meningkat sejak ‘musim’ pandemi Covid-19. Data Desember 2020, terdata 660 ODGJ, kini bertambah menjadi 797 orang. Mereka terdata dari rutinnya berobat ke Puskesmas. Penyebab ODGJ di Tabanan meningkat karena masalah ekonomi.
Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan mengakui, tahun 2021 ODGJ di Tabanan bertambah. Sebelumnya dari 660 ODGJ, kini bertambah 137 orang hingga menjadi 797 orang. "Penambahan jumlah ODGJ ini terlacak di Puskesmas, tempat mereka berobat," ujarnya, Minggu (28/3).
Kata dia, dari data rutin berobat ke Puskemas, khusus pasien baru yang terdata meningkat sejak pandemi karena masalah ekonomi. "Seiring dengan tambahan pasien baru, ada juga pasien sembuh. Sembuh dalam artian bukan kembali normal, sulit kita bilang sembuh total karena ini masalah mental," tegasnya.
Jelas Gunawan, bagi pasien yang kumat atau pun pasien baru, rujukan pertama penanganan ODGJ pertama ada di Puskesmas. Karena sekarang telah terbentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM). Tim ini beranggotakan Dinas Sosial, kepolisian, Satpol PP, Dinas Kesehatan, dan BRSU Tabanan. "Rujukan pertama penanganan ODGJ ada di Puskesmas. Ketika sudah tenang dibawa pulang. Apabila perlu rujukan, mereka dikirim ke RSJ Bali di Bangli," beber Gunawan.
Dia menambahkan, kini Dinas Sosial Tabanan tengah mengupayakan ODGJ yang belum memiliki KIS (Kartu Indonesis Sehat) sebagai jaminan berobat selama menjalani perawatan di RSJ. Karena sekarang disinyalir banyak ODGJ yang belum memiliki KIS. Hanya saja, Gunawan sendiri belum bisa menyebutkan jumlah ODGJ yang belum memiliki KIS. "Jumlah ini, kami belum tahu karena masih didata. Yang belum punya KIS akan kami fasilitasi agar KIS segera diterbitkan," tandas mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tabanan ini. *des
1
Komentar