Komunitas Sosial Bantu Biaya Bayi Hirschsprung
Dua Hari, Terkumpul Rp 64 Juta
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah komunitas dan yayasan sosial di Bali bahu membahu halang donasi untuk bantu biaya operasi bayi hirschsprung asal Banjar Tangeb, Desa Banjar Tegaha, Kecamatan Banjar, Buleleng, Ketut Adi Sri Karlida.
Dalam dua hari sejak Jumat (26/3), telah terhimpun dana Rp 64 juta untuk bayi berusia 3 bulan ini. Uang donasi Rp 64 juta itu sudah diserahkan secara simbolis kepada orangtua bayi hirshsprung, pasangan Ketut Budayasa, 40, dan Sang Ayu Komang Sugiani, 37, Minggu (28/3) pagi pukul 10.00 Wita. Uang tersebut diserahkan oleh perwakilan dari Yayasan Anger Heart, Komunitas Peduli Sosial (Kopas), Korek Api, dan Yayasan Sahabat Peduli Kasih (YSPK) saat menjenguk bayi malang tersebut di Ruang NICU RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja.
Ketua Kopas, Putu Aris Maharta, mengatakan pengumpulan donasi oleh sejumlah komunitas dan yayasan sosial di Bali ini dibuka sejak Jumat malam. Kopas awalnya memposting kendala yang dialami si bayi malang dengan kondisi ekonomi orangtuanya yang hanya bekerja sebagai tukang kayu dan memerlukan biaya operasi cukup besar. Lagipula, bayi Ketut Adi Sri Karlida merupakan anak keempat dari pasutri Ketut Budayasa-Sang Ayu Komang Sugiani yang belum masuk tanggungan jaminan kesehatan, sehingga dirawat di rumah sakit dalam status sebagai pasien umum.
“Kepedulian masyarakat untuk membantu sesama sangat besar. Kami hanya sebagai jembatan saja. Jumat malam saya posting pertama. Malam itu juga sudah terkumpul Rp 10 juta, terus bertambah termasuk yang dikumpulkan komunitas dan yayasan lain. Sehingga hari ini (kemarin) kami serahkan secara simbolis kepada orangtua bayi,” ujar Putu Aris Maharta.
Menurut Putu Aris, dari Kopas sendiri terhimpun donasi sebesar Rp 49.400.000 atau Rp 49 juta, dengan penyerahan simbolis Rp 50 juta. Selain itu, juga ada donasi yang dikumpulkan Yayasan Angel Heart sebanyak Rp 8,27 juta, Korek Bali sebesar Rp 3,25 juta, dan YSPK sebesar Rp 3,10 juta. Walhasil, total donasi yang terkumpul sebesar Rp 64,02 juta.
Putu Aris menyebutkan, donasi yang terkumpul akan dibayarkan langsung kepada RSUD Buleleng setelah dilakukan penanganan. “Kalau jumlahnya melebihi biaya operasi, kami akan support penuh dan nanti kami yang langsung membayarkan kepada pihak rumah sakit untuk mempertanggungjawabkan ke donatur,” katanya.
Bantuan dari semua donatur yang sudah menyisihkan rezekinya untuk bayi Sri Kalinda, lanjut Putu Aris, diharapkannya dapat meringankan beban orangtua si bayi hirschsprung---yang mengalami kelainan usus besar hingga perut kembung dan tak bisa buang air besar---tersebut. “Mudah-mudahan bayinya segera membaik, dapat dilakukan penangnanan, jalan kesembuhan,” harap Putu Aris.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, mengatakan kondisi bayi Sri Karlinda hmasih kritis ingga Minggu kemarin. Belum ada perkembangan berarti. “Kondisinya masih sama seperti kemarin. Kami sejauh ini belum mengeluarkan jadwal operasi, karena kondisi bayi tidak memungkinkan. Masih harus menunggu kondisinya stabil dulu,” kata dokter spesialis penyakit dalam ini saat dikonfirmasi terpisah di Singaraja, Minggu kemarin.
Bayi Ketut Sri Kalinda sendiri, sebagaimana diberitakan, mendadak viral karena terlahir dengan hirschsprung dan memerlukan penanganan intensif. Hanya saja kondisi orangtuanya yang keseharian hanya sebagai tukang kayu tak dapat dapat memenuhi biaya penanganan penyakit anaknya yang harus dioperasi dengan biaya besar.
Bayi Sri Karlinda yang kini berusia 3 bulan, diketahui mengalami kelainan usus besar ketika berumur 10 hari. Ibunya mulai bingung menangani si bayi yang perutnya kembung saban hari. Kondisi itu semakin parah menginjak umur 1,5 bulan, karena bayi malang ini tak bisa buang air besar. Akhirnya, bayi hirschsprung ini dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja, Kamis (25/3). *k23
Komentar