Petani di Pegunungan Tanam Alpukat
AMLAPURA, NusaBali
Petani di kawasan pegunungan Desa Menanga, Desa Besakih, dan Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem ramai-ramai tanam alpukat.
Informasi yang mereka dapatkan, pangsa pasar alpukat cerah karena dimanfaatkan untuk minuman dan kosmetik. Petani di tiga desa ini mulai tanam alpukat sejak 10 bulan lalu. Ketua Sub Terminal Agrobisnis, I Gusti Ngurah Alit, mengungkapkan alpukat cocok untuk daerah di ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Para petani di Desa Menanga, Desa Besakih, dan Desa Pempatan mendatangkan bibit unggul dari Malang, Jawa Timur. Harga bibit Rp 60.000 hingga Rp 100.000 per pohon untuk tinggi 1,5 meter berumur 1 tahun. “Sesuai perkiraan, umur tiga tahun mulai bisa panen. Buah alpukat untuk ekspor ke China,” ungkap I Gusti Ngurah Alit, Senin (29/3).
Jarak tanam tiap 5 meter, panen pertama diperkirakan tiap pohon mampu menghasilkan 10 kilogram. “Sudah ada order dari China, telah dikirim fasilitas untuk kirim dengan syarat ukuran buah alpukat sama,” katanya. I Gusti Ngurah Alit mengungkapkan, sesuai penjelasan petugas Dinas Kesehatan, buah alpukat mengandung nutrisi tinggi, meningkatkan kesehatan mata, menjaga kesehatan jantung, mencegah osteoporosis, mengandung kalium, menjaga kesehatan ibu hamil, menurunkan risiko depresi, menjaga kesehatan otak, dan lain-lain.
Salah seorang petani, Jro Mangku Madia mengatakan tanaman alpukat yang ditanam baru setinggi 1 meter. Cara tanam cukup mudah, awal saja beri 2 kilogram pupuk kandang di tiap lubang, selanjutnya tinggal memantau perkembangannya. “Nanti nilai jual dari petani Rp 5.000 per kilogram,” jelasnya. Terpisah, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Karangasem, Putu Suarjana, mengaku belum pernah ada pengajuan pembinaan pengembangan tanaman alpukat dari kelompok tani. “Kami siap membantu jika kelompok tani memerlukan, bahkan siap mengalokasikan bibit,” jelas Putu Suarjana. *k16
1
Komentar