Terpental Usai Nyalip, Guru Olahraga Tewas Dilindas Truk Tronton
Kecelakaan Maut di Jalur Denpasar-Gilimanuk Kawasan Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kerambitan
Korban I Made Mustika, yang kesehariannya menjadi guru olahraga di SDN 1 Batungsel, sempat terseret bersama motornya sebelum kemudian terpental hingga tewas dilindas Truk Tronton
TABANAN, NusaBali
Kematian tragis menimpa I Made Mustika, 51, guru olahraga SDN 1 Batungsel, Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Guru berusia 51 tahun ini tewas terlindas Truk Tronton dalam kecelakaan lalulintas di Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk kawasan Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Selasa (30/3) pagi sekitar pukul 10.30 Wita.
Informasi di lapangan, saat musibah maut terjadi kemarin pagi, korban I Made Mustika naik motor Honda Supra X bernopol DK 6409 CY, yang melaju kencang dari arah barat (Gilimanuk). Pas memasuki lokasi TKP di jalan lurus datar sekitar perempatan Banjar Penyalin, Desa Samsam, motor korban berusaha menyalip Truk Tronton bernopol T 6384 NL yang melju pelan di depannya.
Apes, motor korban yang menyalip dari arah kiri seketika oleng tanpa kendali, karena jalan licin akibat pasir berserakan. Kmudian, stang bagian kanan motor Supra X bernopol DK 6409 CY yang ditunggangi korban Made Mustika menyenggol bodi Truk Tronton bagian kiri.
Walhasil, korban Made Mustika bersama motornya sempat terseret Truk Tronton T 6384 NL yang dikemudikan Jaenalbin Suharso, 44, sopir asal Karawang, Jawa Barat. Kemudian, motornya jatuh terpental ke kiri, sementara korban Made Mustika jatuh ke kanan hingga kepalanya tergilas truk. Guru asal Banjar Batungsel Kelod, Desa Batungsel, Keca-matan Pupuan ini pun langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP dalam kondisi kepala pecah.
Terungkap, sebelum kecelakaan maut ini, Truk Tronton T 6384 NL yang melaju dari arah barat awalnya mengutangi kecepatan, karena tiba-tiba melihat ada mobil Kijang memotong jalur dari arah selatan menuju utara. Nah, saat Truk Tronton melaju pelan, motor Supra X bernopol DK 6409 CY yang ditunggangi korban Made Mustika menyalip dari arah kiri, hingga terjadilah kevcelakaan maut.
Kecelakaan maut yang merenggut nyawa guru olahraga ini sempat membuat arus kendaraan dari dua arah macet total di sekitar lokasi TKP. Kemacetan baru terurai setelah jasad korban Made Mustika dievakuasi dari TKP dan dibawa ke Ruang Jenazah BRSUD Tabanan.
Jajaran kepolisian dari Polsek Kerambitan dan Polres Tabanan suah turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi-saksi, dan mengevakuasi jasad korban, selain juga mengamankan sopir Truk Tronton, Jaenalbin Suharso.
"Berdasarkan hasil olah TKP, kecelakaan maut ini terjadi karena kelalaian pengendara motor (korban Made Mustika), selain faktor jalan licin akibat ada material pasir. Saat melintasi jalan licin, korban terpeleset jatuh hingga terseret Truk Tronton,” ungkap Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Ni Putu Wila Indrayani.
Menurut AKP Ni Putu Wila, sopir Truk Tronton, Jaenalbin Suharso, sudah dibawa ke Mapolres Tabanan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sedangkan Truk Tronton yang dikemudikannya diarahkan parkir ke Terminal Pesiapan Tabanan. Hingga kemarin sore, belum ada penetapan tersangka dalam kecelakaan maut ini. "Sopir Truk Tronton masih kami mintai keterangannya,” jelas AKP Ni Putu Wila.
Sementara itu, pemandangan pilu terlihat di depan Ruang Jenazah BRSUD Tabanan, Selasa siang, di mana keluarga korban Made Mustika amat terpukul atas musibah maut tersebut. Pantauan NusaBali, istri korban yakni Ni Ketut Lestari, 50, bersama anaknya tidak kuasa menahan tangis.
Menurut keterangan keponakan korban Made Mustika, yakni I Gede Arimbawa, saat musibah terjadi kemarin pagi, pamannya yang jadi guru olahraga di SDN 1 Batungsel tersebut dalam perjalanan ke Kota Tabanan. Tujuannya, untuk melaporkan pajak.
"Paman saya berangkat ke Tabanan hendak melaporkan pajak. Sebelum berangkat, sempat minta izin dari rumah," papar Gede Arimbawa di BRSUD Tabanan kemarin.
Arimbawa menyebutkan, kecelakaan maut yang merenggut nyawa pamannya itu diketahui pihak keluarga dari informasi radio amatir (brik). Awalnya, keluarga tidak percaya. Setelah dicek kebenarannya, barulah mereka meluncur ke BRSUD Tabanan.
Menurut Arimbawa, almarhum Made Mustika kesehariannya memang menjadi guru olahraga di SDN 1 Batungsel. "Paman saya berstatus guru PNS, bertugas sebagai guru olahraga di SDN 1 Batungsel," katanya.
Korban Made Mustika sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Ketut Lastri dan dua anak (masing-masing laki dan perempuan). Jenazah Made Mustika sudah dibawa pulang keluarganya dari BRSUD Tabanan. Hingga Selasa malam, jenazah masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Batungsel Kelod, Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, sembaru menunggu dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman. *des
Kematian tragis menimpa I Made Mustika, 51, guru olahraga SDN 1 Batungsel, Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Guru berusia 51 tahun ini tewas terlindas Truk Tronton dalam kecelakaan lalulintas di Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk kawasan Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Selasa (30/3) pagi sekitar pukul 10.30 Wita.
Informasi di lapangan, saat musibah maut terjadi kemarin pagi, korban I Made Mustika naik motor Honda Supra X bernopol DK 6409 CY, yang melaju kencang dari arah barat (Gilimanuk). Pas memasuki lokasi TKP di jalan lurus datar sekitar perempatan Banjar Penyalin, Desa Samsam, motor korban berusaha menyalip Truk Tronton bernopol T 6384 NL yang melju pelan di depannya.
Apes, motor korban yang menyalip dari arah kiri seketika oleng tanpa kendali, karena jalan licin akibat pasir berserakan. Kmudian, stang bagian kanan motor Supra X bernopol DK 6409 CY yang ditunggangi korban Made Mustika menyenggol bodi Truk Tronton bagian kiri.
Walhasil, korban Made Mustika bersama motornya sempat terseret Truk Tronton T 6384 NL yang dikemudikan Jaenalbin Suharso, 44, sopir asal Karawang, Jawa Barat. Kemudian, motornya jatuh terpental ke kiri, sementara korban Made Mustika jatuh ke kanan hingga kepalanya tergilas truk. Guru asal Banjar Batungsel Kelod, Desa Batungsel, Keca-matan Pupuan ini pun langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP dalam kondisi kepala pecah.
Terungkap, sebelum kecelakaan maut ini, Truk Tronton T 6384 NL yang melaju dari arah barat awalnya mengutangi kecepatan, karena tiba-tiba melihat ada mobil Kijang memotong jalur dari arah selatan menuju utara. Nah, saat Truk Tronton melaju pelan, motor Supra X bernopol DK 6409 CY yang ditunggangi korban Made Mustika menyalip dari arah kiri, hingga terjadilah kevcelakaan maut.
Kecelakaan maut yang merenggut nyawa guru olahraga ini sempat membuat arus kendaraan dari dua arah macet total di sekitar lokasi TKP. Kemacetan baru terurai setelah jasad korban Made Mustika dievakuasi dari TKP dan dibawa ke Ruang Jenazah BRSUD Tabanan.
Jajaran kepolisian dari Polsek Kerambitan dan Polres Tabanan suah turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi-saksi, dan mengevakuasi jasad korban, selain juga mengamankan sopir Truk Tronton, Jaenalbin Suharso.
"Berdasarkan hasil olah TKP, kecelakaan maut ini terjadi karena kelalaian pengendara motor (korban Made Mustika), selain faktor jalan licin akibat ada material pasir. Saat melintasi jalan licin, korban terpeleset jatuh hingga terseret Truk Tronton,” ungkap Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Ni Putu Wila Indrayani.
Menurut AKP Ni Putu Wila, sopir Truk Tronton, Jaenalbin Suharso, sudah dibawa ke Mapolres Tabanan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sedangkan Truk Tronton yang dikemudikannya diarahkan parkir ke Terminal Pesiapan Tabanan. Hingga kemarin sore, belum ada penetapan tersangka dalam kecelakaan maut ini. "Sopir Truk Tronton masih kami mintai keterangannya,” jelas AKP Ni Putu Wila.
Sementara itu, pemandangan pilu terlihat di depan Ruang Jenazah BRSUD Tabanan, Selasa siang, di mana keluarga korban Made Mustika amat terpukul atas musibah maut tersebut. Pantauan NusaBali, istri korban yakni Ni Ketut Lestari, 50, bersama anaknya tidak kuasa menahan tangis.
Menurut keterangan keponakan korban Made Mustika, yakni I Gede Arimbawa, saat musibah terjadi kemarin pagi, pamannya yang jadi guru olahraga di SDN 1 Batungsel tersebut dalam perjalanan ke Kota Tabanan. Tujuannya, untuk melaporkan pajak.
"Paman saya berangkat ke Tabanan hendak melaporkan pajak. Sebelum berangkat, sempat minta izin dari rumah," papar Gede Arimbawa di BRSUD Tabanan kemarin.
Arimbawa menyebutkan, kecelakaan maut yang merenggut nyawa pamannya itu diketahui pihak keluarga dari informasi radio amatir (brik). Awalnya, keluarga tidak percaya. Setelah dicek kebenarannya, barulah mereka meluncur ke BRSUD Tabanan.
Menurut Arimbawa, almarhum Made Mustika kesehariannya memang menjadi guru olahraga di SDN 1 Batungsel. "Paman saya berstatus guru PNS, bertugas sebagai guru olahraga di SDN 1 Batungsel," katanya.
Korban Made Mustika sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Ketut Lastri dan dua anak (masing-masing laki dan perempuan). Jenazah Made Mustika sudah dibawa pulang keluarganya dari BRSUD Tabanan. Hingga Selasa malam, jenazah masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Batungsel Kelod, Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, sembaru menunggu dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman. *des
Komentar