Sempat Nangis Ingin Pulang Kampung
Mantan ABK asal Bima yang Ditemukan Tewas di Pelabuhan Benoa
Babe pernah bercerita sambil menangis ingin pulang ke kampung halamannya di Bima. Dia masih menunggu anaknya yang ikut kapal ikan di Benoa.
DENPASAR, NusaBali
Seorang pria asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Muhaidin alias Babe, 60, ditemukan tewas di dermaga barat Pelabuhan Benoa, Banjar Pesanggaran, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Selasa (30/3) pukul 06.00 Wita. Babe ditemukan posisi tidur tengadah pada sebuah tempat duduk di bawah pohon perindang dekat bibir dermaga.
Salah seorang pedagang yang ditemui, Rina Dewi, 40, mengatakan Babe merupakan mantan Anak Buah Kapal (ABK) di Benoa. Namun sudah sejak lama sudah tidak bekerja lagi. Sejak tiga bulan terakhir, Babe tidur di salah satu pos yang berada tak jauh dari lokasi ditemukannya tak bernyawa.
"Babe itu orangnya baik sekali. Setiap hari dia ada di sini. Dia tidur di pos ini. Dia sering bantu saya jualan. Saya kasihan sama dia. Dia tidak bekerja. Saya kasih dia makan tiap hari," ungkap pedagang asal Banyuwangi, Jawa Timur ini.
Rina mengaku kaget saat tiba di dermaga Benoa kemarin pagi untuk berjualan. "Saya dipanggil satpam mengatakan Babe meninggal. Padahal kemarin sore dia masih bercanda. Kata anak-anak dermaga, semalam dia masih ketemu," ungkap Rina.
Rina mengatakan, Babe pernah bercerita sambil menangis ingin pulang ke Bima kampung halamannya di Bima. Dia masih menunggu anaknya yang ikut kapal ikan di Benoa. Sebelum memilih untuk tinggal di pos di dermaga, Babe sempat numpang tinggal di rumah seorang pedagang yang akrab dikenal Bu Mumi.
"Sebelumnya dia sering bantu-bantu di warung Bu Mumi. Entah kenapa tiga bulan belakangan dia tidur di pos ini. Tadi saat ditemukan pakaian di tubuhnya basah. Mungkin dia meninggal sebelum hujan lebat semalam," tandasnya.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin siang mengungkapkan korban pertama kali ditemukan oleh seorang penjaga kapal bernama Fran, 59. Saksi asal Palembang yang tinggal di Jalan Raya Sesetan Gang Karyasari, Denpasar Selatan awalnya mengira korban sedang tidur.
Namun saat melihat korban, Fran merasa ada yang aneh dari cara tidur korban. Tidur dalam posisi tengadah dengan kedua kaki bergelantungan. Selain itu tampak baju dan celana korban terlihat basah. Tapi korban tidak pakai sarung. Setelah didekati dan dipanggil korban tidak merespons.
"Saat tangannya dipegang ternyata korban sudah meninggal dunia. Fran menginformasikan kejadian itu kepada orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian. Selanjutnya kejadian itu pun dilaporkan ke Polsek KP3 Benoa," ungkap Iptu Ketut Sukadi.
Menerima laporan itu anggota Polsek KP3 Benoa mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan. "Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan terhadap jenazah korban di lokasi kejadian kemudian dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar," tutur Iptu Ketut Sukadi.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek KP3 Benoa, Kompol Abdul Salim mengatakan masih melakukan penyelidikan. Hasil pemeriksaan saksi atas nama Mumi menyebutkan bahwa dua hari lalu, Minggu (28/3), Babe sempat nangis ingin pulang kampung.
"Saat itu Mumi menenangkannya dengan mengatakan nanti kalau ada kapal Pelni baru pulang ke Bima. Mumi janji akan beri ongkos untuk bayar tiket pulang. Pada saat itu korban (Babe) kasih nomor telepon keluarganya yang ada di Mataram," ungkap Kompol Abdul Salim. *pol
Seorang pria asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Muhaidin alias Babe, 60, ditemukan tewas di dermaga barat Pelabuhan Benoa, Banjar Pesanggaran, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Selasa (30/3) pukul 06.00 Wita. Babe ditemukan posisi tidur tengadah pada sebuah tempat duduk di bawah pohon perindang dekat bibir dermaga.
Salah seorang pedagang yang ditemui, Rina Dewi, 40, mengatakan Babe merupakan mantan Anak Buah Kapal (ABK) di Benoa. Namun sudah sejak lama sudah tidak bekerja lagi. Sejak tiga bulan terakhir, Babe tidur di salah satu pos yang berada tak jauh dari lokasi ditemukannya tak bernyawa.
"Babe itu orangnya baik sekali. Setiap hari dia ada di sini. Dia tidur di pos ini. Dia sering bantu saya jualan. Saya kasihan sama dia. Dia tidak bekerja. Saya kasih dia makan tiap hari," ungkap pedagang asal Banyuwangi, Jawa Timur ini.
Rina mengaku kaget saat tiba di dermaga Benoa kemarin pagi untuk berjualan. "Saya dipanggil satpam mengatakan Babe meninggal. Padahal kemarin sore dia masih bercanda. Kata anak-anak dermaga, semalam dia masih ketemu," ungkap Rina.
Rina mengatakan, Babe pernah bercerita sambil menangis ingin pulang ke Bima kampung halamannya di Bima. Dia masih menunggu anaknya yang ikut kapal ikan di Benoa. Sebelum memilih untuk tinggal di pos di dermaga, Babe sempat numpang tinggal di rumah seorang pedagang yang akrab dikenal Bu Mumi.
"Sebelumnya dia sering bantu-bantu di warung Bu Mumi. Entah kenapa tiga bulan belakangan dia tidur di pos ini. Tadi saat ditemukan pakaian di tubuhnya basah. Mungkin dia meninggal sebelum hujan lebat semalam," tandasnya.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin siang mengungkapkan korban pertama kali ditemukan oleh seorang penjaga kapal bernama Fran, 59. Saksi asal Palembang yang tinggal di Jalan Raya Sesetan Gang Karyasari, Denpasar Selatan awalnya mengira korban sedang tidur.
Namun saat melihat korban, Fran merasa ada yang aneh dari cara tidur korban. Tidur dalam posisi tengadah dengan kedua kaki bergelantungan. Selain itu tampak baju dan celana korban terlihat basah. Tapi korban tidak pakai sarung. Setelah didekati dan dipanggil korban tidak merespons.
"Saat tangannya dipegang ternyata korban sudah meninggal dunia. Fran menginformasikan kejadian itu kepada orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian. Selanjutnya kejadian itu pun dilaporkan ke Polsek KP3 Benoa," ungkap Iptu Ketut Sukadi.
Menerima laporan itu anggota Polsek KP3 Benoa mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan. "Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan terhadap jenazah korban di lokasi kejadian kemudian dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar," tutur Iptu Ketut Sukadi.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek KP3 Benoa, Kompol Abdul Salim mengatakan masih melakukan penyelidikan. Hasil pemeriksaan saksi atas nama Mumi menyebutkan bahwa dua hari lalu, Minggu (28/3), Babe sempat nangis ingin pulang kampung.
"Saat itu Mumi menenangkannya dengan mengatakan nanti kalau ada kapal Pelni baru pulang ke Bima. Mumi janji akan beri ongkos untuk bayar tiket pulang. Pada saat itu korban (Babe) kasih nomor telepon keluarganya yang ada di Mataram," ungkap Kompol Abdul Salim. *pol
1
Komentar