Kenak Medika, Lengkapi Kesiapan Ubud Menyambut Zona Hijau di Bali
Wagub Bali Cok Ace Resmikan Soft Launching Klinik Kenak Medika
GIANYAR, NusaBali.com – Seiring dengan ditetapkannya Ubud sebagai zona hijau pariwisata di Bali, bumi para seniman ini kini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan baru yang semakin menguatkan positioning Ubud menyambut rencana dibukanya kembali pariwisata Bali pada Juli 2021.
Harapan dan kebahagiaan itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat menghadiri soft launching Klinik Kenak Medika di Jalan Raya Mas Ubud, Rabu (31/3/2021).
“Ubud adalah satu di antara tiga zona yang kita siapkan selain Sanur dan Nusa Dua. Tentu saja ketersediaan layanan fasilitas kesehatan menjadi salah satu isu untuk mendukung zona yang disiapkan untuk menyambut dibukanya pariwisata Bali pada Juli mendatang,” kata Wakil Gubernur yang akrab disapa Cok Ace itu.
Tokoh Puri Ubud ini mengatakan jika Nusa Dua memiliki RS BIMC, Sanur memiliki RS Bali Mandara, maka Ubud juga menambah fasilitas kesehatan dengan hadirnya Kenak Medika yang lokasinya disebut hanya berjarak 2 kilometer dari pusat keramaian Ubud. “Ini akan semakin menambah daya tarik dan promosi untuk mendatangkan wisatawan,” kata wakil gubernur bergelar profesor ini.
Cok Ace pun memuji konsep dari Kenak Medika yang bukan semata-mata sebuah klinik atau rumah sakit melayani orang sakit. Konsep hospitality klinik yang dirancang sejak tiga tahun silam ini sejalan dengan konsep yang diusung Pemerintah Provinsi Bali tatkala mendukung lahirnya Program Studi Kedokteran di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja pada 2018. “Saya ikut bikin kurikulumnya, dan ternyata Kenak Medika sudah mewujudkannya,” puji Cok Ace.
Yang lebih membuat Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali ini senang adalah milenial-milenial berusia di bawah 35 tahun menjalankan klinik dengan kapasitas rawat inap pasien mencapai 50-52 bed ini. “Saya ucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya bagi adik-adik kita di usia bawah 35 tahun yang menjalankan Kenak Medika. Kami bangga sekali, dan Pemerintah Provinsi Bali memberikan dukungan,” kata penghobi mobil klasik ini.
Sebelumnya Direktur Kenak Medika, Gusti Indrakusuma memaparkan konsep yang diusung klinik yang dipimpinnya. Bukan hanya fasilitas di dalam klinik yang didominasi peralatan dari Jerman, namun sejak masuk ke halaman klinik, sentuhan-sentuhan khusus diperhatikan. “Begitu masuk, jalan dibuat lebar, dan tersedia tempat parkir yang luas. Kita harus membuat nyaman pasien sejak sebelum masuk gedung klinik,” kata Gusti Indrakusuma.
Sementara itu konsep di dalam gedung juga dibuat simple sehingga pasien atau pengunjung klinik terasa mudah menemukan berbagai tempat dan mengikuti alur yang disiapkan. “Bahkan untuk UGD, kami siapkan parkir valet. Jadi tidak perlu pengantar pasien masih harus direpotkan memarkir kendaraannya,” kata dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.
Sementara itu I Gusti Ngurah Agung Mahajaya sang kakak yang juga Direktur PT Bali Seroni Medika membuka rahasia lahirnya Kenak Medika sejatinya berawal saat makan malam bersama keluarga pada lima tahun silam. “Ide itu muncul lima tahun silam, kenapa kami tidak membuat sebuah klinik kesehatan,” ungkap Agung Mahajaya.
Diakui bisnis keluarga besarnya mengalami kemajuan dalam 10 tahun terakhir, yakni, pengembangan software, coworking space, hingga street food. “Akhirnya kami masuk ke hospital service karena kami juga sudah puluhan tahun berpengalaman di bidang hospitality dan bertahun-tahun berhasil meraih penghargaan service terbaik,” ujar Agung Mahajaya.
Tapi diakui bahwa bisnis klinik kesehatan yang dijalankan tak akan semata-mata hanya sebagai bisnis, namun ada keinginan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. “Visi kami menjadi pusat pelayanan kesehatan yang berguna bagi masyarakat,” tegas Agung Mahajaya. *mao
Komentar