Asprananta Siap Bali Buka Pariwisata
Kapasitas jumlah penonton berkurang, Asprananta sepakat menaikkan harga tiket
DENPASAR,NusaBali
Asosiasi Penyelenggara Tontonan Wisata (Asprananta) Bali siap beroperasi menghibur wisatawan, pasca pandemi. Kesiapan tersebut disampaikan Ketua Asprananta Bali Ida Bagus Raka Pudjana, Rabu(31/3).
Kepada NusaBali, Ida Bagus Raka Pudjana yang akrab dikenal dengan nama panggung Komang Apel, menyatakan sejak pandemi merajam otomatis anggota Asprananta tidak beroperasi lagi. Karena memang tidak ada wisatawan.
"Ini kondisi yang paling parah. Sudah setahun tidak ada pertunjukkan lagi, " ungkapnya. Sebelumnya papar Raka Pudjana, sejumlah kejadian yang berakibat terpuruk pariwisata Bali, telah dialami para penyelenggara tontonan wisata. Mulai dari bom Bali I dan II, wabah Flu Burung, beberapa kejadian gempa dahsyat di tanah air, hingga erupsi Gunung Agung September 2017 sampai awal 2018. Terakhir pandemi Covid -19, tahun 2020.
Dari serenteten peristiwa tersebut, pandemi Covid-19 yang dirasakan paling parah dampaknya, karena pengelola atau manajemen pertunjukkan terpaksa tutup.
Kini menyusul rencana pembukaan pariwisata Bali (untuk wisman), IB Raka Pudjana mengatakan Asprananta siap menggelar tontonan lagi kepada wisatawan.
Kesiapan tersebut tentu sesuai dengan syarat tatanan kehidupan era baru pasca Covid -19, yakni menerapkan protokol kesehatan/prokes.
"Itu sudah dibahas dalam rapat anggota," ucap pria yang merupakan salah seorang legenda drama gong kelahiran Banjar Ujung, Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
Ditekankan kepada anggota Asprananta agar serius mengurus dan menangani penerapan prokes. Diantaranya penyiapan tempat cuci tangan, hand sanitizer, toilet, pengaturan kursi dan lainnya yang disesuaikan dengan ketentuan prokes.
"Sudah ada dua anggota yang mengantongi sertifikat prokes," ujarnya. Diharapkan anggota lainnya melakukan pembenahan, sehingga nanti juga tersertifikasi.
Tegasnya, sertifikat prokes ini jelas penting sebagai bukti penyelenggara tontonan wisata sudah menerapkan protokol kesehatan.
Selain penerapan prokes, Asprananta juga sepakat menyesuaikan atau menaikkan harga tiket. Kenaikkan harga tiket tersebut menyusul berkurangnya kapasitas stage, karena kewajiban menjaga jarak yang merupakan penerapan prokes. Jika sebelumnya kapasitas stage misalnya 500, karena penerapan prokes berkurang separuhnya. "Harus ada solusi, sehingga tak sampai norok," ujarnya.
Untuk diketahui Asprananta merupakan asosiasi dari para penyelanggara tontonan wisata. Diantaranya tontonan cak dan barong, satu bentuk seni pertunjukkan yang disukai wisatawan yang berwisata ke Bali. Sampai saat ini ada 11 penyelenggara yang tergabung dalam wadah Asprananta. *K17
Kepada NusaBali, Ida Bagus Raka Pudjana yang akrab dikenal dengan nama panggung Komang Apel, menyatakan sejak pandemi merajam otomatis anggota Asprananta tidak beroperasi lagi. Karena memang tidak ada wisatawan.
"Ini kondisi yang paling parah. Sudah setahun tidak ada pertunjukkan lagi, " ungkapnya. Sebelumnya papar Raka Pudjana, sejumlah kejadian yang berakibat terpuruk pariwisata Bali, telah dialami para penyelenggara tontonan wisata. Mulai dari bom Bali I dan II, wabah Flu Burung, beberapa kejadian gempa dahsyat di tanah air, hingga erupsi Gunung Agung September 2017 sampai awal 2018. Terakhir pandemi Covid -19, tahun 2020.
Dari serenteten peristiwa tersebut, pandemi Covid-19 yang dirasakan paling parah dampaknya, karena pengelola atau manajemen pertunjukkan terpaksa tutup.
Kini menyusul rencana pembukaan pariwisata Bali (untuk wisman), IB Raka Pudjana mengatakan Asprananta siap menggelar tontonan lagi kepada wisatawan.
Kesiapan tersebut tentu sesuai dengan syarat tatanan kehidupan era baru pasca Covid -19, yakni menerapkan protokol kesehatan/prokes.
"Itu sudah dibahas dalam rapat anggota," ucap pria yang merupakan salah seorang legenda drama gong kelahiran Banjar Ujung, Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
Ditekankan kepada anggota Asprananta agar serius mengurus dan menangani penerapan prokes. Diantaranya penyiapan tempat cuci tangan, hand sanitizer, toilet, pengaturan kursi dan lainnya yang disesuaikan dengan ketentuan prokes.
"Sudah ada dua anggota yang mengantongi sertifikat prokes," ujarnya. Diharapkan anggota lainnya melakukan pembenahan, sehingga nanti juga tersertifikasi.
Tegasnya, sertifikat prokes ini jelas penting sebagai bukti penyelenggara tontonan wisata sudah menerapkan protokol kesehatan.
Selain penerapan prokes, Asprananta juga sepakat menyesuaikan atau menaikkan harga tiket. Kenaikkan harga tiket tersebut menyusul berkurangnya kapasitas stage, karena kewajiban menjaga jarak yang merupakan penerapan prokes. Jika sebelumnya kapasitas stage misalnya 500, karena penerapan prokes berkurang separuhnya. "Harus ada solusi, sehingga tak sampai norok," ujarnya.
Untuk diketahui Asprananta merupakan asosiasi dari para penyelanggara tontonan wisata. Diantaranya tontonan cak dan barong, satu bentuk seni pertunjukkan yang disukai wisatawan yang berwisata ke Bali. Sampai saat ini ada 11 penyelenggara yang tergabung dalam wadah Asprananta. *K17
1
Komentar