nusabali

Ratusan Krama Antusias Meski Diguyur Hujan

  • www.nusabali.com-ratusan-krama-antusias-meski-diguyur-hujan

Program ‘Ngiring Sareng-sareng Ngayah’ di Pura Luhur Tamba Waras Desa Pakraman Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan, yang diselenggarakan Harian Umum NusaBali pada Saniscara Paing Menail, Sabtu (3/12) berlangsung sukses.

NusaBali Ngayah Sareng–sareng ring Pura Tamba Waras Tabanan  

DENPASAR, NusaBali
Ratusan pengayah berbaur dengan krama setempat melaksanakan ayah-ayahan. Meski sempat diguyur hujan, para pengayah tetap antusias memasang wastra pada sejumlah palinggih, membuat penjor hingga majejahitan menjelang pujawali yang akan berlangsung pada Buda Umanis Prangbakat, Rabu (9/12) mendatang.

Ketua DPRD Bali N Adi Wiryatama ikut berbaur dengan peserta ngayah. Kehadiran ketua DPRD Bali ini menjadi kejutan bagi pengayah yang tak menyangka pejabat mau ikut berbaur ngayah. Adi Wiryatama tiba saat peserta ngayah telah melakukan persembahyangan, sekitar pukul 09.10 Wita.

Adi Wiryatama mengaku tengah liburan di kampung, Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Begitu tahu ada pembaca setia NusaBali ngayah di Pura Luhur Tamba Waras, mantan Bupati Tabanan dua periode ini langsung bergegas menuju pura. “Kebetulan kampung saya berdekatan dengan Pura Luhur Tamba Waras. Sebagai krama dan pembaca setia NusaBali, saya ikut ngayah bersama pembaca NusaBali dari seluruh Bali,” ungkapnya. Saat ngayah, Adi Wiryatama membawa blakas.

Atas kejutan dengan kehadiran N Adi Wiryatama itu, Ketua Panitia Sareng-sareng Ngayah NusaBali I Made Sugianto, mendaulat ayah kandung Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti itu menanam pohon di jaba Pura Luhur Tamba Waras. Adi Wiryatama menyambut baik aksi itu dan menyebut sebagai aplikasi aksi Hari Menamam Pohon. Pohon jenis upakara yang dibawa NusaBali merupakan sumbangan dari Pemkab Gianyar dan Kebun Raya Bedugul. Aksi menanam pohon juga diikuti Pemimpin Umum NusaBali Gede Muliarsana, Pemimpin Redaksi NusaBali Ketut Naria, Bupati Tabanan diwakili Kabag Kesra Pemkab Tabanan I Putu Gede Wirawan. Ikut serta Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita.

Usai tanam pohon, krama istri peserta ‘Sareng-sareng Ngayah’ dapat tugas mareresik di Beji Kangin dan Beji Kauh serta majejahitan. Sementara krama lanang ada yang buat penjor dan membantu pamangku masang wastra. Kegiatan ‘Sareng-sareng Ngayah’ berlangsung guyub dan terjadi kedekatan antara pembaca setia NusaBali dengan krama setempat. Kegiatan ini diikuti hampir seluruh kepala dinas dan kepala bagian di lingkungan Pemkab Tabanan. Begitu juga pegawai kecamatan di 10 kecamatan dan pegawai DPRD Tabanan ikut ngayah.

Kabag Kesra Pemkab Tabanan I Putu Gede Wirawan yang mewakili Bupati Tabanan dalam sambutan singkatnya, menyatakan, umat Hindu harus meningkatkan sradha bhakti. Bentuknya tak hanya datang sembahyang memohon keselamatan, tapi juga terlibat dalam kegiatan fisik berupa ngayah. Kebersihan pura harus dijaga agar persembahyangan menjadi khusuk. Wirawan juga mengingatkan toilet di kawasan pura harus dijaga kebersihannya. “Umat Hindu di luar Bali punya budaya bersihkan areal pura usai sembahyang. Mari kita budayakan kebersihan pura di Bali, minimal buang bekas canang ke tempat sampah,” ajak mantan Sekretaris Camat Pupuan, ini.

‘Sareng–sareng Ngayah’ kemarin juga didukung artis Bali dan Paguyuban Penggemar Gending Bali (PPGB). Adapun artis dan produser lagu Bali yang ikut ngayah di antaranya Produser Jayagiri I Gusti Ngurah Nyoman Murthana (Rahman), produser Januadi Record sekaligus penyanyi Tut Asmara, dan Four United Band. Khusus Four United Band sempat menghibur pengayah dengan single hit-nya, ‘Sing Punyah Sing Mulih’. SMAN 1 Penebel dan DPK Peradah Tabanan juga ngayah mareresik dan membuat penjor di Pura Luhur Tamba Waras.

Duet suami istri Saraff FU dan Kadek Sri Larisa sempat tampil akustik diiringi koor penggemar gending Bali. Meski hanya melantukan satu lagu, namun band yang tengah naik daun ini mendapat sambutan antusias pengayah.

Menariknya, salah seorang PPGB merupakan penderita kanker payudara. Namanya Ni Wayan Suardi, 44, warga Banjar Bayad, Desa Melinggih Kelod, Payangan, Gianyar. Ni Suardi yang akrab disapa Mek Anggun ini ditemani suami tercinta I Made Suendera, 50.

Diakuinya, keikutsertaannya dalam kegiatan ngayah ini memang untuk berobat. “Tiyang baca tulisan serial di NusaBali tentang Pura Tamba Waras ini. Sehingga tiyang sangat tertarik untuk ikut. Asungkerta Hyang Widhi, tiyang berharap tamba yang tiyang tunas di sini bisa bermanfaat. Tiyang bisa benar-benar menjadi waras, menjadi sehat seperti sediakala,” ungkap ibu 3 anak ini.

Dikisahkan Mek Anggun, dirinya divonis menderita kanker payudara sekitar tahun 2009 lalu. Ketika itu, Mek Anggun langsung kaget karena dinyatakan kanker payudaranya sudah masuk stadium 3B. Seketika itu pula upaya pengobatan dilakukan di RSUP Sanglah, Denpasar. Operasi pengangkatan kanker dilakukan. Selain itu, Mek Anggun juga harus mengikuti kemoterapi sebanyak enam kali. Meski sudah diangkat total hingga ke akar-akarnya, Mek Anggun belum lepas dari penderitaan. Di bagian bawah ketiaknya, muncul sebuah benjolan hingga menyebabkan tangan kanannya mati rasa. Terhadap benjolan inipun telah dilakukan operasi pada April 2016 lalu. Hasilnya belum memuaskan, tangan kanan Mek Anggun tak bisa digerakkan. “Lemas gak ada kehidupan. Gak bisa digerakkan,” ungkapnya. Akibat tak bisa menggunakan tangan kanan, Mek Anggun pun sehari-hari harus merepotkan suaminya. Mulai dari makan, minum, bahkan hingga mandi dibantu oleh sang suami. Bekerja apalagi, sangat tak mungkin dia lakukan. “Tiyang pasrahkan saja. Tapi bukan berarti me

nyerah. Setiap waktu tiyang maknai hidup ini dengan pikiran yang terbuka. Tiyang gabung PPGB juga supaya bisa terhibur, karena jika di rumah terus pasti tiyang akan sedih sendiri,” jelasnya. Besar harapan Mek Anggun, tamba yang didapatnya ini bisa memberikannya kesehatan. * nvi, k21

Komentar