Nagabanda Membidik Jepang dan Italia
DENPASAR, NusaBali.com – Tak mau hanya sekadar menjadi jago kandang, motor custom Nagabanda made in Bali juga punya hasrat tampil di level internasional; menembus ajang motor show di Jepang dan Italia.
Keinginan itu diungkapkan oleh Putu Ajus Mulyawarman, penggawa dari AMS Garage yang melahirkan mahakarya Nagabanda. Motor custom yang dilaunching pada Jumat (26/3/2021) di Dharma Negara alaya (DNA) Denpasar tersebut diakui sebagai karya terbaik yang pernah dilahirkan dari bengkelnya.
Menurut Ajus, Nagabanda memang sedikit berbeda dari konsep motor kustom café racer yang pernah ia buat. “Ini adalah salah satu motor yang lekukan body work-nya yang benar-benar terekstrim yang pernah saya buat,” ujar Ajus antusias.
Sebelum Nagabanda, Ajus menggarap ‘Sang Jatayu’. Jatayu adalah motor Harley Davidson Electra Glide dengan konsep modifikasi bagger café racer. Jatayu yang dikerjakan mulai Oktober 2019 tuntas pada pertengahan 2020 lalu Ajus dan timnya fokus menggarap Nagabanda.
Ajus memang telah sering membuat karya yang terinspirasi dari cerita tokoh atau filosofi Hindu Bali. “Tercetusnya nama Nagabanda ini setelah membuat bagian kepala motornya, karena kepalanya berbentuk seperti naga dan terlintas di otak saya nama hewan mitologi apa sih yang ada di Bali yang benar-benar ‘wah’ dan bagus, ya terpilihlah nama Nagabanda,” ungkap Ajus.
Menurut Ajus, Nagabanda memang sedikit berbeda dari konsep motor kustom café racer yang pernah ia buat. “Ini adalah salah satu motor yang lekukan body work-nya yang benar-benar terekstrim yang pernah saya buat,” ujar Ajus antusias.
Sebelum Nagabanda, Ajus menggarap ‘Sang Jatayu’. Jatayu adalah motor Harley Davidson Electra Glide dengan konsep modifikasi bagger café racer. Jatayu yang dikerjakan mulai Oktober 2019 tuntas pada pertengahan 2020 lalu Ajus dan timnya fokus menggarap Nagabanda.
Ajus memang telah sering membuat karya yang terinspirasi dari cerita tokoh atau filosofi Hindu Bali. “Tercetusnya nama Nagabanda ini setelah membuat bagian kepala motornya, karena kepalanya berbentuk seperti naga dan terlintas di otak saya nama hewan mitologi apa sih yang ada di Bali yang benar-benar ‘wah’ dan bagus, ya terpilihlah nama Nagabanda,” ungkap Ajus.
Pengerjaan body work Nagabanda juga memakan waktu selama delapan bulan. Ajus mulai mengerjakan motor ini sejak awal Januari 2020 lalu. Ia sempat mengubah body work Nagabanda sampai tiga kali. “Jadi pengerjaan body work selama delapan bulan itu benar-benar menguras energi waktu dan pikiran saya. Saya ingin di motor ini body work-nya yang terekstrim yang pernah saya buat, karena di dalam lekukan masih ada lekukan dan finishingnya juga memakai finishing grow dengan amplasan dengan clean,” jelas builder yang bengkelnya berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai 48 Sanur, Denpasar.
Meskipun menemui banyak rintangan dalam pembuatan motor ini, Ajus dan timnya di AMS Garage terus mengerjakan motor ini dengan tekun. Bahkan Ajus menantang dirinya sendiri dengan mencoba hal baru dalam pengerjaan Nagabanda kali ini. “Saya pikir-pikir, saya ingin mencoba hal baru yaitu hairline polish. Itu artinya finishing yang bentuknya shiny, kilap tapi masih ada garis-garis linenya seperti rambut kecil dan itu biasa kita temukan di stainless. Nah, saya mencoba untuk sekarang saya aplikasikan di aluminium dan lumayan menguras waktu karena beberapa kali gagal,” kenang ayah tiga putra ini.
Karya Nagabanda kali ini menjadi semakin istimewa karena dipertemukan dengan commission work lainnya yakni film yang digarap oleh Marmar Herayukti dan ilustrasi mural oleh Monez. “Saat itu sehari sebelum take video ada trouble di ECM (engine control module), kelistrikannya. Kita keliling mencari tapi sulit menemukan. Akhirnya ketemu di Jogja dan pengiriman satu hari harus sudah ada,” terang Ajus yang memulai karier sebagai builder sejak 2009.
Nagabanda memiliki basic motor Harley Davidson (HD) Street 500 dengan cc (cubic centimeter) motor 500 cc. Ajus menggunakan aluminium dan stainless berkualitas untuk body work Nagabanda. Penggunaan aluminium sendiri dipilih Ajus agar motor tidak cepat karatan.
“Perubahannya hampir 80 persen karena framenya yang masih kita gunakan, hanya dari depan sampai tengah, sisanya handmade. Ini hanya pakai aluminium. Kalau stainless pada bagian depan gilder shock dan bahannya dari stainless yang kualitas bahannya yang terbaik,” jelas Ajus lagi.
Seperti motor kustom lainnya yang dibuat oleh AMS Garage, karya Nagabanda ini juga memiliki ciri khas dari AMS Garage itu sendiri, yakni polished atau mengkilap. Motor ini juga akan dikirim ke Jogja Kustom Fest untuk kompetisi. “Kalau lolos nanti akan berangkat ke Jepang atau MBE (Motor Bike Expo) di Italia,” ungkap Ajus.
Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bali ini berharap karyanya kembali bisa memotivasi para seniman lainnya yang ada di Bali untuk tetap semangat berkarya. “Jadi banyak sekali pengalaman-pengalaman yang saya dapat dari pembuatan motor ini. Memang karya yang luar biasa tidak bisa dikerjakan secara biasa-biasa saja. Harapannya di masa pandemi ini para seniman terbatas untuk berkarya apalagi perekonomian seperti ini karya ini bisa menginspirasi builder-builder muda yang ada di Bali bahwa berkarya itu harus totalitas, bahwa berkarya bukan untuk keuntungan, yang penting tunjukkan karya dan totalitas nilai dengan mata dan hatimu,” tandas Ajus.
“Perubahannya hampir 80 persen karena framenya yang masih kita gunakan, hanya dari depan sampai tengah, sisanya handmade. Ini hanya pakai aluminium. Kalau stainless pada bagian depan gilder shock dan bahannya dari stainless yang kualitas bahannya yang terbaik,” jelas Ajus lagi.
Seperti motor kustom lainnya yang dibuat oleh AMS Garage, karya Nagabanda ini juga memiliki ciri khas dari AMS Garage itu sendiri, yakni polished atau mengkilap. Motor ini juga akan dikirim ke Jogja Kustom Fest untuk kompetisi. “Kalau lolos nanti akan berangkat ke Jepang atau MBE (Motor Bike Expo) di Italia,” ungkap Ajus.
Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bali ini berharap karyanya kembali bisa memotivasi para seniman lainnya yang ada di Bali untuk tetap semangat berkarya. “Jadi banyak sekali pengalaman-pengalaman yang saya dapat dari pembuatan motor ini. Memang karya yang luar biasa tidak bisa dikerjakan secara biasa-biasa saja. Harapannya di masa pandemi ini para seniman terbatas untuk berkarya apalagi perekonomian seperti ini karya ini bisa menginspirasi builder-builder muda yang ada di Bali bahwa berkarya itu harus totalitas, bahwa berkarya bukan untuk keuntungan, yang penting tunjukkan karya dan totalitas nilai dengan mata dan hatimu,” tandas Ajus.
Komentar