Menteri ESDM Minta Museum Geopark Dikelola dengan Standar Internasional
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan minta Museum Geopark Batur dikelola berstandar internasional.
BANGLI, NusaBali
Pengaturan tata ruang, tata letak (koleksi), dan pencahayaan harus benar. Dan yang lebih penting lagi, peralatan terkait kegunungapian ditambah, kalau memang diperlukan. Tujuannya untuk mitigasi bencana kalau sewaktu-waktu terjadi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Ignatius Jonan, Minggu (4/12), di Museum Gunung Api/Museum Geopark Batur di Penelokan, Kintamani. “Kalau terjadi bencana, mitigasi bisa dilakukan sedini mungkin,“ ujar Menteri Jonan. Apalagi, kata Menteri ESDM, Gunung Batur merupakan gunung api aktif. “Jadi ini peralatan kalau memang diperlukan perlu ditambah,” imbuhnya.
Sebelumnya kepada para petugas pengamat gunung, di Bali, NTB, dan NTT, Menteri Jonan, meminta petugas pengamat gunung api bekerja dengan semangat. Alasanya, pekerjaan sebagai pengamat gunung merupakan pekerjaan yang bermanfaat untuk kepentingan keselamatan masyarakat banyak “Pekerjaan yang paling mulia, adalah pekerjaan yang berguna untuk orang lain,” tuturnya di hadapan puluhan petugas pengamat gunung api dari Bali, NTB, dan NTT yang dikumpulkan di Museum Geopark Batur.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial menjelaskan, Museum Geopark Batur merupakan pengembangan dari Museum Gunung Api Batur. “Museum ini berfungsi sebagai pusat informasi tentang geopark global UNESCO Batur khususnya dan geopark nasional umumntya,” ujar Ego Syahrial. Geopark Batur menyajikan tiga tema pilar yang mendukung sebuah kawasan geopark, yakni keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman wujud budaya.
Kunjungan Menteri Jonan ke Museum Geopark Batur merupakan kelanjutan dari diskusi dengan para kontraktor (20 kontraktor migas) yang diundang SKK Migas, membahas soal migas di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. DidampingiWamen ESDM Arcandra Tahar, Menteri Jonan sempat melihat kondisi Gunung dan Kaldera Batur dari Penelokan. Selain mendapat penjelasan dari Ego Syahrial, Menteri Jonan juga mendapat penjelasan soal keunikan Desa Trunyan, salah satu desa tua di pinggir Danau Batur dari Bupati Bangli I Made Gianyar. * k17
Hal tersebut disampaikan Menteri Ignatius Jonan, Minggu (4/12), di Museum Gunung Api/Museum Geopark Batur di Penelokan, Kintamani. “Kalau terjadi bencana, mitigasi bisa dilakukan sedini mungkin,“ ujar Menteri Jonan. Apalagi, kata Menteri ESDM, Gunung Batur merupakan gunung api aktif. “Jadi ini peralatan kalau memang diperlukan perlu ditambah,” imbuhnya.
Sebelumnya kepada para petugas pengamat gunung, di Bali, NTB, dan NTT, Menteri Jonan, meminta petugas pengamat gunung api bekerja dengan semangat. Alasanya, pekerjaan sebagai pengamat gunung merupakan pekerjaan yang bermanfaat untuk kepentingan keselamatan masyarakat banyak “Pekerjaan yang paling mulia, adalah pekerjaan yang berguna untuk orang lain,” tuturnya di hadapan puluhan petugas pengamat gunung api dari Bali, NTB, dan NTT yang dikumpulkan di Museum Geopark Batur.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial menjelaskan, Museum Geopark Batur merupakan pengembangan dari Museum Gunung Api Batur. “Museum ini berfungsi sebagai pusat informasi tentang geopark global UNESCO Batur khususnya dan geopark nasional umumntya,” ujar Ego Syahrial. Geopark Batur menyajikan tiga tema pilar yang mendukung sebuah kawasan geopark, yakni keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman wujud budaya.
Kunjungan Menteri Jonan ke Museum Geopark Batur merupakan kelanjutan dari diskusi dengan para kontraktor (20 kontraktor migas) yang diundang SKK Migas, membahas soal migas di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. DidampingiWamen ESDM Arcandra Tahar, Menteri Jonan sempat melihat kondisi Gunung dan Kaldera Batur dari Penelokan. Selain mendapat penjelasan dari Ego Syahrial, Menteri Jonan juga mendapat penjelasan soal keunikan Desa Trunyan, salah satu desa tua di pinggir Danau Batur dari Bupati Bangli I Made Gianyar. * k17
1
Komentar