Pecalang Kota Tabanan Pertontonkan Atraksi Kekebalan Tubuh
Penutupan dan pelantikan Pecalang Desa Pakraman Kota Tabanan di Lapangan Alit Saputra, Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Minggu (4/12) berlangsung seru.
TABANAN, NusaBali
Para pecalang yang digembleng selama dua bulan, termasuk mendapat latihan beladiri ini pertontonkan aksi kekebalan tubuh. Mereka pecahkan es balok dengan kepala dan belah semangka di atas perut menggunakan parang.
Ketua panitia sekaligus Wakil Bendesa Desa Pakraman Kota Tabanan I Wayan Wiguna Negara menjelaskan, latihan untuk pecalang digelar sejak tanggal 22 Oktober hingga 27 November 2016. Peserta pelatihan sebanyak 46 pecalang perwakilan dari 23 banjar se-Desa Pakraman Kota Tabanan. Mareri yang diberikan yakni tentang mengatur lalulintas, beladiri, dan kesigapan bencana. “Pemateri dari TNI, polisi, pemadam kebakaran, dan lainnya,” Wiguna Negara.
Dikatakan, materi yang diserap selama dua bulan dibuktikan saat upacara penutupan dan pelantikan oleh Camat Tabanan, IGA Supartiwi. Terkait demonstrasi yang ditampilkan tidak bermaksud pamer kekuatan, melainkan sebagai ajang melatih kesigapan ketika bertugas di masing-masing desa pakraman. Demontrasi yang diperagakan yakni memecahkan es balok dengan pukulan, pemecahan beton, pemecahan batu bata, dan pemecahan semangka di atas perut menggunakan parang. “Demontrasi sebagai bukti kami siap mengemban tugas di masing-masing desa pakraman,” tegasnya.
Camat Tabanan IGA Suparwati berharap ilmu yang didapatkan dalam pelatihan segera ditularkan kepada rekan sesama pecalang di desanya. Sesuai motto yang telah dibuat yakni pecalang celang yakni punya kepekaan terhadap lingkungan, pecalang eling yakni harus mawas diri, dan pecalang mecaling yakni harus mempunyai kewibawan dan mampu dalam melaksanakan tugas. “Pecalang Desa Pakraman Kota Tabanan saya harapkan seperti slogan yang dibuat,” pinta IGA Supartiwi, satu-satunya camat perempuan di Tabanan.
Ditegaskan, slogan itu harus diaplikasikan mengingat kota Tabanan sebagai tempat strategis sehingga diperlukan pengawasan ketertertiban dengan baik. “Pecalanglah sebagai garda terdepan di masing-masing banjar dalam melaksanakan keamanan,” tandasnya. Penutupan dan pelantikan pecalang ditandai dengan penyerahan rompi kepada masing-masing peserta pelatihan. * cr61
Para pecalang yang digembleng selama dua bulan, termasuk mendapat latihan beladiri ini pertontonkan aksi kekebalan tubuh. Mereka pecahkan es balok dengan kepala dan belah semangka di atas perut menggunakan parang.
Ketua panitia sekaligus Wakil Bendesa Desa Pakraman Kota Tabanan I Wayan Wiguna Negara menjelaskan, latihan untuk pecalang digelar sejak tanggal 22 Oktober hingga 27 November 2016. Peserta pelatihan sebanyak 46 pecalang perwakilan dari 23 banjar se-Desa Pakraman Kota Tabanan. Mareri yang diberikan yakni tentang mengatur lalulintas, beladiri, dan kesigapan bencana. “Pemateri dari TNI, polisi, pemadam kebakaran, dan lainnya,” Wiguna Negara.
Dikatakan, materi yang diserap selama dua bulan dibuktikan saat upacara penutupan dan pelantikan oleh Camat Tabanan, IGA Supartiwi. Terkait demonstrasi yang ditampilkan tidak bermaksud pamer kekuatan, melainkan sebagai ajang melatih kesigapan ketika bertugas di masing-masing desa pakraman. Demontrasi yang diperagakan yakni memecahkan es balok dengan pukulan, pemecahan beton, pemecahan batu bata, dan pemecahan semangka di atas perut menggunakan parang. “Demontrasi sebagai bukti kami siap mengemban tugas di masing-masing desa pakraman,” tegasnya.
Camat Tabanan IGA Suparwati berharap ilmu yang didapatkan dalam pelatihan segera ditularkan kepada rekan sesama pecalang di desanya. Sesuai motto yang telah dibuat yakni pecalang celang yakni punya kepekaan terhadap lingkungan, pecalang eling yakni harus mawas diri, dan pecalang mecaling yakni harus mempunyai kewibawan dan mampu dalam melaksanakan tugas. “Pecalang Desa Pakraman Kota Tabanan saya harapkan seperti slogan yang dibuat,” pinta IGA Supartiwi, satu-satunya camat perempuan di Tabanan.
Ditegaskan, slogan itu harus diaplikasikan mengingat kota Tabanan sebagai tempat strategis sehingga diperlukan pengawasan ketertertiban dengan baik. “Pecalanglah sebagai garda terdepan di masing-masing banjar dalam melaksanakan keamanan,” tandasnya. Penutupan dan pelantikan pecalang ditandai dengan penyerahan rompi kepada masing-masing peserta pelatihan. * cr61
1
Komentar