Desa Bebetin Simpan Potensi Wisata Pemandian
Desa Bebetin, Kecamatan Sawan punya potensi objek wisata air yang cukup eksotik.
Terdapat Air Terjun Bertingkat dan Kolam Renang
SINGARAJA, NusaBali
Warga setempat menyebut sebagai tempat pemandian umum Dedari Teja Arum. Lokasinya berada di Banjar Dinas Kusia, dan bisa ditempuh dengan jalan kaki kurang dari 1 kilometer dari jalan umum.
Potensi wisata ini cukup eksotik karena terdapat tidak sumber air dari tiga sungai di satu lokasi, masing-masing sungai untuk Subak Kusia, Subak Kresek dan Subak Sawan. Ketiga sungai ini memang tidak bertemu karena punya alur sungai masing-masing. Namun dari ketiga sungai itu masing-masing punya keunikan. Satu sungai membentuk kolam renang, satu sungai berupa air terjun dan satu sungai lagi berupa air terjun bertingkat sembilan. Selain memiliki tiga sungai berbeda, penataan bebatuan sungai menambah asri objek wisata air tersebut. Dilokasi juga ada mata air bawah tanah yang bisa diminum langsung.
Sungai bertingkat sembilan berada di sisi timur, sedangkan sungai dengan air terjun berada di sisi barat, dan sungai induknya berada ditengah-tengah yang khusukan untuk kolam pemandian umum. Di sisi kanan kirinya ditata bebatuan berukuran besar dan kecil.
Sayang keterlibatan pihak Desa Dinas sangat minim dalam mengembangkan potensi objek pemandian tersebut. Pengembangan objek itu hanya dilakukan sekelompok masyarakat yang kini tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bhuana Santhi Desa Bebetin.
Ketua Pokdarwis Bhuana Santhi Desa Bebetin, Made Marsana Sabtu (3/12) mengungkapkan, sebelum dikembangkan sebagai salah satu objek wisata air dengan panataan bebatuan, dulu lokasi itu hanya dikenal sebagai pemandian umum biasa. Karena tempat mandi bagi warga hanya berbentuk kubangan biasa yang terbentuk dari cucuran air sungai. Disamping itu, di lokasi juga ada sumber mata air bawah tanah yang dimanfaatkan sebagai air minum kala itu. “Dulu kolam mandinya kecil. Nah kami melihat pemandian umum ini bisa dikembangkan menjadi objek, sehingga kami tata bebatuan yang ada,” ungkapnya.
Marsana menuturkan, penataan mulai dilakukan sejak 2013 lalu. Kelompok warga yang peduli sama-sama bergotongroyong diwaktu senggang. Dalam penataan itu, bebatuan yang ada di alur sungai ditata seperti terlihat alami. Warga juga memperluas kolam pemandian sambil membuat bendungan (Dam) berukuran kecil agar dasar kolam pemandian dapat dikuras atau dibersihkan dari sidemen lumpur. “Sekarang kolamnya cukup luas, panjang sampai 30 meter. Dan seminggu sekali, dasar kolam kami bersihkan dengan membuka pintu dam (bendungan,red),” katanya.
Penataan lokasi dengan memindah bebatuan dari alur sungai memakan waktu setahun lebih, hingga terbentuk objek wisata pemandian yang cukup eksotik. Lokasi ini hanya bisa ditempuh jalan kaki, dari jalan umum desa, karena didekat lokasi belum tersedia parkir. Pokdarwis Desa Bebetin kini tengah mengupayakan lokasi parkir, termasuk ruang ganti. Pihak Pokdarwis saat ini masih memperkenalkan objek tersebut dan belum berani memungut biaya apapun dari pengunjung. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Warga setempat menyebut sebagai tempat pemandian umum Dedari Teja Arum. Lokasinya berada di Banjar Dinas Kusia, dan bisa ditempuh dengan jalan kaki kurang dari 1 kilometer dari jalan umum.
Potensi wisata ini cukup eksotik karena terdapat tidak sumber air dari tiga sungai di satu lokasi, masing-masing sungai untuk Subak Kusia, Subak Kresek dan Subak Sawan. Ketiga sungai ini memang tidak bertemu karena punya alur sungai masing-masing. Namun dari ketiga sungai itu masing-masing punya keunikan. Satu sungai membentuk kolam renang, satu sungai berupa air terjun dan satu sungai lagi berupa air terjun bertingkat sembilan. Selain memiliki tiga sungai berbeda, penataan bebatuan sungai menambah asri objek wisata air tersebut. Dilokasi juga ada mata air bawah tanah yang bisa diminum langsung.
Sungai bertingkat sembilan berada di sisi timur, sedangkan sungai dengan air terjun berada di sisi barat, dan sungai induknya berada ditengah-tengah yang khusukan untuk kolam pemandian umum. Di sisi kanan kirinya ditata bebatuan berukuran besar dan kecil.
Sayang keterlibatan pihak Desa Dinas sangat minim dalam mengembangkan potensi objek pemandian tersebut. Pengembangan objek itu hanya dilakukan sekelompok masyarakat yang kini tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bhuana Santhi Desa Bebetin.
Ketua Pokdarwis Bhuana Santhi Desa Bebetin, Made Marsana Sabtu (3/12) mengungkapkan, sebelum dikembangkan sebagai salah satu objek wisata air dengan panataan bebatuan, dulu lokasi itu hanya dikenal sebagai pemandian umum biasa. Karena tempat mandi bagi warga hanya berbentuk kubangan biasa yang terbentuk dari cucuran air sungai. Disamping itu, di lokasi juga ada sumber mata air bawah tanah yang dimanfaatkan sebagai air minum kala itu. “Dulu kolam mandinya kecil. Nah kami melihat pemandian umum ini bisa dikembangkan menjadi objek, sehingga kami tata bebatuan yang ada,” ungkapnya.
Marsana menuturkan, penataan mulai dilakukan sejak 2013 lalu. Kelompok warga yang peduli sama-sama bergotongroyong diwaktu senggang. Dalam penataan itu, bebatuan yang ada di alur sungai ditata seperti terlihat alami. Warga juga memperluas kolam pemandian sambil membuat bendungan (Dam) berukuran kecil agar dasar kolam pemandian dapat dikuras atau dibersihkan dari sidemen lumpur. “Sekarang kolamnya cukup luas, panjang sampai 30 meter. Dan seminggu sekali, dasar kolam kami bersihkan dengan membuka pintu dam (bendungan,red),” katanya.
Penataan lokasi dengan memindah bebatuan dari alur sungai memakan waktu setahun lebih, hingga terbentuk objek wisata pemandian yang cukup eksotik. Lokasi ini hanya bisa ditempuh jalan kaki, dari jalan umum desa, karena didekat lokasi belum tersedia parkir. Pokdarwis Desa Bebetin kini tengah mengupayakan lokasi parkir, termasuk ruang ganti. Pihak Pokdarwis saat ini masih memperkenalkan objek tersebut dan belum berani memungut biaya apapun dari pengunjung. *k19
1
Komentar