Jajaki Desa Adat, Perusda Bali Rancang Usaha Pengelolaan Air Limbah Domestik
NEGARA, NusaBali
Perusahaan Daerah (Perusda) Bali melalui kerja sama dengan pihak swasta, PT Surya Sanjaya, berencana merancang usaha pengelolaan air limbah domestik terintegrasi di seluruh Bali.
Usaha ini dengan sasaran utama kalangan rumah tangga sehingga pihak Perusda Bali menjajaki kerja sama dengan desa adat. Hal itu terungkap dalam acara Sosialisasi Rencana Kerjasama Pengelolaan Air Limbah Domestik antara Perusda Bali - Desa Adat se-Kabupaten Jembrana, di salah satu warung makan di Kota Negara, Senin (5/4). Acara dihadiri Kepala Divisi Unit Air Bersih Perusda Bali Ida Bagus Ketut Purbanegara dan Manager PT Surya Sanjaya Ida Bagus Lanang Suardana.
Hadir pula, Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Jembrana I Nengah Subagia, bersama jajaran Bendesa Alitan dan para Bendesa Adat se-Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. Dari Pemkab Jembrana, hadir Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pembangunan (Bappeda Litbang) Jembrana I Ketut Swijana, dan Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (LH) Jembrana I Wayan Sudiarta.
Ditemui usai sosialisasi, Kepala Divisi Unit Air Bersih Perusda Bali Ida Bagus Ketut Purbanegara mengatakan, Perusda dalam usaha pengelolaan air limbah domestik ini, tidak semata-mata mencari profit. Namun usaha yang dirancang melalui kerja sama dengan desa adat ini, bertujuan membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan lingkungan. Khususnya, terkait pencemaran air limbah domestik yang merupakan hasil buangan dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, dan lainnya.
Dalam rancangan kerjasama bersama desa adat ini, rencananya akan dibangun IPAL (instalasi pengelahan air limbah) di masing-masing desa adat. Nantinya desa adat dapat mengolah limbah cair menjadi air bersih sehingga tidak mencari lingkungan. Begitu juga disediakan layanan kuras air tinja dari septic tank masing-masing rumah tangga yang akan rutin dilaksanakan setiap 1,5 tahun. Untuk mendapat layanan tersebut, rencananya masing-masing rumah tangga dipungut biaya Rp 25.000/bulan.
Untuk investasi, lanjut dia, Perusda yang akan menyiapkan. Jika desa adat bisa membeli truk, Perusda yang akan menyewa truknya. Tetapi kalau memang tidak ada dana, Perusda yang akan membelikan truk, desa adat bisa mencicil. ‘’Jadi dalam hal ini, Perusda Bali juga ingin memberdayakan desa adat. Hal ini, kami rencanakan di seluruh Bali, kami mulai di Jembrana,” ujar Purbanegara.
Terkait belum semua warga belum memiliki septic tank standar, Purbanegara mengatakan, sementara belum ada data pasti terkait hal tersebut. Namun dengan rancangan pengelolaan air limbah domestik ini, juga akan memitigasi persoalan sanitasi di Jembrana. Artinya, ketika sudah dilakukan kerja sama terkait pengelolaan sanitasi ini, akan dilakukan pendataan. Begitu juga dirumuskan permasalahan yang dihadapi, untuk dicarikan solusi bersama pemerintah.
“Tentu kalau tidak dicari datanya, (upaya mencari solusi) itu tidak akan terjadi. Oleh karena itu, dengan kerjasama ini, data akan terkumpul. Idealnya, septic tank yang belum standar itu, idealnya distandarkan. Kita carikan solusi. Pemerintah ada program sanitasi, seperti Sanimas dan lainnya. Apakah bisa untuk memperbaiki septic tank warga. Kita pikirkan solusi bersama,” ucapnya.
Bendesa Madya MDA Jembrana I Nengah Subagia mengatakan, sosialisasi rencana kerja sama pengelolaan air limbah domestik ini, baru melibatkan jajaran desa adat dari Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan. Sosialisasi bersama jajaran desa adat dari 3 kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Jembrana, Negara, dan Melaya, akan dilaksanakan pada Minggu (18/4) mendatang.
“Sementara ini baru dari dua kecamatan. Dari sosialisasi tadi, tujuan sangat bagus untuk pelestarian alam di palemahan, bagaimana limbah cair diolah sehingga tidak membahayakan, kita dukung. Memang sementara ini belum sampai penandatangan MoU. Tapi kami sudah menjurus ke sana,” ujar Subagia yang juga Bendesa Adat Baler Bale Agung di Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara ini.
Di samping pelestarian lingkungan, Subagia sangat mengapresiasi upaya pelibatan desa adat ini. Karena rancangan kerjasama yang ditawarkan Perusda Bali akan menguntungkan desa adat. Secara tidak langsung, juga mendorong penguatan desa adat yang juga baru pertamakali diajak berkoordinasi dengan adanya investor masuk ke Jembrana. Selain menguntungkan ke lingkungan untuk anak-cucu, sekaligus juga kemudahan bagi masyarakat. Jika biasanya warga memanggil jasa sedot limbah cair, setiap tahun atau dua tahun bisa membayar Rp 700.000, tetapi dengan iuran Rp 25.000bulan, setahun hanya Rp 300.000. ‘’Perbedaannya, juga bisa nyicil, dan diberi kemudahan. Kita berharap, rencana kerja sama ini juga sebagai pintu masuk. Sehingga ke depan, kita harapkan setiap ada investor, koordinasi dengan desa adat, agar masyarakat tidak diberikan,” ungkapnya. *ode
Komentar