Siswa SD di Desa Padangan Diajarkan Buat Pewangi Alami
Mereka juga diajarkan mencuci baju, menyeterika, hingga menyapu halaman rumah.
TABANAN, NusaBali
Perbekel Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, I Wayan Wardita, menggagas kelas minggu untuk anak-anak sekolah dasar (SD) di kampungnya. Tujuannya, membentuk kemandirian siswa, caranya mengajak mereka berinteraksi dengan lingkungan. Salah satu produk yang telah diciptakan kelas minggu ini yakni pewangi ruangan berbahan pandan arum dan antiseptik berbahan daun sirih.
Jumlah siswa yang mengikuti kelas minggu ini mencapai seratusan, mulai dari kelas I hingga kelas VI. Peserta kelas minggu mendapat materi dari istri Perbekel Desa Padangan, Rudi Asmawati dibantu anggota Karang Taruna Desa Padangan. “Kami lebih condong membuat hasil karya dengan bahan yang ada di lingkungan sekitar. Seperti pengolahan barang bekas dan menanam tanaman,” ungkap Rudi Asmawati, Minggu (4/12).
Selain tanam pohon dan membuat kerajinan dari barang bekas, mereka juga diajarkan menyetrika, melipat baju, mencuci piring, menyapu agar bisa membantu orangtua sehingga bisa meringankan pekerjaan di rumah tangga masing-masing. “Hanya kegiatan kecil yang kami lakukan guna menumbuhkan rasa kemandirian agar tidak merepotkan orangtua,” imbuh Rudi Asmawati.
Ketua PKK Desa Padangan ini juga mengajarkan pelatihan membuat pewangi ruangan alami menggunakan daun pandan arum. Pelatihan membuat pewangi ruangan ini telah dimulai sejak dua bulan lalu. Hasil prakteknya dibawa pulang ke rumah masing-masing. Cara membuatnya sangat sederhana. Pertama petik daun pandan arum dari pohonya kemudian diblender. Setelah itu direbus menggunakan air hangat kemudian langsung diperas.
Air pandan arum kemudian didinginkan lalu dimasukkan ke dalam botol. Di atas tutup botol dibuat lubang menggunakan paku panas. Pewangi ruangan pun siap digunakan. “Hasilnya memang wangi, kami buat tanpa bahan kimia,” terangnya. Pewangi ini belum dijual karena prosesnya masih perlu diperbaharui.
Tak hanya membuat pewangi ruangan, siswa juga dilatih membuat antiseptik menggunakan daun sirih. Langkahnya pun sama, daun sirih direbus kemudian airnya didinginkan dan dimasukkan ke dalam botol. Antiseptik pun bisa langsung digunakan. Saat akan memulai makan diusapkan pada kedua tangan agar tidak menimbulkan kuman. “Kami sengaja ajarkan yang sederhana agar anak-anak peduli lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan,” terang Rudi Asmawati.
Sementara Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita berharap keas minggu bisa membantu proses perkembangan siswa di bidang non akademik. “Para orangtua siswa sangat mendukung kelas minggu. Sebab anak-anak mereka bisa mencuci dan mengolah barang bekas di rumahnya menjadi berguna,” jelasnya. Dikatakan, kelas minggu ini dirintis sejak 9 bulan lalu melibatkan karang taruna.
Para siswa diajak mengolah barang bekas seperti membuat kotak pensil dan lainnya. Kelas minggu ini dilaksanakan pada hari Minggu selama dua jam bertempat di rumah kediaman perbekel. “Kebetulan kami punya lahan lebih. Kami ajak bercocok tanam dan membuat karya dengan harapan dapat berguna suatu saat diperlukan,” tandas Wardita. * cr61
Jumlah siswa yang mengikuti kelas minggu ini mencapai seratusan, mulai dari kelas I hingga kelas VI. Peserta kelas minggu mendapat materi dari istri Perbekel Desa Padangan, Rudi Asmawati dibantu anggota Karang Taruna Desa Padangan. “Kami lebih condong membuat hasil karya dengan bahan yang ada di lingkungan sekitar. Seperti pengolahan barang bekas dan menanam tanaman,” ungkap Rudi Asmawati, Minggu (4/12).
Selain tanam pohon dan membuat kerajinan dari barang bekas, mereka juga diajarkan menyetrika, melipat baju, mencuci piring, menyapu agar bisa membantu orangtua sehingga bisa meringankan pekerjaan di rumah tangga masing-masing. “Hanya kegiatan kecil yang kami lakukan guna menumbuhkan rasa kemandirian agar tidak merepotkan orangtua,” imbuh Rudi Asmawati.
Ketua PKK Desa Padangan ini juga mengajarkan pelatihan membuat pewangi ruangan alami menggunakan daun pandan arum. Pelatihan membuat pewangi ruangan ini telah dimulai sejak dua bulan lalu. Hasil prakteknya dibawa pulang ke rumah masing-masing. Cara membuatnya sangat sederhana. Pertama petik daun pandan arum dari pohonya kemudian diblender. Setelah itu direbus menggunakan air hangat kemudian langsung diperas.
Air pandan arum kemudian didinginkan lalu dimasukkan ke dalam botol. Di atas tutup botol dibuat lubang menggunakan paku panas. Pewangi ruangan pun siap digunakan. “Hasilnya memang wangi, kami buat tanpa bahan kimia,” terangnya. Pewangi ini belum dijual karena prosesnya masih perlu diperbaharui.
Tak hanya membuat pewangi ruangan, siswa juga dilatih membuat antiseptik menggunakan daun sirih. Langkahnya pun sama, daun sirih direbus kemudian airnya didinginkan dan dimasukkan ke dalam botol. Antiseptik pun bisa langsung digunakan. Saat akan memulai makan diusapkan pada kedua tangan agar tidak menimbulkan kuman. “Kami sengaja ajarkan yang sederhana agar anak-anak peduli lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan,” terang Rudi Asmawati.
Sementara Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita berharap keas minggu bisa membantu proses perkembangan siswa di bidang non akademik. “Para orangtua siswa sangat mendukung kelas minggu. Sebab anak-anak mereka bisa mencuci dan mengolah barang bekas di rumahnya menjadi berguna,” jelasnya. Dikatakan, kelas minggu ini dirintis sejak 9 bulan lalu melibatkan karang taruna.
Para siswa diajak mengolah barang bekas seperti membuat kotak pensil dan lainnya. Kelas minggu ini dilaksanakan pada hari Minggu selama dua jam bertempat di rumah kediaman perbekel. “Kebetulan kami punya lahan lebih. Kami ajak bercocok tanam dan membuat karya dengan harapan dapat berguna suatu saat diperlukan,” tandas Wardita. * cr61
1
Komentar