Hilang Sehari Semalam, Ditemukan dalam Kondisi Selamat di Jukung Terbalik
SINGARAJA, NusaBali
Seorang nelayan asal Banjar/Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Putu Tirta Yasa alias Leong, 44, ditemukan dalam kondisi selamat setelah sempat dilaporkan hilang sehari semalam.
Korban Putu Tirta Yasa ditemukan terombang-ambing di atas jukungnya yang terbalik di perairan Air Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Rabu (7/4) pagi pukul 08.20 Wita. Informasi yang dihimpun NusaBali, korban Putu Tirta Yasa awalnya berangkat melaut dari Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Selasa (6/4) dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Nelayan berusia 44 tahun ini melaut seorang diri menggunakan jukung warna putih hijau bernomor 34, yang dilengkapi satu mesin dorong Honda Mega Power 13 PK dan satu mesin tempel Yamaha 15 PK.
Hingga Selasa sore pukul 17.00 Wita, korban Torta Yasa belum kunjung pulang ke rumahnya di Desa Kalibukbuk. Khawatir terjadi sesuatu, pihak keluarga pun langsung melakukan pencarian di sekitar perairan Lovina. Namun, upaya pencarian hingga menjelang malam tidak membuahkan hasil.
Pihak keluarga juga sempat mengumumkan hilangnya korban Tirta Yasa melalui media sosial, namun nihil informasi tentang keberadaannya. Pada akhirnya pihak keluarga melapor ke Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Buleleng.
Selanjutnya, pihak keluarga bersama sejumlah nelayan Desa Kalibukbuk dibantu Personel Basarnas melanjutkan upaya pencarian korban, Rabu subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Setelah pencarian selama 3 jam, korban Tirta Yasa akhirnya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan terombang ambing di atas jukungnya yang terbalik di perairan Air Sanih, Desa Bukti, sekitar pukul 08.20 Wita. Lokasi temuan berjarak sekitar 30 kilometer arah timur dari perairan Desa kalibukbuk.
Menurut seorang kerabat korban, Gede Suarjana, dalam pencarian kemarin subuh pihaknya mengerahkan 4 jukung berisi 6 orang nelayan. "Kami melakukan penyisiran ke arah timur, karena ombak dan angin mengarah ke timur,” ungkap Suarjana yang juga menjabat Kepala Dusun (Kadus) Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk.
Menurut Suarjana, korban Tirta Yasa pertama kali ditemukan oleh Edi Heriyanto, nelayan yang ikut gabung dalam pencarian. Saat itu, rombongan Edi Heriyanti melihat jukung dengan ciri-ciri milik korban Tirta Yasa di perairan Air Sanih. Setelah didekati, ternyata korban Tirta Yasa terombang-ambing di atas jukung terbalik tersebut. Korban pun dievakuasi ke Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng, untuk selanjutnya dibawa pulang ke Desa Kalibukbuk.
Sementara, Koordinator Basarnas Buleleng, Dudi Librana Marjaya, mengatakan pihaknya mengerahkan 9 personel untuk membantu pencarian korban Tirta Yasa kemarin pagi. Tiga (3) personel di antaranya melakukan penyisiran dengan Rigid Inflatable Boat (RIB) sejak pagi pukul 06.15 Wita dari Pelabuhan Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak. Sedangkan 6 personel lainnya berkoordinasi dengan pihak keluarga dan unsur SAR terkait, untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Menurut Dudi, pihaknya menerima informasi korban Tirta Yasa telah ditemukan dalam keadaan selamat di perairan Air Sanih dalam posisi sekitar 10 kilometer dari bibir pantai, Rabu pagi pukul 08.20 Wita. Korban kemudian dijemput dan diantar pulang hingga tiba di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk pukul 09.43 Wita. "Korban sudah kami serahkan ke pihak keluarga dalam keadaan selamat dan sehat," jelas Dudi.
Disebutkan, jukung yang digunakan korban Tirta Yasa melaut terhempas ombak besar hingga terbalik. Beruntung, korban berhasil bertahan semalaman dengan mengapung-apung di atas jukung terbalik.
Sementara itu, korban Putu Tirta Yasa yang ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar/desa Kalibukbuk, Rabu siang, mengakui dirinya sempat mengalami kecelakaan di tengah laut. Tirta Yasa berangkat melaut saat cuaca sedang bagus, Selasa dinihari. Pukul 07.00 Wita, dia sempat mendapat tangkapan ikan di tengah laut dalam jarak sekitar 18 nauctical mile (NM) dari bibir pantai.
Kemudian, Tirta Yasa bergeser lebih ke tengah laut hingga jarak 23 NM dari bibir pantai. Tiba-tiba, dia dihadang cuaca buruk. Katir sebelah kanan sebagai penyeimbang jukung, patah akibat dihantam ombak besar. Ombak juga menghantam mesin dorong hingga jukungnya terbalik.
Dalam kondisi panik, Tirta yasa berusaha membalikkan kembali jukungnya, namun tidak berhasil karena dihantam ombak setinggi 2 meter. Tirta Yasa akhirnya pasrah dan naik ke atas jukung terbalik seraya mengikat tubuhnya. "Saya tidak berani meninggalkan perahu (jukung). Kalau terjadi kemungkinan terburuk, setidaknya mayat saya masih ditemukan terikat," tutur Tirta Yasa.
Beruntung, Tirta Yasa sempat menyelamatkan peralatan navigasi dan komunikasi miliknya berupa GPS dan HP. Hanya saja, saat di tengah laut, perangkat miliknya tidak menangkap satu pun sinyal. Tirta Yasa baru mendapat sinyal, Rabu dinihari sekitar pukul 04.00 Wita dan langsung menghubungi istrinya, Komang Sukerti, 40. Sang istri kemudian meneruskan informasi ini ke Kelompok Nelayan Bhakti Samudra, Desa Kalibukbuk.
Selama sehari semalam terombang-ambing di tengah laut, Tirta Yasa tidak tidur, ridak pula makan dan minum. Sebab, bekal makanannya tumpah ke laut. Dia mengaku sempat dikelilingi ikan hiu di sekitar jukungnya. "Di jukung saya ada ikan hasil tangkapan, mungkin itu yang dicari hiu,” papar Tirta Yasa. “Saat terombang-ambing di laut, tidak ada nelayan yang lewat,” lanjut bapak tiga anak ini.
Menurut Tirta Yasa, ini untuk kedua kali dirinya mengalami musibah di laut. Pada tahun 2006 silam, Tirta Yasa juga sempat jatuh ke laut karena terseret ikan ketika memancing. “Beruntung, saya ditemukan selamat oleh nelayan di perairan Gondol, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng,” kenang Tirta Yasa. *m
Komentar