Dua OTG-GR Mulai Karantina di Hotel
RSUD Buleleng tidak lagi merawat pasien berstatus orang tanpa gejala–gejala ringan (OTG-GR) Covid-19.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak dua pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala–gejala ringan (OTG-GR) mulai menjalani karantina di Hotel Grand Surya yang berlokasi di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, Buleleng, Jumat (9/4). Keduanya adalah warga kelurahan dari Kecamatan Buleleng. Mereka dijemput di rumah masing-masing, dan diantarkan menuju tempat karantina yang disiapkan untuk warga dari 19 kelurahan se-Kabupaten Buleleng, menggunakan ambulans Buleleng Emergency Service (BES) Puskesmas.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa dikonfirmasi, Jumat (9/4), mengatakan karantina hotel yang disiapkan pemerintah kelurahan di Buleleng merupakan hari pertama. Karantina hotel bagi OTG-GR dilakukan setelah beberapa bulan sejumlah hotel di Buleleng belum bersedia menjadi tempat karantina.
“Khusus untuk kelurahan, jika ada kasus terkonfirmasi dan dilakukan test antigen reaktif langsung dikarantina di hotel. Tidak ada lagi karantina di rumah ataupun rumah sakit. Mereka akan menjalani karantina selama 10 hari dalam pengawasan ketat tim gabungan Satgas,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng.
Selama menjalani karantina di hotel, mereka wajib mengikuti seluruh peraturan termasuk protokol kesehatan (prokes). Satgas selain menyiagakan tim keamanan dari Satpol PP, TNI, Polri, juga menyiagakan tim kesehatan dan ambulans sebagai antisipasi. Lalu OTG-GR yang merupakan warga kelurahan di Buleleng yang masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng tetap dilanjutkan, sampai masa karantinanya selesai.
“Yang di rumah sakit tetap berjalan sampai waktu karantina mereka selesai. Kalau itu dipindahkan di tengah jalan, malah akan menyulitkan proses pengurusan klaim dan pembiayaan. Yang dikarantina di hotel adalah kasus per hari ini (Jumat kemarin),” imbuh mantan Asisten Setda Administrasi Umum Setda Buleleng ini.
Sedangkan untuk OTG-GR di desa sudah ditangani oleh pemerintah desa (Pemdes) masing-masing dan sudah berjalan sejauh ini menggunakan vila, homestay, rumah kos hingga rumah kosong milik warga di wilayah desanya. Sementara itu, Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi terpisah Jumat sore kemarin, menyatakan sudah tak menerima pasien OTG-GR baru per Jumat (9/4). Paviliun Mahottama yang selama ini difungsikan untuk merawat OTG-GR dalam kondisi penuh terisi 20 orang. “Mahottama hari ini (kemarin) memang penuh, terisi 20 orang, 18 terkonfirmasi, 2 orang suspek, dan sebagian besar dari mereka bergejala,” ungkap dr Arya.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng masih berfluktuasi. Sebanyak 15 kasus konfirmasi baru dicatat Satgas Kabupaten. Belasan pasien terkonfirmasi ini 5 orang di antaranya dari Kecamatan Buleleng, 4 orang dari Kecamatan Sukasada, 3 orang dari Kecamatan Busungbiu, dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar, Seririt, dan Sawan. Selain itu juga ada 16 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Mereka 7 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Seririt, 3 orang dari Kecamatan Sawan, 2 orang dari Kecamatan Buleleng, dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Busungbiu, Sukasada, Kubutambahan, dan Banjar. Kasus meninggal dunia akibat Covid-19 pun masih terjadi di Buleleng. Dua orang pasien yang sebelumnya dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 meninggal dunia pada Kamis (8/4).
Pasien pertama berasal dari Kecamatan Buleleng. Pria 64 tahun ini menjalani perawatan di RSUD Buleleng sejak 31 Maret lalu. Dia awalnya mengalami demam, batuk, nyeri dada. Namun penyakit penyerta yang dideritanya yakni diabetes mellitus dan gagal jantung semakin melemahkan dan membuatnya menghembuskan nafas terakhir. Pasien kedua adalah seorang perempuan berusia 48 tahun. Pasien asal Kecamatan Gerokgak ini dirawat sejak 7 April lalu setelah mengalami gejala mual, demam, batuk, makan minum tak berselera. Selain terkonfirmasi Covid-19, pasien yang bersangkutan juga tercatat memiliki komorbid gagal ginjal.
Fluktuasi kasus Covid-19 di Buleleng membuat jumlah kasus kumulatif bertambah menjadi 3.102 orang. Sebanyak 2.789 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh, 129 orang meninggal dunia, dan 184 orang pasien positif masih dirawat. *k23
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa dikonfirmasi, Jumat (9/4), mengatakan karantina hotel yang disiapkan pemerintah kelurahan di Buleleng merupakan hari pertama. Karantina hotel bagi OTG-GR dilakukan setelah beberapa bulan sejumlah hotel di Buleleng belum bersedia menjadi tempat karantina.
“Khusus untuk kelurahan, jika ada kasus terkonfirmasi dan dilakukan test antigen reaktif langsung dikarantina di hotel. Tidak ada lagi karantina di rumah ataupun rumah sakit. Mereka akan menjalani karantina selama 10 hari dalam pengawasan ketat tim gabungan Satgas,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng.
Selama menjalani karantina di hotel, mereka wajib mengikuti seluruh peraturan termasuk protokol kesehatan (prokes). Satgas selain menyiagakan tim keamanan dari Satpol PP, TNI, Polri, juga menyiagakan tim kesehatan dan ambulans sebagai antisipasi. Lalu OTG-GR yang merupakan warga kelurahan di Buleleng yang masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng tetap dilanjutkan, sampai masa karantinanya selesai.
“Yang di rumah sakit tetap berjalan sampai waktu karantina mereka selesai. Kalau itu dipindahkan di tengah jalan, malah akan menyulitkan proses pengurusan klaim dan pembiayaan. Yang dikarantina di hotel adalah kasus per hari ini (Jumat kemarin),” imbuh mantan Asisten Setda Administrasi Umum Setda Buleleng ini.
Sedangkan untuk OTG-GR di desa sudah ditangani oleh pemerintah desa (Pemdes) masing-masing dan sudah berjalan sejauh ini menggunakan vila, homestay, rumah kos hingga rumah kosong milik warga di wilayah desanya. Sementara itu, Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi terpisah Jumat sore kemarin, menyatakan sudah tak menerima pasien OTG-GR baru per Jumat (9/4). Paviliun Mahottama yang selama ini difungsikan untuk merawat OTG-GR dalam kondisi penuh terisi 20 orang. “Mahottama hari ini (kemarin) memang penuh, terisi 20 orang, 18 terkonfirmasi, 2 orang suspek, dan sebagian besar dari mereka bergejala,” ungkap dr Arya.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng masih berfluktuasi. Sebanyak 15 kasus konfirmasi baru dicatat Satgas Kabupaten. Belasan pasien terkonfirmasi ini 5 orang di antaranya dari Kecamatan Buleleng, 4 orang dari Kecamatan Sukasada, 3 orang dari Kecamatan Busungbiu, dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar, Seririt, dan Sawan. Selain itu juga ada 16 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Mereka 7 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Seririt, 3 orang dari Kecamatan Sawan, 2 orang dari Kecamatan Buleleng, dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Busungbiu, Sukasada, Kubutambahan, dan Banjar. Kasus meninggal dunia akibat Covid-19 pun masih terjadi di Buleleng. Dua orang pasien yang sebelumnya dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 meninggal dunia pada Kamis (8/4).
Pasien pertama berasal dari Kecamatan Buleleng. Pria 64 tahun ini menjalani perawatan di RSUD Buleleng sejak 31 Maret lalu. Dia awalnya mengalami demam, batuk, nyeri dada. Namun penyakit penyerta yang dideritanya yakni diabetes mellitus dan gagal jantung semakin melemahkan dan membuatnya menghembuskan nafas terakhir. Pasien kedua adalah seorang perempuan berusia 48 tahun. Pasien asal Kecamatan Gerokgak ini dirawat sejak 7 April lalu setelah mengalami gejala mual, demam, batuk, makan minum tak berselera. Selain terkonfirmasi Covid-19, pasien yang bersangkutan juga tercatat memiliki komorbid gagal ginjal.
Fluktuasi kasus Covid-19 di Buleleng membuat jumlah kasus kumulatif bertambah menjadi 3.102 orang. Sebanyak 2.789 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh, 129 orang meninggal dunia, dan 184 orang pasien positif masih dirawat. *k23
Komentar