Polandia Tawarkan Kerjasama di Bali
Sektor makanan, minuman dan akomodasi menjadi beberapa tawaran kerjasama bagi dunia pariwisata Bali.
DENPASAR, NusaBali
Setelah membuka jalur penerbangan dari Warsawa ke Bali, pemerintah Polandia semakin intens mengajak kerjasama pengusaha di Pulau Dewata. Pada Senin (5/12), untuk kesekian kalinya Konselor Pertama Divisi Promosi Perdagangan dan Investasi, Kedutaan Besar Polandia, Romuald Morawski, melakukan kunjungan ke Bali.
"Tujuan kami datang ke Bali yaitu untuk menawarkan sekaligus mengembangkan kerjasama perdagangan dan investasi antara Polandia dan Indonesia khususnya para pengusaha dan pemerintah Provinsi Bali," kata Morawski yang didampingi Konsul Kehormatan Polandia di Denpasar, Ida Bagus Surakusuma.
Sebelumnya Morawski telah merealisasikan hubungan kerjasama di bidang pariwisata dengan membuka penerbangan langsung dari Polandia ke Bali. "Penerbangan langsung dari Warsawa ke Denpasar, merupakan realisasi kerjasama di bidang pariwisata. Dengan menggunakan pesawat Boeing 787 Dreamliner berkapasitas 260 penumpang kita terbang setiap dua minggu sekali hingga 2017," katanya.
Namun dengan intensnya wisatawan Polandia yang datang ke Bali, diplomat ramah ini berharap hal yang sama dilakukan oleh wisatawan yang akan berkunjung ke Polandia. "Terus terang aja sebenarnya kunjungan wisatawan dari Bali yang berkunjung ke Polandia masih nihil, padahal Polandia kotanya sangat menarik dengan bangunan bangunan besarnya," imbuh Morawski.
Lebih lanjut dikatakan, dalam beberapa tahun ini sebenarnya volume perdagangan Polandia dan Indonesia cukup tinggi, namun masih perlu perlu ditingkatkan karena masih banyak potensi untuk tumbuh di tahun tahun berikutnya. "Bahkan untuk merangsang pengusaha Indonesia untuk melakukan impor dari Polandia, kami menawarkan kredit ringan khusus bagi importir produk Polandia ke Indonesia," ungkapnya.
Terkait dengan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata ia juga berharap ada investor dari Bali yang mau menggarap sektor makanan, minuman dan akomodasi. Pasalnya produk dari Polandia tidak kalah kualitasnya dengan beberapa negara lain di dunia. "Produk makanan dari Polandia lebih aman dikonsumsi, bahkan kualitasnya termasuk yang terbaik di Eropa seperti daging, keju, minuman dan lainnya. Bahkan kami telah lakukan ekspor ke beberapa negara di Timur Tengah juga Jepang. Tahu sendiri kalau produk sudah masuk Jepang artinya kontrolnya sangat ketat," katanya.
Dengan populasi penduduk Muslim sekitar 30 ribu orang, beberapa perusahaan besar di Polandia telah mengantongi sertifikat halal, apalagi pangsa pasar di Indonesia lebih dari itu. "Bukan cuma produk makanan, produk kosmetikpun kami telah kantongi serifikat halalnya," tandas Morawski.
Dalam kesempatan ini hadir pula Adam Nitka, seorang pengusaha asal Polandia yang telah menjalankan bisnisnya di Bali selama tujuh tahun. Nitka mengharapkan adanya kemudahan kebijakan dalam bentuk regulasi untuk memacu investasi di Bali. “Jangan sampai ketika kita mengurus sesuatu belum selesai, sudah turun lagi kebijakan lainnya. Dan mestinya urusan birokrasi bisa selesai dalam waktu singkat, nyatanya kami harus menunggu berbulan bulan," ungkap Adam.
Lantas ia mencontohkan, di Polandia untuk urusan birokrasi pihaknya hanya butuh waktu tiga hari maksimal, sedangkan di Indonesia bisa berbulan bulan. Adam mengaku terkadang bingung menghadapi situasi yang ada. "Jelas situasi ini akan memakan waktu dan biaya," ungkap pengusaha yang bergerak di bidang Consulting dan Incentif ini. *mao
Setelah membuka jalur penerbangan dari Warsawa ke Bali, pemerintah Polandia semakin intens mengajak kerjasama pengusaha di Pulau Dewata. Pada Senin (5/12), untuk kesekian kalinya Konselor Pertama Divisi Promosi Perdagangan dan Investasi, Kedutaan Besar Polandia, Romuald Morawski, melakukan kunjungan ke Bali.
"Tujuan kami datang ke Bali yaitu untuk menawarkan sekaligus mengembangkan kerjasama perdagangan dan investasi antara Polandia dan Indonesia khususnya para pengusaha dan pemerintah Provinsi Bali," kata Morawski yang didampingi Konsul Kehormatan Polandia di Denpasar, Ida Bagus Surakusuma.
Sebelumnya Morawski telah merealisasikan hubungan kerjasama di bidang pariwisata dengan membuka penerbangan langsung dari Polandia ke Bali. "Penerbangan langsung dari Warsawa ke Denpasar, merupakan realisasi kerjasama di bidang pariwisata. Dengan menggunakan pesawat Boeing 787 Dreamliner berkapasitas 260 penumpang kita terbang setiap dua minggu sekali hingga 2017," katanya.
Namun dengan intensnya wisatawan Polandia yang datang ke Bali, diplomat ramah ini berharap hal yang sama dilakukan oleh wisatawan yang akan berkunjung ke Polandia. "Terus terang aja sebenarnya kunjungan wisatawan dari Bali yang berkunjung ke Polandia masih nihil, padahal Polandia kotanya sangat menarik dengan bangunan bangunan besarnya," imbuh Morawski.
Lebih lanjut dikatakan, dalam beberapa tahun ini sebenarnya volume perdagangan Polandia dan Indonesia cukup tinggi, namun masih perlu perlu ditingkatkan karena masih banyak potensi untuk tumbuh di tahun tahun berikutnya. "Bahkan untuk merangsang pengusaha Indonesia untuk melakukan impor dari Polandia, kami menawarkan kredit ringan khusus bagi importir produk Polandia ke Indonesia," ungkapnya.
Terkait dengan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata ia juga berharap ada investor dari Bali yang mau menggarap sektor makanan, minuman dan akomodasi. Pasalnya produk dari Polandia tidak kalah kualitasnya dengan beberapa negara lain di dunia. "Produk makanan dari Polandia lebih aman dikonsumsi, bahkan kualitasnya termasuk yang terbaik di Eropa seperti daging, keju, minuman dan lainnya. Bahkan kami telah lakukan ekspor ke beberapa negara di Timur Tengah juga Jepang. Tahu sendiri kalau produk sudah masuk Jepang artinya kontrolnya sangat ketat," katanya.
Dengan populasi penduduk Muslim sekitar 30 ribu orang, beberapa perusahaan besar di Polandia telah mengantongi sertifikat halal, apalagi pangsa pasar di Indonesia lebih dari itu. "Bukan cuma produk makanan, produk kosmetikpun kami telah kantongi serifikat halalnya," tandas Morawski.
Dalam kesempatan ini hadir pula Adam Nitka, seorang pengusaha asal Polandia yang telah menjalankan bisnisnya di Bali selama tujuh tahun. Nitka mengharapkan adanya kemudahan kebijakan dalam bentuk regulasi untuk memacu investasi di Bali. “Jangan sampai ketika kita mengurus sesuatu belum selesai, sudah turun lagi kebijakan lainnya. Dan mestinya urusan birokrasi bisa selesai dalam waktu singkat, nyatanya kami harus menunggu berbulan bulan," ungkap Adam.
Lantas ia mencontohkan, di Polandia untuk urusan birokrasi pihaknya hanya butuh waktu tiga hari maksimal, sedangkan di Indonesia bisa berbulan bulan. Adam mengaku terkadang bingung menghadapi situasi yang ada. "Jelas situasi ini akan memakan waktu dan biaya," ungkap pengusaha yang bergerak di bidang Consulting dan Incentif ini. *mao
1
Komentar