Pengayah Tiga Hari Tak Boleh Bertegur Sapa dengan Istri
Krama Desa Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, menggelar Upacara Pemadegan Jero Kraman, pada Anggara Kliwon Perangbakat, Selasa (6/12)
Upacara Pemadegan Jero Krama di Pura Ulun Danu Batur
BANGLI, NusaBali
Sebanyak 16 Jero Kraman yang mengikuti prosesi Upacara Pemadegan yang dilaksanakan Pura Ulun Danu Batur di Desa Pakraman Batur. Setelah prosesi pemadegan 16 orang pengayah/jero kraman ini secara sekala-niskala, resmi menjadi Jero Kraman Desa Pakraman Batur. Salah satu tanggungjawabnya adalah mempersiapkan bakti aci (upacara) di Pura Ulun Danu Batur dan Pura Kahyangan Tiga di Desa Pakraman Batur.
Sebelum mengikuti Upacara Pemadegan, warga yang sebelumnya kasudi/ditunjuk sebagai Jero Kraman, harus menjalani beberapa ritual ketat. Salah satunya, melaksanakan tapa brata atau mabrata selama enam hari. Dari enam hari masa mabrata tersebut, tiga hari pertama mabrata biasa, yakni tidak beraktivitas. Pengayah (krama) yang kasudi sebagai Jero Kraman tidak dibolehkan keluar rumah. Mereka diam di kamar suci atau pada balai-balai khusus yang disucikan. Segala keperluan, keseharian dilayani anggota keluarga. Tiga hari tahap kedua atau tiga hari jelang Upacara Pemadegan, lebih ketat lagi. Mereka yang akan ngayah sebagai Jero Kraman, wajib melaksanakan monabrata, yakni tidak boleh berbicara atau bertegur sapa. Jangankan dengan orang lain. Bicara kepada istri atau sebaliknya kepada suami pun tabu, tidak dibolehkan. Karenanya, pada kamar suci dimana mereka pengayah Jero Kraman melaksanakan tapa brata dibuat sekat; bilik yang memisahkan antara suami dan istri calon pengayah Jero Kraman. Tujuannya, agar mereka dapat m
elaksanakan tahapan mabrata dengan khusuk.
Menurut Dane Jero Gede Batur Makalihan (Dane Jero Gede Batur Duuran dan Dane Jero Gede Batur Alitan), semua proses dan prosesi ritual dari awal sampai akhir Upacara Pemadegan Jero Kraman, bertujuan penyucian diri, lahir batin atau sekala-niskala, pengayah Jero Kraman. “Karena Jero Kraman nanti yang jadi pengayah, bertanggungjawab terhadap pelaksanaan upacara dan lainnya,” jelas Dane Jero Gede Batur Duuran.
Masing-masing dari Jero Kraman tersebut sudah punya bagian tugas dan tanggung jawab. Di antaranya ada yang bertugas mempersiapkan upacara/upakara, juru sagi, muput upacara, dan lainnya. Termasuk rotasi/giliran tugas yang diatur sedemikian rupa, selama satu bulan, dari Tilem (bulan mati) hingga ketemu Tilem (bulan mati berikutnya).
Hal itu dipertegas Dane Jero Gede Batur Alitan. “Ini memang sejak dulu demikian, sesuai Raja Purana Pura Ulun Danu Batur,” tutur tokoh/panglingsir Desa Pakraman Batur. Dijelaskan Dane Jero Gede Batur Alitan, Jero Kraman merupakan struktur kepengurusan desa adat/pakraman dengan sistem Ulu Apad di Desa Pakraman Batur. Dikatakannya, Jero Kraman akan diganti apabila sudah berstatus nyada (seperti pensiun). Acuannya, mereka sudah makumpi (memiliki cicit). Kecuali ada halangan lain, seperti Jero Kraman meningggal dunia, menderita sakit menahun.
Dijelaskan Jero Gede Batur Alitan, seluruhnya ada 20 anggota Jero Kraman di Desa Pakraman Batur, sesuai dengan struktur Ulu Apad di Desa Pakraman Batur. Dari 20 orang tersebut, 4 orang Jero Kraman masih bisa melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana mestinya. Sehingga yang kemadegan 16 orang Jero Kraman.
Tahapan Pemadegan Jero Kraman Desa Pakraman Batur diawali pada Saniscara Umanis Medangkungan, Sabtu (12/11) dengan Upacara Pemadikan Kaping Pisan. Dilanjutkan Upacara Pemadikan Kaping Dua, pada Wraspati Kliwon Menail, Kamis (1/12) dan Pemadikan Kaping Tiga pada Saniscara Paing Menail, Sabtu (3 /12) Puncaknya hari Anggara Kliwon Prangbakat, Selasa (6/12), digelar Upacara Pemadegan.
Diawali dengan menjemput Jero Kraman dari rumah masing-masing oleh kasinoman (petugas) dari tempat tinggal masing-masing Jero Kraman, dengan membawa Bakti Pekayonan. Selanjutnya, Jero Kraman diajak ke Pura Ulun Danu Batur, mengikuti tahapan prosesi Upacara Pemadegan. Antara lain, ngaturan Bakti Cicipan terus berlanjut hingga pelaksanaan ritual di Bale Agung. Usai itu, Jero Kraman kembali ke rumah masing-masing dengan mundut (menjunjung) Bakti Pekayonan. Bakti Pekayonan ini dikemit selama 3 hari, sampai dengan Sukra Pon Perangbakat, Jumat (9/12), yang disebut tahapan ‘Lepas Brata Jero Kraman’. ”Itulah antara lain tahap-tahapan Upac
ara Pemadegan ini,” tambah I Ketut Wijaya, salah seorang prajuru Desa Pakraman Batur yang mendampingi Dane Jero Batur Makalihan. Prosesi pelaksanaan Upacara Pemadegan dipuput 8 pemangku di Pura Ulun Danu Batur. Keseluruhan prosesi Upacara Pemadegan Jero Kraman berakhir ditandai dengan pelaksanaan Melasti di Segara Pegonjongan, pada Soma Pon Ugu, Senin (19/12), di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula (Buleleng). Upacara Pemadegan Jero Kraman merupakan rentetan upacara di Pura Ulun Danu Batur. Salah satunya Pemadegan Jero Balian dan Jero Mangku pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (9/11). * k17
Komentar