Jelang Galungan, Warga Binaan Rutan Mapatung
NEGARA, NusaBali
Perayaan Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (14/4) besok, tak hanya dinikmati umat Hindu di luar rumah tahanan.
Puluhan narapidana dan tahanan di Rutan Kelas II B Negara, Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, melaksanakan tradisi mapatung, Senin (12/4).
Tradisi mapatung ini juga sebagai bentuk perhatian pihak Rutan kepada para warga binaan (WB) agar dapat menikmati suasana jelang Galungan dan Kuningan. Mapatung di Rutan Negara kemarin, dilaksanakan mulai dinihari sekitar pukul 02.00 Wita – 06.00 Wita. Para WB bersama-sama memotong 5 ekor babi, hasil peliharaan kelompok peternakan kalangan WB di rutan setempat.
Daging babi yang telah dipotong dibagi-bagikan kepada para WB yang bekerja di kelompok peternakan Rutan. Oleh WB, daging diberikan kepada keluarga mereka.
Kepala Rutan Negara Bambang Hendra Setyawan, Senin kemarin, mengatakan tradisi mapatung yang dilaksanakan di Rutan Negara ini, adalah salah satu bentuk saling berbagi saat hari raya. Di samping bisa memberikan bagian daging kepada keluarga mereka, para WB umat Hindu lainnya, juga bersama-sama menikmati daging babi tersebut. “Ini sebagai wujud rasa kebersamaan. Ini juga menjadi kebangggaan warga binaan, walau jauh dari keluarga, namun mereka tetap bisa berbagi untuk keluarga,” ujarnya.
Selain itu, daging babi hasil mapatung para WB itu, juga dijual kepada petugas Rutan. Uang hasil penjualan daging babi itu pun diberikan kepada WB beragama non Hindu yang tergabung dalam kelompok peternakan di rutan setempat. Oleh WB non Hindu, uang itu diberikan kepada keluarganya. “Bagi warga binaan non Hindu yang bekerja di pokja (kelompok kerja) peternakan, di berikan uang. Namun uang tersebut, harus dikasi kepada keluarganya juga,” ucapnya.
Bambang Hendra Setyawan mengatakan, tradisi mapatung ini juga akan selalu dipertahankan di rutan setempat. Di samping menjadi tradisi, mapatung dapat mempererat kebersamaan para WB. Bagaimana para WB yang umat Hindu, juga merasakan suasana jelang hari raya. “Sebagian daging kami sisakan untuk dijadikan masakan dengan bumbu seadanya. Setelah matang, olahan daging yang dimasak bersama itu, disantap bersama-sama,” ujarnya. *ode
1
Komentar