Uniknya Dekorasi Janur Dibentuk Menjadi Layangan Janggan
Dekorasi
Dekorasi Pawiwahan
Seni
Layangan
Layang-Layang
Layangan Janggan
Bali Prasastika Decoration
Agus Prasastika
GIANYAR, NusaBali.com – Layang-layang atau malayangan bukan hanya menjadi salah satu permainan rakyat di Bali, melainkan juga sudah menjadi bagian dari budaya. Bahkan tema layang-layang sempat dituangkan dalam sebuah dekorasi acara pernikahan.
Seperti yang dilakukan oleh Agus Prasastika beberapa waktu lalu. Pemilik usaha dekorasi wedding atau pernikahan ini membuat konsep dekorasi pernikahan bertema layang-layang.
“Karya dekorasi dengan konsep layangan ini tidak disengaja. Kebetulan kedua mempelai adalah pelayang dan saya melihat foto-foto pra-wedding mereka background layangan, jadi saya pikir biar nyambung saja,” ungkap Agus Prasastika, Senin (12/4/2021).
Ide itu pun kemudian dikonsultasikan dengan pelayang janggan kembar selama sebulan. Owner Bali Prasastika Wedding Decoration ini menerangkan ia bersama empat orang timnya mulai mengerjakan dekorasi rare angon ini selama dua minggu sebelum pernikahan Dedik Juna dan Ni Luh Putu Riskha Dewi Lestari pada 2 April 2021 di Banjar Sengguan Singapadu.
Dengan panjang hampir lima meter, Agus bercerita sedikit kesulitan dalam pembuatan dekorasi unik itu. “Tantangan beratnya itu adalah membuat ekornya yang panjang yang memakan waktu lama karena membuat layangan janggan itu dilihatnya dari ekor. Lalu ada kesulitan sedikit di sana karena ada dua patung macan di depan rumah sehingga harus diatur sedemikian rupa agar tidak menghalangi,” terang ayah satu anak ini.
Dengan konsep layangan janggan yang memiliki ekor panjang, Agus meyakini bahwa dekorasi seperti ini adalah yang pertama. Bahan utama dekorasi ini banyak menggunakan jenis janur yang memiliki daun panjang dan menggunakan kerangka besi untuk bahan dekorasinya.
“Trend saat ini menggunakan bahan-bahan alami. Sebenarnya masih banyak kekurangan karena panjang ekornya kurang jika dibandingkan dengan layangan asli, padahal kita sudah pakai janur yang panjang-panjang. Tapi itu juga disesuaikan agar tidak menghalangi jalan. Karena ini yang pertama, ya semoga ada lagi yang order jadi bisa terus kami kembangkan dan pertanggungjawabkan agar lebih baik lagi,” tutur Agus.
Bali Prasastika Decoration sendiri telah berdiri sejak tiga tahun lalu. Agus yang semula ikut bekerja bersama orang lain kemudian membuka usaha dekorasi sendiri. Namun, pandemi Covid-19 juga menghantam usaha milik Agus. “Dulunya saya ikut orang, tapi disarankan untuk buat sendiri. Corona sangat berdampak, tapi untungnya dekor kami tidak hanya untuk wedding, tapi untuk event lainnya juga,” jelas Agus.
Agus Prasastika, pemilik usaha dekorasi wedding Bali Prasastika Decoration. -IST
Dekorasi layangan yang dibuat Agus ini memang memakan waktu paling lama dibanding dekorasi biasa yang ia ambil. “Kalau dekor biasa lebih cepat karena umum dan sudah sering diambil, kebetulan ini memang dekat rumah juga,” terang pria yang tinggal di Banjar Kebon, Singapadu, Gianyar.
Saat disinggung soal total biaya yang dihabiskan untuk membuat dekorasi ini, Agus enggan mengungkap berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan. “Intinya ada kok dekorasi yang lebih mahal. Tapi, ini kan soal konsep dan ide, jadi itu yang mahal. Belum lagi tantangannya apakah bisa diterima masyarakat atau tidak,” terang Agus.
Dekorasi bertemakan layangan Janggan ini sempat viral di sosial media. Pegiat layangan kenamaan Bali, Kadek Suprapta atau yang lebih dikenal dengan Deck Sotto, mengapresiasi karya Agus tersebut. Tidak hanya Deck Sotto, Ni Luh Djelantik juga sempat memposting ulang karya Agus dalam laman sosial media pribadinya.
“Tidak nyangka akan viral, cuma memang saat itu sudah banyak mencuri perhatian warga sekitar yang lewat di areal pernikahan itu. Kebetulan Deck Sotto saat itu juga hadir di acaranya dan saya bisa berbincang sedikit dengan beliau dan beliau merespons dengan sangat baik dekorasi yang kami buat itu,” kenang Agus bangga.
Terakhir, Agus menyatakan bahwa sempat viralnya dekorasi yang ia buat itu karena momen yang tepat. “Ini karena pas momennya mau masuk musim layangan juga. Setidaknya kita sudah ada pengalaman dan tambahan portofolio sebagai wedding décor. Dekorasi itu juga bagian dari karya seni, bukan sekadar bagian perlengkapan angkat-angkat kursi. Jadi tetap berkarya karena tidak bergerak dan hanya diam-diam saja tidak akan menghasilkan apa-apa,” pungkas Agus.*
Komentar