'Karena Disiplin Masyarakat Kendor'
Denpasar, Badung, Gianyar, Buleleng Masuk Status Zona Merah Covid-19
Kota Denpasar masuk zona merah, salah satunya karena kasus harian Covid-19 secara beruntun dalam sepekan melebihi pasien sembuh
DENPASAR, NusaBali
Empat (4) dari 9 kabupaten/kota se-Bali masuk zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19, yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Buleleng. Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mengakui 4 daerah masuk zona merah per 11 April 2021 tak terlepas karena kendornya disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.
Kota Denpasar kembali masuk zona merah, karena kasus harian Covid-19 secara berturut-turut dalam seminggu mengalami peningkatan lebih tinggi dari jumlah pasien sembuh. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan tingkat kesembuhan yang sebelumnya sempat mencapai 93,05 persen, kini turun menjadi 91,44 persen.
Menurut Dewa Rai, per 9 April 2021 di Denpasar muncul 82 kasus Covid-19, bersamaan dengan 71 pasien sembuh. Pada 10 April 2021, muncul 45 kasus baru bersamaan dengan 26 pasien sembuh. Sementara per 11 April 2021, muncul 48 kasus baru bersamaan dengan 21 pasien sembuh. Demikian pula 12 April 2021, muncul 70 kasus baru di Denpasar bersamaan dengan 67 pasien sembuh.
“Pada 13 April 2021, muncul 58 kasus Corona bersamaan dengan 13 pasien sembuh. Sedangkan per 14 April 2021, muncul 56 kasus Corona bersamaan dengan 18 pasien sembuhg. Terakhir, 15 April 2021 ini muncul 61 kasus baru, bersamaan dengan 44 pasien sembuh,” jelas Dewa Rai yang juga Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar menjawab NusaBali, Kamis (15/4).
Menurut Dewa Rai, peningkatan kasus Covid-19 tersebut sebagian besar merupakan klaster keluarga. Dalam satu keluarga, yang terdeteksi bisa 4-6 orang positif Corona. Hal itu terjadi karena mobilitas di Kota Denpasar cukup tinggi, salah satunya kegiatan upacara keagamaan dan perkawinan yang dilaksanakan sejak beberapa minggu sebelumnya.
"Mobilitas tinggi terutama dari upacara keagamaan dan perkawinan. Kita tidak mengetahui mereka terpaparnya di mana? Nah, ketika satu kena, mereka akan menularkan ke keluarganya dan terjadi peningkatan kasus,” sesal Dewa Rai.
Kasus di Kabupaten Buleleng, beda lagi dengan Kota Denpasar. Buleleng kembali masuk zona merah, karena angka kematian pasien Covid-19 cukup tinggi, di atas rata-rata nasional. Hingga Kamis kemarin, secara keseluruhan terdapat 132 pasien Covid-19 yang meninggal dunia atau 4,05 persen dari total 3.256 kasus positif. Ini jauh lebih tinggi dari angka kematian pasien tingkat Provinsi Bali yang hanya 2,89 persen. Tingginya angka kematian pasien menjadi salah satu indikator status zona merah.
Sementara itu, Sekretaris Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, mengakui disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan (Prokes) kendor belakangan, sehingga angka kasus positif masih tinggi. Ujung-ujungnya, 4 daerah di Bali masuk zona merah.
Made Rentin menyebutkan, pihaknya sejak awal sudah mengantisipasi klaster Hari Raya Galungan dan Kuningan, dengan memberikan penekanan disiplin Prokes kepada jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten/Kota. "Tetapi, sepertinya disiplin masyarakat di bawah kendor, terutama dalam peneraoan Prokes. Kasus positif Covid-19 masih tinggi, salah satunya dipicu kurang disiplinnya Prokes,” jelas Re-ntin saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Kamis kemarin.
Menurut Rentin, selain disiplin Prokes yang kendor di bawah, tingginya kasus positif Covid-19 hingga menyebabkan zona merah di 4 kabupaten/kota juga terjadi karena intensnya testing yang dilakukan Satgas. Kalau standar WHO, testing harus dilakukan dengan target capaian 800 orang per hari. Namun, testing yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali justru tembus angka 1.000 orang per hari.
Sedangkan untuk capaian testing per minggu, berdasarkan standar WHO minimal 4.300 orang. "Tetapi, kita di Bali bisa testing tembus 7.000 orang per minggu. Jadi, jumlah testing yang tinggi menyebabkan angka positif Covid-19 di Bali masih tinggi, bahkan cenderung bertambah," papar birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali ini.
Ke depan, kata Rentin, selain penegakan Prokes yang akan diperketat untuk menekan angka positif Covid-19, juga genjot vaksinasi untuk memperluas kekebalan komunal (herd immunity). Bersamaan dengan itu, juga harus digencarkan sosialiasi kepada masyarakat di bawah bahwa vaksinasi bukan jaminan tidak terpapar Covid-19, jika tanpa disertai Prokes yang disiplin.
"Nggak ada garansi medis, kalau sudah vaksinasi tidak akan terpapar Covid-19. Ini perlu disosialisasikan. Tujuannya, supaya masyarakat kita tetap disiplin. Karena saat ini ada anggapan kalau sudah vaksin, akan kebal Covid-19, sehingga lupalah mereka dengan Prokes," tegas Rentin.
Sementara itu, pandemi Covid-19 di Bali masih terus terjadi, ditandai dengan munculnya 134 kasus baru per Kamis kemarin, bersamaan dengan 125 pasien sembuh dan 3 pasien lagi diumumkan meninggal dunia. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak berada di Kota Denpasar mencapai 61 kasus baru, disusul Buleleng (15 kasus baru), Gianyar (12 kasus baru), Karangasem (11 kasus baru), Bangli (9 kasus baru), Badung (6 kasus baru), Tabanan (6 kasus baru), Jembrana (6 kasus baru), Klungkung (3 kasus baru), dan luar daerah (5 kasus baru).
Dengan tambahan 134 pasien baru per Kamis kemarin, maka jumlah ku-mulatif positif Covid-19 di Bali kini tembus 42.460 kasus. Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 hingga saat ini masih tetap Denpasar mencapai 13.379 kasus, disusul Badung (8.096 kasus), Gianyar (4.870 kasus), Tabanan (4.356 kasus), Buleleng (3.256 kasus), Jembrana (2.234 kasus), Bangli (2.174 kasus), Karangasem (1.743 ka-sus), dan Klungkung (1.667 kasus).
Pada hari yang sama kemarin, di Bali terdapat 125 pasien Covid-19 berhasil sembuh. Tambahan pasien sembuh terbanyak berada di Denpa-sar mencapai 44 orang, disusul Badung (24 pasien sembuh), Gianyar (15 pasien sembuh), Buleleng (15 pasien sembuh), Tabanan (10 pasien sem-buh), Jembrana (4 pasien sembuh), Bangli (4 pasien sembuh), Klungkung (4 pasien sembuh), dan luar daerah (5 pasien sembuh).
Maka, jumlah kumulatif positif Covid-19 yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 39.458 orang. Angka kesembuhan di Bali ini berkisar 92,93 persen dari total 42.460 kasus positif.
Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam pera-watan atau kasus aktif mencapai 1.774 orang atau 4,18 persen dari total 42.460 kasus positif. Sedangkan jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia kini mencapai 1.228 orang atau 2,89 persen dari total 42.460 kasus positif. Ini setelah per Jumat kemarin kembali diumumkan ada 3 pasien meninggal.
Total 1.228 pasien yang meninggal ini terdiri dari 1.224 orang WNI dan 4 orang WNA. Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Denpasar mencapai 283 orang, disusul Badung (210 orang), Tabanan (156 orang), Buleleng (132 orang), Gianyar (129 orang), Karangasem (89 orang), Bangli (85 orang), Jembrana (76 orang), dan Klungkung (55 orang). *nat,mis
Kota Denpasar kembali masuk zona merah, karena kasus harian Covid-19 secara berturut-turut dalam seminggu mengalami peningkatan lebih tinggi dari jumlah pasien sembuh. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan tingkat kesembuhan yang sebelumnya sempat mencapai 93,05 persen, kini turun menjadi 91,44 persen.
Menurut Dewa Rai, per 9 April 2021 di Denpasar muncul 82 kasus Covid-19, bersamaan dengan 71 pasien sembuh. Pada 10 April 2021, muncul 45 kasus baru bersamaan dengan 26 pasien sembuh. Sementara per 11 April 2021, muncul 48 kasus baru bersamaan dengan 21 pasien sembuh. Demikian pula 12 April 2021, muncul 70 kasus baru di Denpasar bersamaan dengan 67 pasien sembuh.
“Pada 13 April 2021, muncul 58 kasus Corona bersamaan dengan 13 pasien sembuh. Sedangkan per 14 April 2021, muncul 56 kasus Corona bersamaan dengan 18 pasien sembuhg. Terakhir, 15 April 2021 ini muncul 61 kasus baru, bersamaan dengan 44 pasien sembuh,” jelas Dewa Rai yang juga Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar menjawab NusaBali, Kamis (15/4).
Menurut Dewa Rai, peningkatan kasus Covid-19 tersebut sebagian besar merupakan klaster keluarga. Dalam satu keluarga, yang terdeteksi bisa 4-6 orang positif Corona. Hal itu terjadi karena mobilitas di Kota Denpasar cukup tinggi, salah satunya kegiatan upacara keagamaan dan perkawinan yang dilaksanakan sejak beberapa minggu sebelumnya.
"Mobilitas tinggi terutama dari upacara keagamaan dan perkawinan. Kita tidak mengetahui mereka terpaparnya di mana? Nah, ketika satu kena, mereka akan menularkan ke keluarganya dan terjadi peningkatan kasus,” sesal Dewa Rai.
Kasus di Kabupaten Buleleng, beda lagi dengan Kota Denpasar. Buleleng kembali masuk zona merah, karena angka kematian pasien Covid-19 cukup tinggi, di atas rata-rata nasional. Hingga Kamis kemarin, secara keseluruhan terdapat 132 pasien Covid-19 yang meninggal dunia atau 4,05 persen dari total 3.256 kasus positif. Ini jauh lebih tinggi dari angka kematian pasien tingkat Provinsi Bali yang hanya 2,89 persen. Tingginya angka kematian pasien menjadi salah satu indikator status zona merah.
Sementara itu, Sekretaris Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, mengakui disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan (Prokes) kendor belakangan, sehingga angka kasus positif masih tinggi. Ujung-ujungnya, 4 daerah di Bali masuk zona merah.
Made Rentin menyebutkan, pihaknya sejak awal sudah mengantisipasi klaster Hari Raya Galungan dan Kuningan, dengan memberikan penekanan disiplin Prokes kepada jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten/Kota. "Tetapi, sepertinya disiplin masyarakat di bawah kendor, terutama dalam peneraoan Prokes. Kasus positif Covid-19 masih tinggi, salah satunya dipicu kurang disiplinnya Prokes,” jelas Re-ntin saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Kamis kemarin.
Menurut Rentin, selain disiplin Prokes yang kendor di bawah, tingginya kasus positif Covid-19 hingga menyebabkan zona merah di 4 kabupaten/kota juga terjadi karena intensnya testing yang dilakukan Satgas. Kalau standar WHO, testing harus dilakukan dengan target capaian 800 orang per hari. Namun, testing yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali justru tembus angka 1.000 orang per hari.
Sedangkan untuk capaian testing per minggu, berdasarkan standar WHO minimal 4.300 orang. "Tetapi, kita di Bali bisa testing tembus 7.000 orang per minggu. Jadi, jumlah testing yang tinggi menyebabkan angka positif Covid-19 di Bali masih tinggi, bahkan cenderung bertambah," papar birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali ini.
Ke depan, kata Rentin, selain penegakan Prokes yang akan diperketat untuk menekan angka positif Covid-19, juga genjot vaksinasi untuk memperluas kekebalan komunal (herd immunity). Bersamaan dengan itu, juga harus digencarkan sosialiasi kepada masyarakat di bawah bahwa vaksinasi bukan jaminan tidak terpapar Covid-19, jika tanpa disertai Prokes yang disiplin.
"Nggak ada garansi medis, kalau sudah vaksinasi tidak akan terpapar Covid-19. Ini perlu disosialisasikan. Tujuannya, supaya masyarakat kita tetap disiplin. Karena saat ini ada anggapan kalau sudah vaksin, akan kebal Covid-19, sehingga lupalah mereka dengan Prokes," tegas Rentin.
Sementara itu, pandemi Covid-19 di Bali masih terus terjadi, ditandai dengan munculnya 134 kasus baru per Kamis kemarin, bersamaan dengan 125 pasien sembuh dan 3 pasien lagi diumumkan meninggal dunia. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak berada di Kota Denpasar mencapai 61 kasus baru, disusul Buleleng (15 kasus baru), Gianyar (12 kasus baru), Karangasem (11 kasus baru), Bangli (9 kasus baru), Badung (6 kasus baru), Tabanan (6 kasus baru), Jembrana (6 kasus baru), Klungkung (3 kasus baru), dan luar daerah (5 kasus baru).
Dengan tambahan 134 pasien baru per Kamis kemarin, maka jumlah ku-mulatif positif Covid-19 di Bali kini tembus 42.460 kasus. Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 hingga saat ini masih tetap Denpasar mencapai 13.379 kasus, disusul Badung (8.096 kasus), Gianyar (4.870 kasus), Tabanan (4.356 kasus), Buleleng (3.256 kasus), Jembrana (2.234 kasus), Bangli (2.174 kasus), Karangasem (1.743 ka-sus), dan Klungkung (1.667 kasus).
Pada hari yang sama kemarin, di Bali terdapat 125 pasien Covid-19 berhasil sembuh. Tambahan pasien sembuh terbanyak berada di Denpa-sar mencapai 44 orang, disusul Badung (24 pasien sembuh), Gianyar (15 pasien sembuh), Buleleng (15 pasien sembuh), Tabanan (10 pasien sem-buh), Jembrana (4 pasien sembuh), Bangli (4 pasien sembuh), Klungkung (4 pasien sembuh), dan luar daerah (5 pasien sembuh).
Maka, jumlah kumulatif positif Covid-19 yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 39.458 orang. Angka kesembuhan di Bali ini berkisar 92,93 persen dari total 42.460 kasus positif.
Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam pera-watan atau kasus aktif mencapai 1.774 orang atau 4,18 persen dari total 42.460 kasus positif. Sedangkan jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia kini mencapai 1.228 orang atau 2,89 persen dari total 42.460 kasus positif. Ini setelah per Jumat kemarin kembali diumumkan ada 3 pasien meninggal.
Total 1.228 pasien yang meninggal ini terdiri dari 1.224 orang WNI dan 4 orang WNA. Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Denpasar mencapai 283 orang, disusul Badung (210 orang), Tabanan (156 orang), Buleleng (132 orang), Gianyar (129 orang), Karangasem (89 orang), Bangli (85 orang), Jembrana (76 orang), dan Klungkung (55 orang). *nat,mis
1
Komentar