Tempuh Pendidikan 3,5 Tahun, Raih IPK Tertinggi di ITS Surabaya
Komang Yogananda Mahaputra Wisna, Anak Bungsu Anggota DPRD Buleleng Gede Wisnaya Wisna
Pasca jadi wisudawan terbaik di ITS Surabaya dengan IKP 3,93, Komang Yogananda Mahaputra Wisna kini tunggu waktu untuk berangkat ke Singapura. Dia sudah diterima mengisi lowongan kerja salah satu e-commerce di Singapura
SINGARAJA, NusaBali
Anak anggota Fraksi Hanura DPRD Buleleng Gede Wisnaya Wisna, yakni I Komang Yogananda Mahaputra Wisna, 22, mencatat prestasi membanggakan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Mahasiswa S1 Teknik Informatika, Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS Surabaya ini dinobatkan sebagai wisudawan terbaik, dengan meraih In-deks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93.
Acara wisuda sarjana ITS yang mengukuhkan Komang Yogananda Mahaputra sebagai wisudawan terbaik ini berlangsung secara virtual, Sabtu (10/4) lalu. Komang Yogananda berhasil menamatkan studi S1 di ITS dalam waktu 3,5 tahun, dengan meraih IPK 3,93.
“Saya tidak menyangka akan menjadi wisudawan terbaik. Predikat itu benar-benar menjadi kejutan,” ujar Komnang Yogananda saat ditemui NusaBali di rumahnya di Perumahan Griya Panji Asri Blok E Nomor 9 Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Kamis (15/4) siang.
Komang Yogananda menyebutkan, dari 8 semester perkuliahan di ITS Surabaya, dia tiga kali mendapatkan IP sempurna 4,0, masing-masing saat Semester I, Semester II, dan Semester V. Sedangkan lima semester lainnya rata-rata tembus IP 3,9. “Dalam satu semester saya selalu ambil maksimal 24 SKS, makanya bisa lulus dalam tempo 3,5 tahun,” tutur alumnis SMAN 1 Singaraja 2017 ini.
Komang Yogananda mengaku sangat enjoy kuliah di Teknik Informa-tika, Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS, karena bidang ilmu informatika sudah menjadi minatnya sejak masih duduk di bangku SMPN 1 Singaraja. Kemudian, minatnya itu diperkuat dan dipastikan saat duduk di bangku SMAN 1 Singaraja.
Namun, anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Gede Wisnaya Wisna dan Ni Ketut Subaktiasih ini mengaku sempat gentar juga dengan rekan-rekan kuliahnya di ITS Surabaya. “Saat awal kuliah di ITS, saya memang sempat parno dengan para mahasiswa di sini. Tetapi, setelah kenalan dan belajar bareng, saya bisa mengimbangi kemampuan mereka,” kenang pemuda kelahiran Tangerang, Banten, 24 Februari 1999, asal Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng ini.
Selama 3,5 tahun kuliah di ITS Surabaya, Komang Yogananda sempat beberapa kali megikuti lomba programming yang bersifat kompetitif, baik skala nasional maupun ASEAN, dengan prestasi selalu menjadi finalis. Meksi belum pernah meraih gelar juara, namun pengalaman lomba tersebut menambah ilmunya.
Komang Yogananda, antara lain, jadi finalis Lomba Programming Tingkat Nasional Tahun 2017 dan finalis Lomba Programming Tingkat ASEAN Tahun 2018. Sebelumnya, ketika masih duduk di SMAN 1 Singaraja, dia juga sempat sukses jadi finalis Olimpiade Sains Nasional (OSN) Komputer Tahun 2016.
Kini, pasca lulus dari ITS Surabaya dengan predikat sebagai wisudawan terbaik, Komang Yogananda tengah menunggu waktu untuk berangkat mengisi lowongan kerja salah satu e-commerce di Singapura. Dia akan mulai bekerja di Singapura, Agustus 2021 mendatang. Sebelumnya, Komang Yogananda dinyatakan lolos mengisi lowongan kerja e-commerce di Singapura tersebut, Februari 2021 lalu.
“Saya memilih bekerja, karena ingin mencari pengalaman dulu. Kalau melanjutkan kuliah S2, bidang ilmunya terlalu menjurus. Saya ingin mencoba berkontribusi di produk yang sudah ada dulu, karena teknologi ini dinamis sekali, cepat sekali berkembang dan banyak jenis, sehingga bisa banyak belajar dari pengalaman kerja nanti,” katanya.
Setelah mendapat pengalaman kerja, Komang Yogananda bercita-cita ingin memiliki perusahaan teknologi sendiri. Selain itu, juga berangan bisa menciptakan produk yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Bali, seperti aplikasi kegiatan keagamaam. Menurut Komang Yogananda, komunikasi antar pamangku dan penyelenggara upacara saat ini masih manual dan itu bisa dijembatani dengan teknologi.
Sementara itu, ayah dari Komang Yogananda, Gede Wisnaya Wisna, mengaku tidak pernah menarget anak-anaknya menjadi lulusan terbaik dan meraih prestasi puncak. ”Kami sebagai orangtua zaman sekarang, tidak bisa menentukan mereka memilih ini itu. Kami menyadari apa yang akan mereka lakukan, mereka yang jalani, sehingga harus mereka kerjakan dengan senang hati. Kami memberikan kebebasan, tidak pernah intervensi anak-anak,” ujar Wisnaya Wisna kepada NusaBali, Kamis kemarin.
Tanpa intervensi orangtua, ketiga anak Wisnaya Wisna boleh dikata sudah berhasil. Si sulung I Gede Bimananda Mahardika Wisna kini menempuh program S3 di Amerika Serika. Sedangkan anak keduanya yang perempuan, Ni Made Nalananda Maharani Wisna, kini bekerja pada sebuah bank swasta di Jakarta.
Menurut Wisnaya Wisna, sang istri Ni Ketut Subaktiasih juga memberikan support anak-anaknya, tanpa mengintervensi kemauan mereka. Sang istri juga memberikan izin kepada si bungsu Komang Yogananda untuk mencari pengalaman kerja di Singapura.
“Kalau soal ke Singapura itu, kami mengizinkan (komang Yogananda), karena dia masih muda dan ada peluang di sana. Apalagi, perusahana IT cukup dikenal di Indonesia, harus kasi kesempatan karier. IT itu harus lebih banyak praktek, bukan pada teorinya,” jelas anggota Komisi III DPRD Buleleng dari Fraksi Hanura Dapil Kecamatan Buleleng ini. *k23
Acara wisuda sarjana ITS yang mengukuhkan Komang Yogananda Mahaputra sebagai wisudawan terbaik ini berlangsung secara virtual, Sabtu (10/4) lalu. Komang Yogananda berhasil menamatkan studi S1 di ITS dalam waktu 3,5 tahun, dengan meraih IPK 3,93.
“Saya tidak menyangka akan menjadi wisudawan terbaik. Predikat itu benar-benar menjadi kejutan,” ujar Komnang Yogananda saat ditemui NusaBali di rumahnya di Perumahan Griya Panji Asri Blok E Nomor 9 Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Kamis (15/4) siang.
Komang Yogananda menyebutkan, dari 8 semester perkuliahan di ITS Surabaya, dia tiga kali mendapatkan IP sempurna 4,0, masing-masing saat Semester I, Semester II, dan Semester V. Sedangkan lima semester lainnya rata-rata tembus IP 3,9. “Dalam satu semester saya selalu ambil maksimal 24 SKS, makanya bisa lulus dalam tempo 3,5 tahun,” tutur alumnis SMAN 1 Singaraja 2017 ini.
Komang Yogananda mengaku sangat enjoy kuliah di Teknik Informa-tika, Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS, karena bidang ilmu informatika sudah menjadi minatnya sejak masih duduk di bangku SMPN 1 Singaraja. Kemudian, minatnya itu diperkuat dan dipastikan saat duduk di bangku SMAN 1 Singaraja.
Namun, anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Gede Wisnaya Wisna dan Ni Ketut Subaktiasih ini mengaku sempat gentar juga dengan rekan-rekan kuliahnya di ITS Surabaya. “Saat awal kuliah di ITS, saya memang sempat parno dengan para mahasiswa di sini. Tetapi, setelah kenalan dan belajar bareng, saya bisa mengimbangi kemampuan mereka,” kenang pemuda kelahiran Tangerang, Banten, 24 Februari 1999, asal Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng ini.
Selama 3,5 tahun kuliah di ITS Surabaya, Komang Yogananda sempat beberapa kali megikuti lomba programming yang bersifat kompetitif, baik skala nasional maupun ASEAN, dengan prestasi selalu menjadi finalis. Meksi belum pernah meraih gelar juara, namun pengalaman lomba tersebut menambah ilmunya.
Komang Yogananda, antara lain, jadi finalis Lomba Programming Tingkat Nasional Tahun 2017 dan finalis Lomba Programming Tingkat ASEAN Tahun 2018. Sebelumnya, ketika masih duduk di SMAN 1 Singaraja, dia juga sempat sukses jadi finalis Olimpiade Sains Nasional (OSN) Komputer Tahun 2016.
Kini, pasca lulus dari ITS Surabaya dengan predikat sebagai wisudawan terbaik, Komang Yogananda tengah menunggu waktu untuk berangkat mengisi lowongan kerja salah satu e-commerce di Singapura. Dia akan mulai bekerja di Singapura, Agustus 2021 mendatang. Sebelumnya, Komang Yogananda dinyatakan lolos mengisi lowongan kerja e-commerce di Singapura tersebut, Februari 2021 lalu.
“Saya memilih bekerja, karena ingin mencari pengalaman dulu. Kalau melanjutkan kuliah S2, bidang ilmunya terlalu menjurus. Saya ingin mencoba berkontribusi di produk yang sudah ada dulu, karena teknologi ini dinamis sekali, cepat sekali berkembang dan banyak jenis, sehingga bisa banyak belajar dari pengalaman kerja nanti,” katanya.
Setelah mendapat pengalaman kerja, Komang Yogananda bercita-cita ingin memiliki perusahaan teknologi sendiri. Selain itu, juga berangan bisa menciptakan produk yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Bali, seperti aplikasi kegiatan keagamaam. Menurut Komang Yogananda, komunikasi antar pamangku dan penyelenggara upacara saat ini masih manual dan itu bisa dijembatani dengan teknologi.
Sementara itu, ayah dari Komang Yogananda, Gede Wisnaya Wisna, mengaku tidak pernah menarget anak-anaknya menjadi lulusan terbaik dan meraih prestasi puncak. ”Kami sebagai orangtua zaman sekarang, tidak bisa menentukan mereka memilih ini itu. Kami menyadari apa yang akan mereka lakukan, mereka yang jalani, sehingga harus mereka kerjakan dengan senang hati. Kami memberikan kebebasan, tidak pernah intervensi anak-anak,” ujar Wisnaya Wisna kepada NusaBali, Kamis kemarin.
Tanpa intervensi orangtua, ketiga anak Wisnaya Wisna boleh dikata sudah berhasil. Si sulung I Gede Bimananda Mahardika Wisna kini menempuh program S3 di Amerika Serika. Sedangkan anak keduanya yang perempuan, Ni Made Nalananda Maharani Wisna, kini bekerja pada sebuah bank swasta di Jakarta.
Menurut Wisnaya Wisna, sang istri Ni Ketut Subaktiasih juga memberikan support anak-anaknya, tanpa mengintervensi kemauan mereka. Sang istri juga memberikan izin kepada si bungsu Komang Yogananda untuk mencari pengalaman kerja di Singapura.
“Kalau soal ke Singapura itu, kami mengizinkan (komang Yogananda), karena dia masih muda dan ada peluang di sana. Apalagi, perusahana IT cukup dikenal di Indonesia, harus kasi kesempatan karier. IT itu harus lebih banyak praktek, bukan pada teorinya,” jelas anggota Komisi III DPRD Buleleng dari Fraksi Hanura Dapil Kecamatan Buleleng ini. *k23
Komentar