Buleleng Bertahan di Zona Merah
Angka Kematian Akibat Covid-19 Masih Tinggi
Angka kematian di Buleleng jauh diatas rata-rata kematian pasien Covid-19 nasional sebesar 2,71 persen dan Provinsi Bali 2,88 persen.
SINGARAJA, NusaBali
Angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di Kabupaten Buleleng masih tinggi dan diatas rata-rata nasional. Hal ini menjadi indikator utama peningkatan status dari zona oranye menjadi zona merah sejak sebulan terakhir.
Satgas Penanaganan Covid-19 Buleleng hingga Kamis (15/4) kemarin mencatat sebanyak 131 orang pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Jumlah tersebut jika di persentasekan mencapai 4,07 persen dari total 3.216 kasus konfirmasi kumulatif. Angka yang jauh diatas rata-rata kematian pasien Covid-19 nasional sebesar 2,71 persen dan Provinsi Bali 2,88 persen.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa dihubungi Kamis (15/4) kemarin memang tak memungkiri hal tersebut. Hanya saja sejauh ini Satgas Penanganan Covid-19 mencatatkan dari seratusan pasien yang meninggal dunia, rata-rata memang sudah berusia lanjut dan memiliki komorbid penyakit berat.
“Yang mendominasi adalah umur 60 tathun ke atas dan juga memiliki penyakit penyerta yang sudah kronis seperti gagal ginjal, asma, jantung, kelainan patu-paru, diabeter, hipertensi. Dengan kondisi yang lemah disinggahi lagi Covid-19 sehingga menjadi fatal dan kami catatkan sebagai pasien Covid-19 yang meninggal dunia karena sebelumnya hasil swab PCR terkonfirmasi,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini. Sedangkan jika dilihat dari kasus per kasus yang murni meninggal karena Covid-19 tanpa penyakit penyerta di Buleleng hampir nihil.
Hal lainnya yang sebelumnya menjadi salah satu dari 14 indikator pengukuran zona oleh Satgas Pusat adalah Bed Ocupancy Rate (BOR) di rumah sakit penanganan Covid-19 di Buleleng sempat melonjak tajam. Angkanya mencapai 70 persen satu bulan yang lalu. Suyasa menjelaskan kondisi itu terjadi karena masih ada pasien Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) di Buleleng yang dirawat di rumah sakit. Padahal secara teknis mereka hanya perlu menjalani isolasi mandiri.
Namun kondisi itu saat ini menurut Mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini sudah berhasil ditekan. “BOR di Buleleng dari 8 rumah sakit negeri dan swasta dengan 180 bed situasinya sudah 35 persen, sudah turun setelah kita alihkan OTG-GR karantina di hotel yang disiapkan kelurahan dan desa,” jelas birokrat asal Desa/Tejakula Buleleng ini.
Seperti karantia hotel yang disiapka 19 kelurahan di Buleleng sudah diisi 12 orang OTG-GR. Sedangkan di ruamh sakit sejak disiapkannya hotel untuk karnatina tak lagi menerima pasien OTG-GR. “Minggu lalu karnatina hotel untuk pasien OTG-GR khusus kelurahan sudah berjalan BOR sudah turun. Karena sebelum-sebelumnya memang tidak ada hotel yang bersedia. Kalau di desa-desa sudah dari dulu disiapkan karantina oleh Satgas Desa ada yang pakai homestay, vila di daerahnya. Ini yang kemarin menyebabkan BOR melonjak tajam,” tegas dia.
Sedangkan kasus konfirmasi setiap harinya yang masih bertahan di dua digit, berfokus pada klaster keluarga. Penambahan kasus yang masih terjadi setiap hari dengan jumlah yang cukup banyak juga sudah diklaim Sekda Suyasa mengalami menurunan dari sebulan terakhir. “Ya kasus penularan masih terjadi saat isolasi di rumah masing-masing, tetapi sekarang secara jumlah sudah menurun. Upaya kita dengan menyiapkan hotel karantina dan mengintenskan tracing juga,” tegas dia.
Upaya lainnya saat ini Satgas Kabupaten Buleleng sedang menggenjot vaksinasi dengan 3.000 vial vaksin yang diberikan untuk Buleleng sejak dua pekan lalu. Tambahan vaksin itu cukup untuk 30.000 orang. Saat ini vaksin tambahan yang tersisa 20.000 sasaran. Jumlah vaksin ditargetkan habis sepekan mendatang.
“Kemarin penampahan dan Hari Raya Galungan libur dua hri, besok sudah dimulai lagi, sehari itu bisa 3.000 sasaran realisasinya, mudah-mudahan cepat habis sehingga setelah habis datang lagi vaksin tambahan,” kata Suyasa yang juga mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Sementara update kasus Covid-19 tiga hari terakhri ditermukan 66 kasus konfirmasi baru. Jumlah itu tersebar 19 orang diantaranya dari Kecamatan Buleleng, 12 orang dari Kecamatan Sawan, 9 orang masing-masing dari Kecamatan Sukasada dan Gerokgak, 8 orang dari Kecamatan Banjar, 4 orang dari Kecamatan Seririt, 2 orang masing-masing dari Kecamatan busungbiu dan Kubutambahan serta 1 orang lainnya dari Kecamatan Tejakula.
Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh 3 hari terakhir berjumlah 74 orang. Sebanyak 26 orang dari Kecamatan Seririt, 17 orang dari Kecamatan Buleleng, 9 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 8 orang dari Kecamatan Gerokgak, 7 orang dari Kecamatan Sukasada, 3 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar dan Busungbiu serta 1 orang dari Kecamatan Sawan.
Kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga tercatat pada Senin (12/4) lalu. Pasien adalah seorang pria berumur 62 tahun asal Kecamatan Banjar yang sudah dirawat sejak Senin (5/4) di RSUD Tangguwisia. Pasien mengalami gejala batuk, sesak, serta riwayat hipertensi. Perkembangan kasus Covid-19 tersebut membuat jumlah kasus komulatif menjadi 3.216 orang. Namun sebanyak 2.926 orang dinyatakan sembuh, 131 orang meninggal dunia dan menyisakan 159 pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit maupun menjalani karantina hotel dan isolasi mandiri. *k23
Satgas Penanaganan Covid-19 Buleleng hingga Kamis (15/4) kemarin mencatat sebanyak 131 orang pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Jumlah tersebut jika di persentasekan mencapai 4,07 persen dari total 3.216 kasus konfirmasi kumulatif. Angka yang jauh diatas rata-rata kematian pasien Covid-19 nasional sebesar 2,71 persen dan Provinsi Bali 2,88 persen.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa dihubungi Kamis (15/4) kemarin memang tak memungkiri hal tersebut. Hanya saja sejauh ini Satgas Penanganan Covid-19 mencatatkan dari seratusan pasien yang meninggal dunia, rata-rata memang sudah berusia lanjut dan memiliki komorbid penyakit berat.
“Yang mendominasi adalah umur 60 tathun ke atas dan juga memiliki penyakit penyerta yang sudah kronis seperti gagal ginjal, asma, jantung, kelainan patu-paru, diabeter, hipertensi. Dengan kondisi yang lemah disinggahi lagi Covid-19 sehingga menjadi fatal dan kami catatkan sebagai pasien Covid-19 yang meninggal dunia karena sebelumnya hasil swab PCR terkonfirmasi,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini. Sedangkan jika dilihat dari kasus per kasus yang murni meninggal karena Covid-19 tanpa penyakit penyerta di Buleleng hampir nihil.
Hal lainnya yang sebelumnya menjadi salah satu dari 14 indikator pengukuran zona oleh Satgas Pusat adalah Bed Ocupancy Rate (BOR) di rumah sakit penanganan Covid-19 di Buleleng sempat melonjak tajam. Angkanya mencapai 70 persen satu bulan yang lalu. Suyasa menjelaskan kondisi itu terjadi karena masih ada pasien Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) di Buleleng yang dirawat di rumah sakit. Padahal secara teknis mereka hanya perlu menjalani isolasi mandiri.
Namun kondisi itu saat ini menurut Mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini sudah berhasil ditekan. “BOR di Buleleng dari 8 rumah sakit negeri dan swasta dengan 180 bed situasinya sudah 35 persen, sudah turun setelah kita alihkan OTG-GR karantina di hotel yang disiapkan kelurahan dan desa,” jelas birokrat asal Desa/Tejakula Buleleng ini.
Seperti karantia hotel yang disiapka 19 kelurahan di Buleleng sudah diisi 12 orang OTG-GR. Sedangkan di ruamh sakit sejak disiapkannya hotel untuk karnatina tak lagi menerima pasien OTG-GR. “Minggu lalu karnatina hotel untuk pasien OTG-GR khusus kelurahan sudah berjalan BOR sudah turun. Karena sebelum-sebelumnya memang tidak ada hotel yang bersedia. Kalau di desa-desa sudah dari dulu disiapkan karantina oleh Satgas Desa ada yang pakai homestay, vila di daerahnya. Ini yang kemarin menyebabkan BOR melonjak tajam,” tegas dia.
Sedangkan kasus konfirmasi setiap harinya yang masih bertahan di dua digit, berfokus pada klaster keluarga. Penambahan kasus yang masih terjadi setiap hari dengan jumlah yang cukup banyak juga sudah diklaim Sekda Suyasa mengalami menurunan dari sebulan terakhir. “Ya kasus penularan masih terjadi saat isolasi di rumah masing-masing, tetapi sekarang secara jumlah sudah menurun. Upaya kita dengan menyiapkan hotel karantina dan mengintenskan tracing juga,” tegas dia.
Upaya lainnya saat ini Satgas Kabupaten Buleleng sedang menggenjot vaksinasi dengan 3.000 vial vaksin yang diberikan untuk Buleleng sejak dua pekan lalu. Tambahan vaksin itu cukup untuk 30.000 orang. Saat ini vaksin tambahan yang tersisa 20.000 sasaran. Jumlah vaksin ditargetkan habis sepekan mendatang.
“Kemarin penampahan dan Hari Raya Galungan libur dua hri, besok sudah dimulai lagi, sehari itu bisa 3.000 sasaran realisasinya, mudah-mudahan cepat habis sehingga setelah habis datang lagi vaksin tambahan,” kata Suyasa yang juga mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Sementara update kasus Covid-19 tiga hari terakhri ditermukan 66 kasus konfirmasi baru. Jumlah itu tersebar 19 orang diantaranya dari Kecamatan Buleleng, 12 orang dari Kecamatan Sawan, 9 orang masing-masing dari Kecamatan Sukasada dan Gerokgak, 8 orang dari Kecamatan Banjar, 4 orang dari Kecamatan Seririt, 2 orang masing-masing dari Kecamatan busungbiu dan Kubutambahan serta 1 orang lainnya dari Kecamatan Tejakula.
Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh 3 hari terakhir berjumlah 74 orang. Sebanyak 26 orang dari Kecamatan Seririt, 17 orang dari Kecamatan Buleleng, 9 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 8 orang dari Kecamatan Gerokgak, 7 orang dari Kecamatan Sukasada, 3 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar dan Busungbiu serta 1 orang dari Kecamatan Sawan.
Kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga tercatat pada Senin (12/4) lalu. Pasien adalah seorang pria berumur 62 tahun asal Kecamatan Banjar yang sudah dirawat sejak Senin (5/4) di RSUD Tangguwisia. Pasien mengalami gejala batuk, sesak, serta riwayat hipertensi. Perkembangan kasus Covid-19 tersebut membuat jumlah kasus komulatif menjadi 3.216 orang. Namun sebanyak 2.926 orang dinyatakan sembuh, 131 orang meninggal dunia dan menyisakan 159 pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit maupun menjalani karantina hotel dan isolasi mandiri. *k23
1
Komentar