Tingkatkan Ekonomi yang Merosot, Pasar Ramadan ‘Kampung Jawa’ Dibuka Lagi
DENPASAR, NusaBali.com – Setelah tahun lalu ditiadakan, Pasar Ramadan di Dusun Wanasari, Jalan Ahmad Yani Denpasar atau dikenal dengan nama Kampung Jawa, kembali dibuka pada bulan puasa tahun ini.
Pasar yang menyediakan takjil atau hidangan untuk berbuka puasa ini sudah beroperasi sejak Selasa (13/4/2021).
Berbagai jenis takjil mulai dari makanan berat seperti nasi pecel, nasi campur, lalu makanan ringan seperti martabak mini, cilok, siomay hingga berbagai minuman segar pun dijual di pasar yang berlokasi tepat di gang sebelah Masjid Baiturrahman ini.
Pasar ini memang selalu ada setiap tahunnya khusus pada bulan Ramadan. Namun, karena pandemi Covid-19, tahun lalu Pasar Ramadan ini ditiadakan. Pasar ini dibuka mulai pukul 15.00 hingga 18.00 Wita.
Pasar ini kembali dibuka mengingat ekonomi masyarakat yang saat ini sangat menurun. “Ini berdasar usulan dari masyarakat agar diadakan Pasar Ramadan, tapi dengan ketentuan tetap melakukan prokes,” ujar Haji Abdul Hakim, Takmir Bidang Idaroh, Masjid Baiturrahman.
Untuk bisa berjualan di Pasar Ramadan ini, pihak panitia dari yayasan masjid juga menerapkan persyaratan tertentu, di antaranya harus warga Dusun Wanasari atau Kampung Jawa dan mengikuti peraturan yaitu protokol kesehatan.
Ada 25 stand penjual atau pedagang mendaftar di Pasar Ramadan kali ini. “Tapi yang hadir hanya 23 saja karena memang tempatnya terbatas dan kami berusaha menerapkan prokes. Data kami lakukan supaya untuk menertibkan dan ketika ada sesuatu yang tidak diinginkan bisa back-up dalam artian kalau tidak mengikuti aturan ya ditegur. Persyaratannya juga ada bisaroh atau infaq ke masjid karena masjid sangat membutuhkan untuk pembangunan apalagi masa pandemi gini kan pemasukan kosong. Jadi sekecil apapun pendapatan dari pedagang ini sangat berarti, khususnya bagi pengurus Masjid Baiturrahman ini,” terang Haji Abdul.
Berbagai jenis takjil mulai dari makanan berat seperti nasi pecel, nasi campur, lalu makanan ringan seperti martabak mini, cilok, siomay hingga berbagai minuman segar pun dijual di pasar yang berlokasi tepat di gang sebelah Masjid Baiturrahman ini.
Pasar ini memang selalu ada setiap tahunnya khusus pada bulan Ramadan. Namun, karena pandemi Covid-19, tahun lalu Pasar Ramadan ini ditiadakan. Pasar ini dibuka mulai pukul 15.00 hingga 18.00 Wita.
Pasar ini kembali dibuka mengingat ekonomi masyarakat yang saat ini sangat menurun. “Ini berdasar usulan dari masyarakat agar diadakan Pasar Ramadan, tapi dengan ketentuan tetap melakukan prokes,” ujar Haji Abdul Hakim, Takmir Bidang Idaroh, Masjid Baiturrahman.
Untuk bisa berjualan di Pasar Ramadan ini, pihak panitia dari yayasan masjid juga menerapkan persyaratan tertentu, di antaranya harus warga Dusun Wanasari atau Kampung Jawa dan mengikuti peraturan yaitu protokol kesehatan.
Ada 25 stand penjual atau pedagang mendaftar di Pasar Ramadan kali ini. “Tapi yang hadir hanya 23 saja karena memang tempatnya terbatas dan kami berusaha menerapkan prokes. Data kami lakukan supaya untuk menertibkan dan ketika ada sesuatu yang tidak diinginkan bisa back-up dalam artian kalau tidak mengikuti aturan ya ditegur. Persyaratannya juga ada bisaroh atau infaq ke masjid karena masjid sangat membutuhkan untuk pembangunan apalagi masa pandemi gini kan pemasukan kosong. Jadi sekecil apapun pendapatan dari pedagang ini sangat berarti, khususnya bagi pengurus Masjid Baiturrahman ini,” terang Haji Abdul.
Sementara itu makanan khas Kampung Jawa yakni sate susu sapi rupanya menjadi jenis makanan yang paling banyak dijual dalam Pasar Ramadan ini. “Memang beragam makanan yang dijual, tapi sate memang yang menjadi magnet khususnya jika yang berbelanja dari luar kampung Wanasari,” tutur Haji Abdul.
Pihaknya juga menekankan bahwa tidak memberikan ruang untuk makan di tempat.
Para pedagang dan penjual di Pasar Ramadan ini menyambut dengan sangat antusias terkait dibukanya kembali kegiatan pasar ini. Apalagi dampak pandemi yang membuat perekonomian sangat terdampak.
Seperti yang dialami Ibu Nur yang berjualan sate, sayuran, es daluman dan es campur. “Alhamdulilah tiap sore ramai (pembeli),” ujar Ibu Nur yang berjualan ditemani oleh suami dan anak perempuan kecilnya. Ibu Nur sendiri memang sudah berjualan di depan rumahnya di kawasan Dusun Wanasari juga.
Di sisi lain hal yang sedikit berbeda dirasakan oleh Ibu Joni yang khusus menjual es kelapa muda saja. “Lumayanlah (pembeli). Masih tiga hari juga jadi belum keliatan,” ujarnya sembari membungkus es kelapa muda untuk pelanggannya.
Para pedagang merasa bersyukur dengan diadakannya Pasar Ramadan ini karena membantu meningkatkan perekonomian mereka yang sangat menurun akibat pandemi Covid-19. “Sangat menolong ya dengan adanya Pasar Ramadan ini,” imbuh Ibu Nur.
Pihak panitia yayasan masjid pun berharap dengan adanya Pasar Ramadan ini bisa meningkatkan lagi gairah dan geliat perekonomian warga yang sangat menurun akibat pandemi. “Walaupun tidak seberapa dari hasil pendapatannya tapi setidaknya bisa membantu meringankan beban warga, karena rata-rata yang berdagang disini yang ekonominya lemah,” tandas Haji Abdul. *clau
Pihaknya juga menekankan bahwa tidak memberikan ruang untuk makan di tempat.
Para pedagang dan penjual di Pasar Ramadan ini menyambut dengan sangat antusias terkait dibukanya kembali kegiatan pasar ini. Apalagi dampak pandemi yang membuat perekonomian sangat terdampak.
Seperti yang dialami Ibu Nur yang berjualan sate, sayuran, es daluman dan es campur. “Alhamdulilah tiap sore ramai (pembeli),” ujar Ibu Nur yang berjualan ditemani oleh suami dan anak perempuan kecilnya. Ibu Nur sendiri memang sudah berjualan di depan rumahnya di kawasan Dusun Wanasari juga.
Di sisi lain hal yang sedikit berbeda dirasakan oleh Ibu Joni yang khusus menjual es kelapa muda saja. “Lumayanlah (pembeli). Masih tiga hari juga jadi belum keliatan,” ujarnya sembari membungkus es kelapa muda untuk pelanggannya.
Para pedagang merasa bersyukur dengan diadakannya Pasar Ramadan ini karena membantu meningkatkan perekonomian mereka yang sangat menurun akibat pandemi Covid-19. “Sangat menolong ya dengan adanya Pasar Ramadan ini,” imbuh Ibu Nur.
Pihak panitia yayasan masjid pun berharap dengan adanya Pasar Ramadan ini bisa meningkatkan lagi gairah dan geliat perekonomian warga yang sangat menurun akibat pandemi. “Walaupun tidak seberapa dari hasil pendapatannya tapi setidaknya bisa membantu meringankan beban warga, karena rata-rata yang berdagang disini yang ekonominya lemah,” tandas Haji Abdul. *clau
1
Komentar