Kartini Go Surf, Sambut Hari Kartini dan Dukung Pariwisata Bali Bangkit
MANGUPURA, NusaBali.com
Setelah ditiadakan pada tahun 2020, event Kartini Go Surf kembali digelar di Pantai Kuta pada Jumat (16/4/2021).
Sesuai namanya, event yang sudah digelar untuk ke-12 kalinya ini mengajak para peselancar wanita berselancar sambil mengenakan kebaya. Tapi perhelatan kali ini tak melulu ditujukan dalam rangka menyambut Hari Kartini, melainkan juga turut membangkitkan pariwisata Bali di tengah pandemi Covid-19. “Di masa pandemi seperti ini kita juga ingin membantu membuka pariwisata Bali,” ujar Ronal Rahayu, Wakil Ketua Panitia Kartini Go Surf.
Serangkaian acara dimulai dengan bersih-bersih areal Pantai Kuta yang bekerja sama dengan Trash Hero Indonesia pada pukul 06.30 Wita hingga pukul 08.00 Wita. Lalu dilanjutkan dengan seremonial pembukaan acara pada pukul 08.30 Wita sampai matahari terbenam. “Jadi acara surfing dari para wanita luar biasa itu eksibisi, untuk kompetisi ada di fotografi,” terang Ronal.
Terdapat banyak kegiatan selain eksibisi dan kompetisi. Ada bazaar makanan, music session, serta charity untuk bencana alam di NTT di lokasi acara yang berseberangan dengan Hotel Whyndam, Kuta.
Serangkaian acara dimulai dengan bersih-bersih areal Pantai Kuta yang bekerja sama dengan Trash Hero Indonesia pada pukul 06.30 Wita hingga pukul 08.00 Wita. Lalu dilanjutkan dengan seremonial pembukaan acara pada pukul 08.30 Wita sampai matahari terbenam. “Jadi acara surfing dari para wanita luar biasa itu eksibisi, untuk kompetisi ada di fotografi,” terang Ronal.
Terdapat banyak kegiatan selain eksibisi dan kompetisi. Ada bazaar makanan, music session, serta charity untuk bencana alam di NTT di lokasi acara yang berseberangan dengan Hotel Whyndam, Kuta.
Sebanyak 20 wanita mengikuti eksibisi surfing berkebaya dari kelompok surfing Kelompok Putri Ombak dan 30 peserta lomba fotografi dari Perhimpunan Fotografi Bali (PFB). “Kami bersyukur didukung oleh stakeholder yang ingin Bali juga bangkit. Termasuk dari PFB mengambil gambar dari acara yang menurut mereka dinilai estetik,” ujar Ronal.
Sementara itu para peselancar atau surfer wanita merupakan siswa di Magic Wave House. “Sebenarnya tidak ada teknik khusus ya, karena bajunya saja yang sedikit berbeda karena mereka pakai kebaya. Tapi justru itulah keunikan dan keseruan dari acara ini,” ungkap Bagus Pande Irawan alias Piping, pemilik Magic Wave House.
Eksibisi surfing ini juga dibagi ke dalam dua sesi yakni pada pagi dan sore pada saat sunset. Kemudian, sistem perlombaan fotografi sendiri dinilai secara online oleh dewan juri melalui postingan instagram peserta dan akan diumumkan pada 21 April 2021.
“Harapannya dengan adanya acara ini juga bisa membantu membuka pariwisata Bali. Ini juga bisa menunjukkan kepada masyarakat dunia internasional bahwa Bali sudah siap. Apalagi jika pemerintah sudah semakin aware dan menjaga pantai, karena pariwisata Bali itu identik dengan pantai,” tandas Ronal diamini Piping. *cla
Sementara itu para peselancar atau surfer wanita merupakan siswa di Magic Wave House. “Sebenarnya tidak ada teknik khusus ya, karena bajunya saja yang sedikit berbeda karena mereka pakai kebaya. Tapi justru itulah keunikan dan keseruan dari acara ini,” ungkap Bagus Pande Irawan alias Piping, pemilik Magic Wave House.
Eksibisi surfing ini juga dibagi ke dalam dua sesi yakni pada pagi dan sore pada saat sunset. Kemudian, sistem perlombaan fotografi sendiri dinilai secara online oleh dewan juri melalui postingan instagram peserta dan akan diumumkan pada 21 April 2021.
“Harapannya dengan adanya acara ini juga bisa membantu membuka pariwisata Bali. Ini juga bisa menunjukkan kepada masyarakat dunia internasional bahwa Bali sudah siap. Apalagi jika pemerintah sudah semakin aware dan menjaga pantai, karena pariwisata Bali itu identik dengan pantai,” tandas Ronal diamini Piping. *cla
Komentar