Sesepuh PDIP Jembrana Tewas Serempet Truk Hino
Kecelakaan Maut di Jalur Denpasar-Gilimanuk Kawasan Desa Dangin Tukadaya
Korban Ida Bagus Sudiana mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Negara, Jembrana seusai membeli obat
NEGARA, NusaBali
Politisi senior PDIP asal Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Negara, Jembrana, Ida Bagus Sudiana, 77, meninggal secara tragis. Sesepuh partai yang mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Jembrana dua periode (2004-2009, 2009-2014) ini tewas serempet Truk Hino dalam kecelakaan lalulintas di Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk kawasan Banjar Sebual, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, Sabtu (17/4) malam.
Informasi di lapangan, saat kecelakaan maut Sabtu malam sekitar pukul 19.00 Wita, korban Gus Sudiana melaju dari arah barat (Gilimanuk) dengan mengendarai motor Yamaha Mio Soul Nopol DK 5084 OS. Politisi yang notabene mantan Kasat Lantas Polres Jembrana ini saat itu dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, setelah membeli obat ke salah satu apotek di Kota Negara.
Begitu mendekati lokasi TKP dalam yang kondisi jalan lurus ditingkahi hujan gerimis, korban Gus Sudiana berusaha menyalip Truk Tronton Hino Nopol DK 8794 GT yang dikemudikan I Made Liantara, 40, sopir asal Banjar Batungsel Kaja, Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Sesepuh PDIP berusia 77 tahun ini berusaha mendahului truk dari sebelah kiri, sampai keluar badan jalan.
Naas, saat menyalip truk lewat jalur kiri, terdapat Truk Mitsubishi Fuso Nopol DK 8614 FL parkir di bahu jalan sisi utara, dalam posisi menghadap ke timur. Begitu melihat ada truk parkir, Gus Sudiana berusaha kembali mengambil haluan ke kanan, masuk badan jalan untuk melewati truk parkir tersebut.
Sialnya, saat kembali masuk ke badan jalan, Truk Hino DK 8794 GT yang coba disalip sudah masuk tepat di sebelah kanan truk parkir. Walhasil, motor Mio yang ditunggangi Gus Sudiana pun berserempetan dengan bagian samping kiri Truk Hino. Motornya kontan terpelanting jatuh ke kiri, sementara Gus Sudiana jatuh ke kanan, sehingga badannya terserempet roda belakang kiri Truk Hino.
Korban Gus Sudiana yang tergeletak sekarat dalam kondisi luka robek pada lengan tangan kanan dan mengeluhkan sakit di punggung kanan, langsung dilarikan warga ke RS BaliMed Negara. Namun, nyawanya tidak tertolong. Sempat dirawat di RS sekitar 30 menit, mantan anggota DPRD Jembrana ini kemudian meninggal dunia. Malam itu juga, jenazah Gus Sudiana dibawa pulang ke rumah duka.
Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP I Dewa Gede Ariana, mengatakan peristiwa kecelakaan maut yang merenggut nyawa Gus Sudiana baru dilaporkan ke polisi, Minggu (18/4) pagi. Setelah menerima laporan tersebut, polisi langsung terjun melakukan olah TKP. Sopir Truk Hino DK 8794 GT, I Made Liantara. Demikian pula truknya dan bangkai motor Mio milik korban, diamankan sebagai barang bukti.
“Buat sementara, belum ada penetapan tersangka. Kasusnya masih kami tangani. Kita masih lakukan pemeriksaan saksi-saksi. Kejadianya juga baru dilaporkan pagi ini (kemarin),” papar AKP Dewa gede Ariani saat dikonfirmasi di Negara, Minggu kemarin.
Sementra itu, pantuan NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Negara, Minggu kemarin, tampak ada sejumlah pelayat. Di antara pelayat itu termasuk Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, yang juga Sekretaris DPC PDIP Jembrana. Kapolres Jembrana, AKBP I Ketut Adi Wibawa, juga melayat ke rumah duka kemarin siang. AKBP Adi Wibawa merupakan teman dari salah satu anak almarhum, AKBP Ida Bagus Ketut Surya Darma, 45, yang kini bertugas di Propam Polda Bali.
AKBP Ida Bagus Ketut Surya Darma menceritakan, dirinya baru mengetahui ayahnya terlibat kecelakaan maut saat sudah dirawat di RS BaliMed Negara, Sabtu malam. Dari keterangan keluarga di rumah, saat kecelakaan malam itu, ayahnya pamit membeli obat. “Nah, kecelakaannya pas mau balik ke rumah,” ujar AKBP Gus Surya Darma kepada NusaBali di rumah duka, Minggu kemarin.
Menurut Gus Surya Darma, ayahnya yang sudah menginjak usia 77 tahun masih sangat aktif dan biasa pergi sendiri membawa motor. Biasanya, almarhum Gus Sudiana pergi membeli obat-obatan untuk sakitnya yang sering dikeluhkan karena faktor usia. “Kadang keluhan sakit di dada, juga asam urat, dan tensi. Tetapi, kalau sehari-hari bapak masih sangat aktif di kegiatan-kegiatan masyarakat, kadang ngebrik,” katanya.
Gus Surya Darma mengaku tidak memiliki firasat terkait kecelakaan maut yang dialami ayahnya. Namun, beberapa waktu lalu ayahnya sempat meminta tolong kepadanya untuk diantar memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) ke Polres Jembrana, Senin (19/4). “Rencanya besok (hari ini) mau saya antar. Eh, ternyata bapak keburu meninggal,” jelas Perwira Menengah Polri ini.
Almarhum Ida Bagus Sudiana sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ida Ayu Ketut Wati, 72, serta 4 orang anak dan 4 cucu. Upacara pengabenan jenazah lamrahum rencananya akan dilaksanakan di Setra Desa Adat Mendoyo Dauh Tukad pada Sukra Wage Kuningan, Jumat (23/4) depan. Sedangkan ritual nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan sehari sebelumnya pada Wraspati Pon Kuningan, Kamis (22/4).
Sementara, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi mengatakan dirinya dan rekan-rekan sesama PDIP sangat kehilangan atas meninggalnya Gus Sudiana ini. Terlebih, almarhum merupakan salah satu kader senior PDIP yang sangat militan.
“Militansi beliau sangat tinggi. Meskipun tidak masuk sebagai pengurus partai, tetapi beliau termasuk pembina kita di PDIP. Dalam usianya yang sudah lingsir (sepuh), beliau juga selalu aktif dalam kegiatan partai. Makanya, kita merasa kehilangan salah satu pembimbing kita di DPIP,” ujar Srikandi PDIP asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo ini. *ode
Informasi di lapangan, saat kecelakaan maut Sabtu malam sekitar pukul 19.00 Wita, korban Gus Sudiana melaju dari arah barat (Gilimanuk) dengan mengendarai motor Yamaha Mio Soul Nopol DK 5084 OS. Politisi yang notabene mantan Kasat Lantas Polres Jembrana ini saat itu dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, setelah membeli obat ke salah satu apotek di Kota Negara.
Begitu mendekati lokasi TKP dalam yang kondisi jalan lurus ditingkahi hujan gerimis, korban Gus Sudiana berusaha menyalip Truk Tronton Hino Nopol DK 8794 GT yang dikemudikan I Made Liantara, 40, sopir asal Banjar Batungsel Kaja, Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Sesepuh PDIP berusia 77 tahun ini berusaha mendahului truk dari sebelah kiri, sampai keluar badan jalan.
Naas, saat menyalip truk lewat jalur kiri, terdapat Truk Mitsubishi Fuso Nopol DK 8614 FL parkir di bahu jalan sisi utara, dalam posisi menghadap ke timur. Begitu melihat ada truk parkir, Gus Sudiana berusaha kembali mengambil haluan ke kanan, masuk badan jalan untuk melewati truk parkir tersebut.
Sialnya, saat kembali masuk ke badan jalan, Truk Hino DK 8794 GT yang coba disalip sudah masuk tepat di sebelah kanan truk parkir. Walhasil, motor Mio yang ditunggangi Gus Sudiana pun berserempetan dengan bagian samping kiri Truk Hino. Motornya kontan terpelanting jatuh ke kiri, sementara Gus Sudiana jatuh ke kanan, sehingga badannya terserempet roda belakang kiri Truk Hino.
Korban Gus Sudiana yang tergeletak sekarat dalam kondisi luka robek pada lengan tangan kanan dan mengeluhkan sakit di punggung kanan, langsung dilarikan warga ke RS BaliMed Negara. Namun, nyawanya tidak tertolong. Sempat dirawat di RS sekitar 30 menit, mantan anggota DPRD Jembrana ini kemudian meninggal dunia. Malam itu juga, jenazah Gus Sudiana dibawa pulang ke rumah duka.
Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP I Dewa Gede Ariana, mengatakan peristiwa kecelakaan maut yang merenggut nyawa Gus Sudiana baru dilaporkan ke polisi, Minggu (18/4) pagi. Setelah menerima laporan tersebut, polisi langsung terjun melakukan olah TKP. Sopir Truk Hino DK 8794 GT, I Made Liantara. Demikian pula truknya dan bangkai motor Mio milik korban, diamankan sebagai barang bukti.
“Buat sementara, belum ada penetapan tersangka. Kasusnya masih kami tangani. Kita masih lakukan pemeriksaan saksi-saksi. Kejadianya juga baru dilaporkan pagi ini (kemarin),” papar AKP Dewa gede Ariani saat dikonfirmasi di Negara, Minggu kemarin.
Sementra itu, pantuan NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Negara, Minggu kemarin, tampak ada sejumlah pelayat. Di antara pelayat itu termasuk Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, yang juga Sekretaris DPC PDIP Jembrana. Kapolres Jembrana, AKBP I Ketut Adi Wibawa, juga melayat ke rumah duka kemarin siang. AKBP Adi Wibawa merupakan teman dari salah satu anak almarhum, AKBP Ida Bagus Ketut Surya Darma, 45, yang kini bertugas di Propam Polda Bali.
AKBP Ida Bagus Ketut Surya Darma menceritakan, dirinya baru mengetahui ayahnya terlibat kecelakaan maut saat sudah dirawat di RS BaliMed Negara, Sabtu malam. Dari keterangan keluarga di rumah, saat kecelakaan malam itu, ayahnya pamit membeli obat. “Nah, kecelakaannya pas mau balik ke rumah,” ujar AKBP Gus Surya Darma kepada NusaBali di rumah duka, Minggu kemarin.
Menurut Gus Surya Darma, ayahnya yang sudah menginjak usia 77 tahun masih sangat aktif dan biasa pergi sendiri membawa motor. Biasanya, almarhum Gus Sudiana pergi membeli obat-obatan untuk sakitnya yang sering dikeluhkan karena faktor usia. “Kadang keluhan sakit di dada, juga asam urat, dan tensi. Tetapi, kalau sehari-hari bapak masih sangat aktif di kegiatan-kegiatan masyarakat, kadang ngebrik,” katanya.
Gus Surya Darma mengaku tidak memiliki firasat terkait kecelakaan maut yang dialami ayahnya. Namun, beberapa waktu lalu ayahnya sempat meminta tolong kepadanya untuk diantar memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) ke Polres Jembrana, Senin (19/4). “Rencanya besok (hari ini) mau saya antar. Eh, ternyata bapak keburu meninggal,” jelas Perwira Menengah Polri ini.
Almarhum Ida Bagus Sudiana sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ida Ayu Ketut Wati, 72, serta 4 orang anak dan 4 cucu. Upacara pengabenan jenazah lamrahum rencananya akan dilaksanakan di Setra Desa Adat Mendoyo Dauh Tukad pada Sukra Wage Kuningan, Jumat (23/4) depan. Sedangkan ritual nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan sehari sebelumnya pada Wraspati Pon Kuningan, Kamis (22/4).
Sementara, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi mengatakan dirinya dan rekan-rekan sesama PDIP sangat kehilangan atas meninggalnya Gus Sudiana ini. Terlebih, almarhum merupakan salah satu kader senior PDIP yang sangat militan.
“Militansi beliau sangat tinggi. Meskipun tidak masuk sebagai pengurus partai, tetapi beliau termasuk pembina kita di PDIP. Dalam usianya yang sudah lingsir (sepuh), beliau juga selalu aktif dalam kegiatan partai. Makanya, kita merasa kehilangan salah satu pembimbing kita di DPIP,” ujar Srikandi PDIP asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo ini. *ode
1
Komentar