BBPOM Uji 15 Makanan Takjil di Dalung
Semuanya Dinilai Aman dari Bahan Berbahaya
Mengonsumsi bahan-bahan berbahaya dalam waktu jangka panjang bisa menyebabkam iritasi lambung bahkan memicu kanker.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, melakukan intensifikasi pengawasan pangan di kawasan Perumahan Dalung Permai, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (19/4) sore. Sampel makanan diambil dari sejumlah makanan takjil yang dijual untuk berbuka puasa. Dari 15 sampel yang diuji, semuanya dinilai aman dari bahan berbahaya.
“Pada intensifikasi pengawasan pangan kali ini, kami mengambil sebanyak 15 sampel berupa bakso, minuman-minuman yang berwarna merah, cendol, serta pepes ikan. Parameter yang kami uji adalah uji rhodamin B, metanil yellow, boraks dan formalin,” kata Ahli Madya Koordinator Substansi Infokom BBPOM di Denpasar Luh Putu Witariathi.
Putu Witariathi mengatakan, uji formalin biasanya dicurigai pada makanan olahan ikan. Sedangkan uji boraks biasanya pada kerupuk dan bakso, serta rhodamin B biasanya dicurigai pada minuman-minuman dengan warna mencolok atau berwarna merah. Dipilihnya areal Perumahan Dalung Permai, sebagai sasaran intensifikasi pengawasan pangan kali ini setelah berkoordinasi dengan Pemkab Badung, melalui Dinas Kesehatan.
Setelah diuji sampel, kata Putu Witariathi, hasilnya semua makanan takjil tersebut aman untuk dikonsumsi. “Dari 15 sampel yang diperiksa semua memenuhi syarat. Ini menandakan bahwa ada kesadaran untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya, sehingga masyarakat yang akan berbuka puasa aman untuk mengonsumsinya,” terangnya sembari menyebut pengawasan serupa juga dilakukan di pasar, supermarket hypermarket, dan importir.
Lebih lanjut, Putu Witariathi mengatakan, mengonsumsi bahan-bahan berbahaya dalam waktu jangka panjang bisa menyebabkam iritasi lambung bahkan memicu kanker. “Kandungan rhodamin B, boraks, formalin, jika tidak sadar telah dikonsumsi memang efeknya tidak langsung terasa. Tapi jika bertahun-tahun dikonsumsi bisa mengakibatkan iritasi lambung dan bahkan memicu kanker,” jelasnya seraya mengingatkan masyarakat untuk selalu cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluarsa) setiap membeli makanan dan obat.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Badung Putu Supada, menjelaskan dipilihnya Perumahan Dalung Permai, karena di wilayah tersebut banyak penjual takjil musiman. Hal ini tidak terlepas pula dari banyaknya umat Muslim di daerah tersebut. “Kalau pengawasan makanan seperti ini (takjil) kami berkoordinasi dengan BBPOM di Denpasar,” kata Supada.
Untuk pengawasan makanan di rumah makan dan restoran, lanjut Supada, Badung sudah memiliki tenaga di puskesmas untuk memantau kegiatan penjualan makanan dan minuman. “Kita wajib pengawasannya. Kalau hotel, restoran dan rumah makan itu setiap enam bulan kami ada pengawasannya. Pengawasan dalam bentuk tingkat mutu restoran dengan melakukan inspeksi kesehatan lingkungan dan pemeriksaan sampel, baik makanannya, airnya, alatnya termasuk karyawannya,” tandas Supada. *ind
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar, melakukan intensifikasi pengawasan pangan di kawasan Perumahan Dalung Permai, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (19/4) sore. Sampel makanan diambil dari sejumlah makanan takjil yang dijual untuk berbuka puasa. Dari 15 sampel yang diuji, semuanya dinilai aman dari bahan berbahaya.
“Pada intensifikasi pengawasan pangan kali ini, kami mengambil sebanyak 15 sampel berupa bakso, minuman-minuman yang berwarna merah, cendol, serta pepes ikan. Parameter yang kami uji adalah uji rhodamin B, metanil yellow, boraks dan formalin,” kata Ahli Madya Koordinator Substansi Infokom BBPOM di Denpasar Luh Putu Witariathi.
Putu Witariathi mengatakan, uji formalin biasanya dicurigai pada makanan olahan ikan. Sedangkan uji boraks biasanya pada kerupuk dan bakso, serta rhodamin B biasanya dicurigai pada minuman-minuman dengan warna mencolok atau berwarna merah. Dipilihnya areal Perumahan Dalung Permai, sebagai sasaran intensifikasi pengawasan pangan kali ini setelah berkoordinasi dengan Pemkab Badung, melalui Dinas Kesehatan.
Setelah diuji sampel, kata Putu Witariathi, hasilnya semua makanan takjil tersebut aman untuk dikonsumsi. “Dari 15 sampel yang diperiksa semua memenuhi syarat. Ini menandakan bahwa ada kesadaran untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya, sehingga masyarakat yang akan berbuka puasa aman untuk mengonsumsinya,” terangnya sembari menyebut pengawasan serupa juga dilakukan di pasar, supermarket hypermarket, dan importir.
Lebih lanjut, Putu Witariathi mengatakan, mengonsumsi bahan-bahan berbahaya dalam waktu jangka panjang bisa menyebabkam iritasi lambung bahkan memicu kanker. “Kandungan rhodamin B, boraks, formalin, jika tidak sadar telah dikonsumsi memang efeknya tidak langsung terasa. Tapi jika bertahun-tahun dikonsumsi bisa mengakibatkan iritasi lambung dan bahkan memicu kanker,” jelasnya seraya mengingatkan masyarakat untuk selalu cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluarsa) setiap membeli makanan dan obat.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Badung Putu Supada, menjelaskan dipilihnya Perumahan Dalung Permai, karena di wilayah tersebut banyak penjual takjil musiman. Hal ini tidak terlepas pula dari banyaknya umat Muslim di daerah tersebut. “Kalau pengawasan makanan seperti ini (takjil) kami berkoordinasi dengan BBPOM di Denpasar,” kata Supada.
Untuk pengawasan makanan di rumah makan dan restoran, lanjut Supada, Badung sudah memiliki tenaga di puskesmas untuk memantau kegiatan penjualan makanan dan minuman. “Kita wajib pengawasannya. Kalau hotel, restoran dan rumah makan itu setiap enam bulan kami ada pengawasannya. Pengawasan dalam bentuk tingkat mutu restoran dengan melakukan inspeksi kesehatan lingkungan dan pemeriksaan sampel, baik makanannya, airnya, alatnya termasuk karyawannya,” tandas Supada. *ind
1
Komentar