PT Cau Cokelat Ekspor 3 Ton Cokelat ke Qatar
TABANAN, NusaBali
Di tengah pandemi Covid-19, PT Cau Cokelat Internasional di Banjar Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, pertama kali mengekspor Cokelat organik ke Qatar, Senin (19/4).
Cokelat yang diekspor jenis cokelat siap konsumsi 3 ton dengan nilai sekitar Rp 1 miliar. Ekspor cokelat dalam jumlah relatif besar tersebut langsung dilepas Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Bupati didampingi Sekda Tabanan I Gede Susila, Kadis Pertanian Tabanan I Nyoman Budana dan sejumlah OPD di lingkungan Pemkab Tabanan. Hadir, pula anggota DPR RI asal Tabanan I Made Urip.
Direktur Utama PT Cau Cokelat Internasional I Kadek Surya Prasetya Wiguna mengakui ekspor cokelat ke Qatar baru pertama kali. Jumlahnya mencapai 3 ton atau 60.000 pcs cokelat jadi. "Kami kirim ke Qatar sesuai pesanan dua bulan lalu," ujarnya.
Kata dia, bahan baku cokelat yakni kakao yang di ekspor tersebut berasal dari petani Tabanan dan petani Jembrana. Jumlah bahan baku memang lebih banyak dari petani Jembrana. Karena lahan kakao petani di Jembrana yang sudah bersertifikasi organik mencapai 600 hektare dari 600 petani.
Sedangkan cokelat dari Tabanan baru 400 hektare lahan tersertifikasi dari 400 petani. "Luas lahan kakao di Tabanan mencapai 1.000 hektare. Untuk itu kami berharap kepada Pemkab Tabanan bisa membantu petani Tabanan agar lahan kakao yang ada bisa dibantu meraih sertifikasi organik," harap Prasetya Wiguna.
Menurutnya, pentingnya lahan kakao tersertifikasi organik untuk menentukan kualitas cokelat itu sendiri. Jika tidak menyajikan produk olahan yang berbeda dari kabupaten lain, cokelat yang dihasilkan dari petani di Bali, tak bisa bersaing di pasar internasional. "Sekali lagi besar harapan kami pemerintah bisa bantu. Tidak mahal, dari lahan 400 hektare memerlukan anggaran Rp 100 juta – Rp 200 juta per tahun untuk sertifikasi," tegasnya.
Dia menambahkan, ekspor cokelat siap konsumsi ke Qatar dikirim dalam lima varian. Mulai rasa kopi, rasa mint, rasa almond, dan lain-lain. Hanya saja ekspor cokelat bukan pertama kali dilakukan, Cau Cokelat sudah sering mengekspor cokelat ke Hongkong, Jepang, Austria, Singapura, dan Malaysia. Namun dengan jumlah setengah ton.
"Yang ke Qatar mengalami lonjakan pemesanan. Karena kami menggunakan tips pemasaran platform alibaba atau amazon. Jadi tidak hanya platform domestik kami gunakan, tetapi juga platform internasional," katanya.
Dia pun berharap ekspor cokelat sampai ke Qatar ini bisa dilakukan secara kontinyu. "Harapan bisa kontinyu tergantung nanti produk kami diterima seperti apa karena ini baru pertama kali ekspor ke Qatar. Bahkan lebel yang kami ekspor ke Qatar baru dan sudah dilensi di Negara Qatar," tandas Prasetya Wiguna.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengapresiasi di tengah pandemi Covid-19, PT Cau Cokelat bisa memanfaatkan pasar ekspor. Dia berharap apa yang dilakukan PT Cau Cokelat bisa menginspirasi bagi pengusaha bidang komoditi lain. Apalagi Tabanan dikenal dengan daerah agraris yang bisa menghasilkan peluang ekspor yang baik. "Mudah-mudahan apa yang dilakukan PT Cau Cokelat bisa menginspirasi bagi komuditi lain sehingga Tabanan betul-betul memiliki daya saing luar biasa," tegasnya.
Terkait dengan permintaan PT Cau Cokelat untuk mensertifikasi lahan kakao petani Tabanan agar bisa organik, hal tersebut akan dibantu. "Kami akan segera memback up untuk sertifikasi lahan kakao. Untuk itu di masing-masing OPD tidak perlu berlomba-lomba membuat program. Apa yang menjadi potensi desa itu sendiri, itu yang didukung," tandasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip. Dia sangat mengapresiasi PT Cau Cokelat karena ditengah pandemi justru bisa bersaing menangkap peluang di pasar internasional. "Tentu saya akan memberikan dukungan dari segi kebijakan di pertanian ataupun APBN sehingga bisa dilakukan kontrol penggunaan APBN tersebut," kata Urip.*des
Direktur Utama PT Cau Cokelat Internasional I Kadek Surya Prasetya Wiguna mengakui ekspor cokelat ke Qatar baru pertama kali. Jumlahnya mencapai 3 ton atau 60.000 pcs cokelat jadi. "Kami kirim ke Qatar sesuai pesanan dua bulan lalu," ujarnya.
Kata dia, bahan baku cokelat yakni kakao yang di ekspor tersebut berasal dari petani Tabanan dan petani Jembrana. Jumlah bahan baku memang lebih banyak dari petani Jembrana. Karena lahan kakao petani di Jembrana yang sudah bersertifikasi organik mencapai 600 hektare dari 600 petani.
Sedangkan cokelat dari Tabanan baru 400 hektare lahan tersertifikasi dari 400 petani. "Luas lahan kakao di Tabanan mencapai 1.000 hektare. Untuk itu kami berharap kepada Pemkab Tabanan bisa membantu petani Tabanan agar lahan kakao yang ada bisa dibantu meraih sertifikasi organik," harap Prasetya Wiguna.
Menurutnya, pentingnya lahan kakao tersertifikasi organik untuk menentukan kualitas cokelat itu sendiri. Jika tidak menyajikan produk olahan yang berbeda dari kabupaten lain, cokelat yang dihasilkan dari petani di Bali, tak bisa bersaing di pasar internasional. "Sekali lagi besar harapan kami pemerintah bisa bantu. Tidak mahal, dari lahan 400 hektare memerlukan anggaran Rp 100 juta – Rp 200 juta per tahun untuk sertifikasi," tegasnya.
Dia menambahkan, ekspor cokelat siap konsumsi ke Qatar dikirim dalam lima varian. Mulai rasa kopi, rasa mint, rasa almond, dan lain-lain. Hanya saja ekspor cokelat bukan pertama kali dilakukan, Cau Cokelat sudah sering mengekspor cokelat ke Hongkong, Jepang, Austria, Singapura, dan Malaysia. Namun dengan jumlah setengah ton.
"Yang ke Qatar mengalami lonjakan pemesanan. Karena kami menggunakan tips pemasaran platform alibaba atau amazon. Jadi tidak hanya platform domestik kami gunakan, tetapi juga platform internasional," katanya.
Dia pun berharap ekspor cokelat sampai ke Qatar ini bisa dilakukan secara kontinyu. "Harapan bisa kontinyu tergantung nanti produk kami diterima seperti apa karena ini baru pertama kali ekspor ke Qatar. Bahkan lebel yang kami ekspor ke Qatar baru dan sudah dilensi di Negara Qatar," tandas Prasetya Wiguna.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengapresiasi di tengah pandemi Covid-19, PT Cau Cokelat bisa memanfaatkan pasar ekspor. Dia berharap apa yang dilakukan PT Cau Cokelat bisa menginspirasi bagi pengusaha bidang komoditi lain. Apalagi Tabanan dikenal dengan daerah agraris yang bisa menghasilkan peluang ekspor yang baik. "Mudah-mudahan apa yang dilakukan PT Cau Cokelat bisa menginspirasi bagi komuditi lain sehingga Tabanan betul-betul memiliki daya saing luar biasa," tegasnya.
Terkait dengan permintaan PT Cau Cokelat untuk mensertifikasi lahan kakao petani Tabanan agar bisa organik, hal tersebut akan dibantu. "Kami akan segera memback up untuk sertifikasi lahan kakao. Untuk itu di masing-masing OPD tidak perlu berlomba-lomba membuat program. Apa yang menjadi potensi desa itu sendiri, itu yang didukung," tandasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip. Dia sangat mengapresiasi PT Cau Cokelat karena ditengah pandemi justru bisa bersaing menangkap peluang di pasar internasional. "Tentu saya akan memberikan dukungan dari segi kebijakan di pertanian ataupun APBN sehingga bisa dilakukan kontrol penggunaan APBN tersebut," kata Urip.*des
Komentar