Pengusaha Minta Setop Ekspor Kelapa Utuh
JAKARTA, NusaBali
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) meminta pemerintah setop ekspor kelapa.
Pasalnya hal itu berpengaruh ke industri turunan kelapa yang menyebabkan kekurangan bahan baku. Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno mengatakan pihaknya akan berkirim surat kepada pemerintah untuk minta ekspor kelapa dihentikan. Salah satu tujuan ekspor kelapa Indonesia selama ini adalah ke China.
"Kita akan membuat surat kepada pemerintah untuk dilakukan pelarangan ekspor kelapa karena ada beberapa pengusaha mengeluhkan masalah itu juga karena ekspor kelapa ke China cukup besar, sementara industri hilirisasi kelapa dalam negeri kekurangan bahan," kata Benny dalam konferensi virtual 500K Eksportir Baru, seperti dilansir detikcom, Senin (19/4).
Dalam kesempatan yang sama, pengusaha briket arang kelapa di Jepara mengaku kesulitan mendapat bahan baku untuk bisnisnya. Hal itu menyebabkan produksinya tidak bisa berjalan sesuai permintaan pembeli, padahal produknya sudah bisa diekspor hingga ke Brazil.
"Jadi kebanyakan kita ini kebingungan karena banyak bahan yang kosong karena banyak diekspor berupa kepala kelapa utuh sehingga ini nanti akan mengurangi bahan baku yang tersedia untuk produksi kami," beber Abdul Halim Noor.
Sulitnya mendapatkan bahan baku kelapa untuk briket arang membuat harga bahan baku menjadi mahal. Untuk itu, dia meminta ekspor kelapa utuh dilarang dan mendorong hilirisasi agar nilainya lebih menguntungkan.
"Bahan-bahan ini mahal sekali, dari yang dulu Rp 6.000 sekarang sudah menginjak Rp 10.000 per kg. Ini gimana caranya kami dibantu agar pemerintah ini membatasi ataupun melarang lah untuk ekspor kelapa utuh," kata Abdul.
"Saya yakin turunan kelapa ini luar biasa kalau kita produksi sendiri. Kalau kita hanya mengirim produk mentah itu nilainya rendah sekali dan kita tidak diuntungkan sama sekali, yang diuntungkan adalah pengimpor," tambahnya. *
Komentar