Ditinggal Pedagang, Pasar Relokasi Sepi
GIANYAR, NusaBali
754 pedagang Pasar Umum Sukawati yang direlokasi ke Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Relokasi karena perbaikan pasar lama. Namun ratusan pedagang ini tampaknya tidak betah berjualan di pasar relokasi, hingga banyak pedagang hengkang.
Pasar relokasi pun sepi. Jauh dari kesan pasar yang biasanya ramai aktivitas jual-beli. Hanya beberapa pedagang yang tampak tetap buka. "Dari pagi sampai siang memang begini suasananya. Tidak ada pembeli," ujar salah satu pedagang, Ni Wayan Kasih. Kondisi ini pun dirasakan jauh berbeda dengan dulu. "Dulu ramai, sekarang sepi. Selain banyak pedagang pindah, juga karena Covid-19," ujarnya.
Dia mengaku tetap berjualan karena pedagang wajib absen. Absensi kehadiran tersebut, katanya akan mempengaruhi dapat tidaknya tempat di pasar baru. "Sudah dikasi tempat gratis, ya buka sesekali. Biar nanti dapat tempat juga di pasar yang baru," ujarnya.
Karena sepi, Wayan Kasih pilih membereskan pekerjaan rumah terlebih dahulu. Sekitar pukul 10.00 Wita, dirinya baru berangkat ke pasar. "Pagi saya ke sawah dulu, kemudian urus anak baru ke pasar. Anggap sambil menghilangkan rasa bosan," jelasnya. Wayan Kasih pun mengaku hanya buka sampai pukul 15.00 Wita. "Karena jam segitu sudah sepi, takut juga sendirian di sini," ujarnya. Suasana pasar yang panas, juga membuatnya resah. Namun tidak banyak yang bisa diperbuat nya. "Kalau boleh paving ini digali, saya maunya bawa pohon jepun biar agak sejuk kalau jualan. Tapi saya kurang tahu, apa bisa apa ndak," ungkapnya.
Terkait kondisi ini, Disperindag Gianyar dan pihak terkait sudah sempat mengupayakan agar pedagang kembali berjualan di tempat relokasi. Namun belum membuahkan hasil. Sepinya tempat relokasi pedagang Pasar Umum Sukawati ini pun menjadi perhatian masyarakat. Sejumlah usulan menginginkan agar pasar hewan yang berlokasi di Semabaung, Banjar Tegallinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, dipindah ke pasar relokasi tersebut. Mengingat krama Hindu Bali di Gianyar selalu membutuhkan hewan untuk upacara adat. Selain itu, lokasi pasar relokasi ini jauh dari pemukiman penduduk. Sehingga dapat mengurangi bau kotoran hewan.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar Ngakan Putu Readi, saat dikonfirmasi, menyebutkan sampai saat ini Pasar Semabaung masih difungsikan sebagai Pasar Hewan di Gianyar. Namun pasar ini sudah tidak representatif, mengingat berada di tengah pemukiman penduduk dan tempatnya relatif sempit. "Pasar Hewan Semebaung leading sektornya di Disperindag, untuk pasar hewan kondisinya memang sudah tidak representatif," jelas Ngakan Readi.
Dikatakan, Pemkab Gianyar berkeinginan membangun pasar hewan representatif, jauh dari pemukiman penduduk. "Kami sedang kesulitan mencari lahan yang representatif itu, karena harus ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi," jelasnya. Diantara kriteria itu, dijelaskan, tidak dekat dengan permukiman penduduk, pengolahan limbah dan sampah.
Disebutkan, kalau ada usulan dari warga, seperti warga Banjar Gelumpamg, Desa Sukawati, untuk menjadikan pasar relokasi menjadi pasar hewan, dirinya akan meneruskan ke atasan. Walau demikian, terkait kepemiliian lahan juga dipertimbangkan, sehingga saat perencanaan dan realisasi tidak menemui hambatan. "Nanti akan ada kajian atau studi kelayakan, kalau semua persyaratan dipenuhi, maka akan berlanjut," ujarnya. *nvi
1
Komentar