Oka Kartini Bukukan Perjalanan Hidup
Tebar Kisah Jadi Pengusaha di Ubud
GIANYAR, NusaBali
Anak Agung Oka Kartini,83, salah seorang pengusaha perempuan asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, membukukan perjalanan hidupnya.
Peluncuran bukunya digelar di Oka Kartini Arthropoda Gallery, bertepatan Hari Kartini, Rabu (21/4), di Desa Peliatan. Tokoh perempuan kelahiran 28 November 1937 ini mengaku sejak lama ingin mencatatkan kisah perjalanan hidupnya. Tujuannya agar bisa dibaca dan dikenang oleh anak cucu. "Berminat sejak lama buat buku. Tentang hidup yang pernah saya jalani, agar ada kenangan," ujarnya. Dia masih tampil anggun meski usianya tak muda ini.
Oka Kartini berharap, buku yang ditulis oleh jurnalis profesional Ni Komang Erviani ini bisa dijadikan panutan oleh anak cucu. "Apa yang saya cantumkan, memang apa adanya dari nol sampai sekarang. Supaya nanti jadi panutan. Bersyukur buku ini bisa dirilis di Hari Kartini," ujarnya.
Dalam buku setebal 111 halaman, Oka Kartini mengisahkan perjalanan hidupnya yang susah payah. Mulai dari meninggalkan rumah kelahiran Puri Kaleran Peliatan, menjadi model untuk lukisan Antonio Blanco, perjodohan, merintis usaha Homestay, gallery hingga menjadi hotel dan restoran. Dia juga mengelola pabrik rambut palsu untuk ekspor, hingga ujian pandemi Covid-19. "Terus terang saya bukan orang berpendidikan. Tapi saya optimis menjalani hidup dengan pengalaman. Saya banyak belajar dari informasi," jelas istri dari almarhum Ida Bagus Putu Rai ini. Semasa muda, Oka Kartini juga banyak mengikuti organisasi perempuan maupun sosial sehingga semakin membuka wawasan dan jaringan.
Penulis buku, Ni Komang Erviani didampingi penerbit Lina mengatakan, sudah berproses sekitar 4 bulan lalu untuk menulis buku ini. "Kesulitan ada, karena ini cerita kisah hidup. Tidak semua orang bisa cerita detail. Pasti banyak lupa. Tapi ibu Oka Kartini, di usia saat ini luar biasa. Sangat antusias saat bercerita," jelasnya. Dikatakan, buku ini baru sedikit dari keseluruhan perjalanan hidup seorang Oka Kartini.
Hadir saat peluncuran buku, budayawan Pande Wayan Suteja Neka yang juga teman sekolah Oka Kartini. Kata dia, buku ini akan menjadi sebuah kenangan nyata. "Lewat buku ini, akan diingat Agung Oka Kartini kayang riwekas (sampai akhir)," ujarnya. Budayawan pemilik Museum Neka ini melihat sosok Oka Kartini sebagai pelopor perkembangan seni di Ubud. "Gung Kartini tidak saja pecinta seni. Tapi pejuang seni dan budaya. Sejak bekerja di Museum Puri Lukisan Ratna Wartha, beliau telah menyebarkan informasi tentang seni dan budaya Bali hingga ke manca negara," jelasnya.*nvi
Komentar