Liga Champions Gunakan Format Baru Mulai 2024
NYON, NusaBai
UEFA sepakat mengesahkan format baru untuk kompetisi antarklub tertingginya, Liga Champions.
Mereka sudah mengumumkan rincian perubahan itu dalam laman resminya pada Rabu (21/4) dinihari Wita.
Format baru itu akan diterapkan mulai musim 2024/2025. Sedangkan perbedaan paling mendasar, adalah pertambahan empat peserta dan dihapuskannya format pembagian grup, sehingga Liga Champions diikuti 36 tim dalam liga tunggal.
Dalam format baru, yang lebih dikenal sebagai Swiss Model, setiap tim peserta akan memainkan empat pertandingan lebih banyak dibandingkan dengan format penyisihan grup reguler.
Setiap tim tidak lagi berhadapan satu sama lain dua kali kandang-tandang dalam fase penyisihan, melainkan bertanding 10 kali melawan 10 tim berbeda, separuhnya dimainkan di kandang dan sisanya tandang.
Nantinya setelah setiap tim main 10 kali, delapan tim peringkat teratas akan otomatis lolos ke babak 16 besar. Sedangkan tim peringkat 9 ssampai 24 akan memasuki putaran playoff menentukan delapan tim 16 besar lainnya. Sedangkan tim peringkat ke-25 hingga juru kunci akan tersingkir dari kompetisi Eropa musim tersebut, tidak ada jatah lungsuran ke Liga Europa. Mulai putaran 16 besar, format kompetisi akan tetap menggunakan babak gugur yang berlaku saat ini.
UEFA menyatakan format liga tunggal dengan aturan serupa di atas akan juga diberlakukan secara berkala untuk Liga Europa serta Liga Conference, kompetisi kasta ketiga Eropa yang rencananya mulai bergulir musim 2021/2022.
UEFA menegaskan pembagian jatah tiket Liga Champions dalam format baru akan tetap berdasarkan capaian klub di liga domestik masing-masing dengan sejumlah kriteria.
Jatah tambahan peserta pertama akan diberikan kepada liga/negara di peringkat kelima klasemen koefisien UEFA. Jatah kedua, diberikan kepada juara liga domestik dengan nilai koefisien klub tertinggi di antara juara-juara lokal yang tidak mendapat tiket putaran final Liga Champions.
Jatah ketiga dan keempat, diberikan kepada dua klub yang punya nilai koefisiensi tertinggi yang gagal meraih tiket Liga Champions, tetapi memperoleh tiket Liga Europa atau Liga Conference. *ant
Komentar