Belasan SD di Denpasar Rusak Berat
Ada 14 SD yang masuk kategori pembangunan dan rehab skala berat. Rehab 12 SD didanai APBD Kota Denpasar, 2 lainnya didanai APBN.
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 14 sekolah dasar (SD) di Kota Denpasar mendapat prioritas pembangunan serta rehab gedung. Jumlah tersebut ditentukan karena kondisinya sudah memprihatinkan sehingga masuk kategori pembangunan dan rehab skala berat.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Made Wijaya Asmara yang biasa disapa Gung Wijaya, menjelaskan dari 14 sekolah itu dua di antaranya didanai oleh pemerintah pusat. Sedangkan lainnya anggarannya bersumber dari APBD Kota Denpasar.
Ke-14 sekolah dasar tersebut yakni SDN 13 Dauh Puri, SDN 8 Pemecutan, SDN 8 Peguyangan, SDN 7 Sumerta, SDN 10 Dauh Puri, SDN 10 Peguyangan, SDN 12 Kesiman, SDN 23 Dauh Puri, SDN 17 Padangsambian, SDN 6 Sumerta, SDN 14 Kesiman dan SDN 17 Pemecutan. “Sedangkan dua sekolah yang didanai oleh pusat itu yakni SDN 27 Dangin Puri dan SDN 12 Peguyangan,” kata Gung Wijaya, saat dikonfirmasi, Kamis (22/4).
Ada tiga kategori mengenai rehab ini yakni skala berat, skala sedang, dan skala ringan. Untuk rehab dengan skala ringan, sumber dananya boleh menggunakan dana BOS (bantuan operasional sekolah). Sedangkan untuk rehab skala berat serta sedang dan untuk pembangunan gedung baru dibiayai oleh APBD maupun APBN.
Gung Wijaya menambahkan, terkait rehab maupun pembangunan sekolah ini juga sudah dibahas pihak Disdikpora Kota Denpasar dengan mengadakan pertemuan virtual bersama kepala sekolah, belum lama ini. Pertemuan tersebut juga dihadiri Walikota dan Wakil Walikota Denpasar beserta jajaran terkait.
Menurut Gung Wijaya, kebanyakan dari keluhan para kepala sekolah yakni kekurangan jumlah kelas dan beberapa bangunan yang rusak. “Namun ada juga sekolah yang belum terdaftar. Sekolah-sekolah yang terdaftar dalam rehab skala berat dan pembangunan itu masuk dalam skala prioritas,” ucapnya.
Selain itu, ada 15 sekolah yang dilanjutkan pembangunannya berupa ruang kelas baru. Ke-15 sekolah itu yakni SDN 3 Peguyangan, SDN 7 Pedungan, SDN 22 Dangin Puri, SDN 13 Pedungan, SDN 1 Penatih, SDN 2 Dauh Puri, SDN 9 Padangsambian, SDN 11 Pemecutan, SDN 6 Padangsambian, SDN 9 Sumerta, SDN 8 Padangsambian, SDN 2 Pedungan, SDN 12 Kesiman, SDN 24 Pemecutan, dan SDN 2 Panjer.
“Seperti misalnya di SDN 3 Peguyangan itu melanjutkan pembangunan lantai dua dengan enam ruang kelas baru. Dan juga SDN 1 Penatih itu melanjutkan pembangunan lantai tiga dengan sembilan kelas baru,” ujarnya.
Pihaknya berharap, puluhan SD tersebut bisa mendapat prioritas dan bisa ditindaklanjuti di 2021 ini. Meskipun disadari kondisi anggaran APBD Kota Denpasar saat ini difokuskan untuk penanganan Covid-19. “Sebenarnya ada 73 sekolah yang sudah kami ajukan, namun yang ditindaklanjuti baru 27 sekolah dasar. Mudah-mudahan tahun depan bisa dilanjutkan,” tandas Gung Wijaya. *mis
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Made Wijaya Asmara yang biasa disapa Gung Wijaya, menjelaskan dari 14 sekolah itu dua di antaranya didanai oleh pemerintah pusat. Sedangkan lainnya anggarannya bersumber dari APBD Kota Denpasar.
Ke-14 sekolah dasar tersebut yakni SDN 13 Dauh Puri, SDN 8 Pemecutan, SDN 8 Peguyangan, SDN 7 Sumerta, SDN 10 Dauh Puri, SDN 10 Peguyangan, SDN 12 Kesiman, SDN 23 Dauh Puri, SDN 17 Padangsambian, SDN 6 Sumerta, SDN 14 Kesiman dan SDN 17 Pemecutan. “Sedangkan dua sekolah yang didanai oleh pusat itu yakni SDN 27 Dangin Puri dan SDN 12 Peguyangan,” kata Gung Wijaya, saat dikonfirmasi, Kamis (22/4).
Ada tiga kategori mengenai rehab ini yakni skala berat, skala sedang, dan skala ringan. Untuk rehab dengan skala ringan, sumber dananya boleh menggunakan dana BOS (bantuan operasional sekolah). Sedangkan untuk rehab skala berat serta sedang dan untuk pembangunan gedung baru dibiayai oleh APBD maupun APBN.
Gung Wijaya menambahkan, terkait rehab maupun pembangunan sekolah ini juga sudah dibahas pihak Disdikpora Kota Denpasar dengan mengadakan pertemuan virtual bersama kepala sekolah, belum lama ini. Pertemuan tersebut juga dihadiri Walikota dan Wakil Walikota Denpasar beserta jajaran terkait.
Menurut Gung Wijaya, kebanyakan dari keluhan para kepala sekolah yakni kekurangan jumlah kelas dan beberapa bangunan yang rusak. “Namun ada juga sekolah yang belum terdaftar. Sekolah-sekolah yang terdaftar dalam rehab skala berat dan pembangunan itu masuk dalam skala prioritas,” ucapnya.
Selain itu, ada 15 sekolah yang dilanjutkan pembangunannya berupa ruang kelas baru. Ke-15 sekolah itu yakni SDN 3 Peguyangan, SDN 7 Pedungan, SDN 22 Dangin Puri, SDN 13 Pedungan, SDN 1 Penatih, SDN 2 Dauh Puri, SDN 9 Padangsambian, SDN 11 Pemecutan, SDN 6 Padangsambian, SDN 9 Sumerta, SDN 8 Padangsambian, SDN 2 Pedungan, SDN 12 Kesiman, SDN 24 Pemecutan, dan SDN 2 Panjer.
“Seperti misalnya di SDN 3 Peguyangan itu melanjutkan pembangunan lantai dua dengan enam ruang kelas baru. Dan juga SDN 1 Penatih itu melanjutkan pembangunan lantai tiga dengan sembilan kelas baru,” ujarnya.
Pihaknya berharap, puluhan SD tersebut bisa mendapat prioritas dan bisa ditindaklanjuti di 2021 ini. Meskipun disadari kondisi anggaran APBD Kota Denpasar saat ini difokuskan untuk penanganan Covid-19. “Sebenarnya ada 73 sekolah yang sudah kami ajukan, namun yang ditindaklanjuti baru 27 sekolah dasar. Mudah-mudahan tahun depan bisa dilanjutkan,” tandas Gung Wijaya. *mis
Komentar