April Woman Space Jaring Koreografer Wanita Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Sebagai komunitas yang bergerak dalam ruang kreatif seni pertunjukan, Gumiart berupaya memberikan ruang bagi para seniman untuk tetap semangat berkarya di masa pandemi Covid-19.
Salah satunya dengan menggelar April Woman Space (AWS). Event ini diadakan khusus bagi seniman wanita guna melanjutkan perjuangan dan semangat RA Kartini lewat ide-ide kreatif dan inovatif yang tertuang dalam bentuk karya tari kontemporer.
AWS tahun ini mengangkat tema Widya Diva. Secara etimologi Widya Diva berasal dari dua suku kata, Widya berarti pengetahuan dan Diva berarti pencahayaan. Tema ini diangkat sebagai cara membaca fenomena yang terjadi saat ini.
“Tema Widya Diva dalam konteks kegiatan ini dimaksudkan sebagai kemampuan para koreografer dalam memandang pentingnya menggali ilmu pengetahuan (widya) sebagai penerangan (diva),” kata Ketua Gumiart, I Gede Gusman Adhi Gunawan.
Dijelaskan, dengan mengangkat tema Widya Diva, setidaknya ada berbagai potret fenomena dan rasa yang dapat dieksplorasi oleh para koreografer dari pembacaannya terhadap fenomena saat ini dan selanjutnya diformulasikan kedalam bahasa gerak-gerik estetik simbolik.
Sebanyak delapan koreografer wanita menampilkan karya terbaik. Dan hasilnya, Putri Laksmi Dewi didaulat sebagai Terbaik I dengan karya ‘Bayang Biang’. “Terharu banget dan jujur tidak menyangka bisa menjadi yang Terbaik I, pengen nangis. Saya berterimakasih kepada panitia yang sudah mengadakan acara ini,” ungkap Putri.
Penobatan juara dilakukan di Studio BTS Jalan Hayam Wuruk Denpasar pada Rabu (21/4/2021) malam. Karya yang disiapkan selama dua bulan ini berkisah tentang ibu dan anak, di mana ibu merupakan sumber pendidikan pertama dari seorang anak. “Saya pribadi memang ingin menantang diri saya untuk bisa terus berkarya,” kata Putri.
AWS kali ini adalah yang kedua setelah pada 2020 tertunda karena pandemi. “Bedanya dengan perhelatan sebelumnya, kali ini diaktualisasikan secara virtual,” kata I Gede Gusman Adhi Gunawan atau yang akrab disapa Wawan ini.
Rangkaian kegiatan AWS sendiri sudah dilakukan sejak bulan Februari 2021. “Karena kami tahu bahwa pandemi ini tidak boleh mengadakan acara, maka kami adakan secara virtual dengan live delay di YouTube Gumiart. Jadi peserta mengumpulkan video tari mereka dan penilaiannya dilakukan langsung oleh para juri dengan model ala podcast. Syukurnya, tidak ada kendala berarti dan astungkara sukses,” tutur Luh Febriyani, Ketua Panitia AWS 2021.
Setiap penampilan karya AWS ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran jiwa dan cinta kasih untuk kehidupan yang lebih baik. “AWS akan tetap berjalan dan tetap mendedikasikan dirinya untuk selalu menghadirkan ruang kreatif sehingga muncul koreografer wanita yang berani memunculkan karyanya,” tandas Wawan. *cla
AWS tahun ini mengangkat tema Widya Diva. Secara etimologi Widya Diva berasal dari dua suku kata, Widya berarti pengetahuan dan Diva berarti pencahayaan. Tema ini diangkat sebagai cara membaca fenomena yang terjadi saat ini.
“Tema Widya Diva dalam konteks kegiatan ini dimaksudkan sebagai kemampuan para koreografer dalam memandang pentingnya menggali ilmu pengetahuan (widya) sebagai penerangan (diva),” kata Ketua Gumiart, I Gede Gusman Adhi Gunawan.
Dijelaskan, dengan mengangkat tema Widya Diva, setidaknya ada berbagai potret fenomena dan rasa yang dapat dieksplorasi oleh para koreografer dari pembacaannya terhadap fenomena saat ini dan selanjutnya diformulasikan kedalam bahasa gerak-gerik estetik simbolik.
Sebanyak delapan koreografer wanita menampilkan karya terbaik. Dan hasilnya, Putri Laksmi Dewi didaulat sebagai Terbaik I dengan karya ‘Bayang Biang’. “Terharu banget dan jujur tidak menyangka bisa menjadi yang Terbaik I, pengen nangis. Saya berterimakasih kepada panitia yang sudah mengadakan acara ini,” ungkap Putri.
Penobatan juara dilakukan di Studio BTS Jalan Hayam Wuruk Denpasar pada Rabu (21/4/2021) malam. Karya yang disiapkan selama dua bulan ini berkisah tentang ibu dan anak, di mana ibu merupakan sumber pendidikan pertama dari seorang anak. “Saya pribadi memang ingin menantang diri saya untuk bisa terus berkarya,” kata Putri.
AWS kali ini adalah yang kedua setelah pada 2020 tertunda karena pandemi. “Bedanya dengan perhelatan sebelumnya, kali ini diaktualisasikan secara virtual,” kata I Gede Gusman Adhi Gunawan atau yang akrab disapa Wawan ini.
Rangkaian kegiatan AWS sendiri sudah dilakukan sejak bulan Februari 2021. “Karena kami tahu bahwa pandemi ini tidak boleh mengadakan acara, maka kami adakan secara virtual dengan live delay di YouTube Gumiart. Jadi peserta mengumpulkan video tari mereka dan penilaiannya dilakukan langsung oleh para juri dengan model ala podcast. Syukurnya, tidak ada kendala berarti dan astungkara sukses,” tutur Luh Febriyani, Ketua Panitia AWS 2021.
Setiap penampilan karya AWS ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran jiwa dan cinta kasih untuk kehidupan yang lebih baik. “AWS akan tetap berjalan dan tetap mendedikasikan dirinya untuk selalu menghadirkan ruang kreatif sehingga muncul koreografer wanita yang berani memunculkan karyanya,” tandas Wawan. *cla
1
Komentar