Satu Kru KRI Nenggala-402 asal Sidemen, Karangasem
Khawatir, Keluarga Kapten Gede Kartika Doakan Semua Kru Selamat
Hasil ngewacakang terungkap secara niskala kapal selam itu tanpa izin penguasa lautan menggelar pelatihan di perairan Bali Utara, akibatnya menabrak ikan besar.
AMLAPURA, NusaBali
Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak, Rabu (21/4) dinihari lalu di perairan utara Bali membuat keluarga para kru kapal khawatir. Hal serupa terjadi pada keluarga salah satu kru, yakni Kepala Departemen Operasi (Kadepops) Pelayaran Kapal Selam KRI Nanggala-402, Kapten Laut (P) I Gede Kartika. Kapten Kartika diketahui berasal dari Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, namun keluarga asalnya dari Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem.
Salah satu paman Kapten Gede Kartika, yakni I Wayan Darmanta saat ditemui di kediamannya Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Sabtu (24/4) sore mengatakan pertama kali dapat kabar keponakannya merupakan salah satu kru di Kapal Selam KRI Nanggala-402 dari adik kandung Kapten Gede Kartika, yakni Ni Made Yuniati dari Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo melalui pesan WA.
Sejak dapat kabar itu, Darmanta terus aktif mengikuti perkembangan berita pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402. Tak hanya itu, keluarga Kapten Gede Kartika di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasi, Kecamatan Sidemen ngewacakang (menanyakan) ke salah satu orang pintar (balian), Kamis (22/4) lalu. Hasil ngewacakang terungkap secara niskala kapal selam itu tanpa izin penguasa lautan menggelar pelatihan di perairan Bali Utara, akibatnya menabrak ikan besar.
"Makanya kami langsung menggelar upacara guru piduka di Segara Pantai Watuklotok, Klungkung pada Anggara Wage Kuningan, Jumat (23/4)," jelas Darmanta yang juga Bendesa Adat Lebu, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen ini didampingi adik kandungnya I Wayan Jaya Negara, kerabat lainnya I Made Sumardika, I Wayan Sutama dan lain-lain.
Selain itu juga telah menggelar upacara doa bersama keluarga besar di Pura Desa, Pura Panti dan sanggah dengan harapan agar 53 kru kapal terselamatkan. Wayan Darmanta juga bercerita sehari sebelum kejadian, yakni Selasa (20/4) dirinya mengaku bermimpi dicari dua ayam jantan hitam. Sedangkan adik kandungnya I Wayan Jaya Negara mimpi kehilangan seorang cucu.
Wayan Darmanta menambahkan biasanya setiap hendak menjalani latihan, Kapten Gede Kartika selalu berkabar dengan keluarganya di Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo maupun keluarga di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Namun kali ini tumben tidak berkabar, karena buru-buru berlatih di perairan Bali Utara. Keluarga pun mendapatkan firasat kurang baik setelah dapat kabar kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak. “Saya terus ikuti kabar perkembangan pencarian,” ujar Wayan Darmanta.
Sejak tersiar kabar hilang kontak kapal selam ini, keluarga besar di Banjar Lebu Gede juga mengaku gelisah dan terganggu secara psikologis, apalagi hingga kini kabar yang diterimaa belum jelas. Wayan Darmanta menjelaskan orangtua Kapten Gede Kartika, I Nengah Renes bersama istrinya Ni Wayan Sudarmi berangkat transmigrasi mandiri ke Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato pada tahun 1988. Sebab, sebelumnya telah ada keluarganya di lokasi transmigrasi. “I Nengah Renes ini adik sepupu saya,” ujar Wayan Darmanta.
Saat transmigrasi, Ni Wayan Sudarmi telah hamil tua dan tak lama setibanya di Desa/Kecamatan Marisa dia melahirkan anak pertamanya I Gede Kartika pada tahun 1988. Diceritakan Kapten Laut Gede Kartika merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Dia beristrikan wanita asal Singaraja, Ni Made Suandari yang saat ini tengah hamil anak keduanya.
Wayan Darmanta menambahkan, sejak kecil Kapten Laut I Gede Kartika bercita-cita menjelajahi lautan. Maka setamat SMA di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo tahun 2007, langsung melanjutkan ke Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Saat tamat dia dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2010 dengan prestasi masuk 10 besar terbaik.
"Keponakan saya (Kapten Laut I Gede Kartika) sering pulang, terutama saat ada upacara ngaben atau piodalan. Tetapi pulangnya langsung dari rumahnya di Surabaya bersama istrinya. Pulangnya biasanya sebentar hanya sekitar 3 jam, langsung balik lagi," katanya. Terakhir Kapten Gede Kartika pulang ke Banjar Lebu Gede pada tahun 2018. Saat itu dia telah berpangkat kapten laut bersama istrinya.
Diketahui Kapten Gede Kartika bersama istri dan anaknya tinggal di Jalan Sahabudin RT 04/RW 05, Sukolilo Baru, Bulak, Surabaya, Jawa Timur. Istri Kapten Gede Kartika, yakni Ni Made Suandari saat ini dikabarkan tengah hamil anak keduanya.
Kapal perang KRI Nanggala-402 sendiri hilang kontak saat latihan perang tembak torpedo di perairan Bali utara diduga karena black out (mati listrik). Di dalam kapal tersebut membawa serta 49 ABK termasuk Kapten Gede Kartika dan 4 orang lainnya non ABK. Hasil pencarian hingga kemarin belum ditemukan keberadaan KRI Nanggala-402. *k16, pol
Salah satu paman Kapten Gede Kartika, yakni I Wayan Darmanta saat ditemui di kediamannya Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Sabtu (24/4) sore mengatakan pertama kali dapat kabar keponakannya merupakan salah satu kru di Kapal Selam KRI Nanggala-402 dari adik kandung Kapten Gede Kartika, yakni Ni Made Yuniati dari Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo melalui pesan WA.
Sejak dapat kabar itu, Darmanta terus aktif mengikuti perkembangan berita pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402. Tak hanya itu, keluarga Kapten Gede Kartika di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasi, Kecamatan Sidemen ngewacakang (menanyakan) ke salah satu orang pintar (balian), Kamis (22/4) lalu. Hasil ngewacakang terungkap secara niskala kapal selam itu tanpa izin penguasa lautan menggelar pelatihan di perairan Bali Utara, akibatnya menabrak ikan besar.
"Makanya kami langsung menggelar upacara guru piduka di Segara Pantai Watuklotok, Klungkung pada Anggara Wage Kuningan, Jumat (23/4)," jelas Darmanta yang juga Bendesa Adat Lebu, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen ini didampingi adik kandungnya I Wayan Jaya Negara, kerabat lainnya I Made Sumardika, I Wayan Sutama dan lain-lain.
Selain itu juga telah menggelar upacara doa bersama keluarga besar di Pura Desa, Pura Panti dan sanggah dengan harapan agar 53 kru kapal terselamatkan. Wayan Darmanta juga bercerita sehari sebelum kejadian, yakni Selasa (20/4) dirinya mengaku bermimpi dicari dua ayam jantan hitam. Sedangkan adik kandungnya I Wayan Jaya Negara mimpi kehilangan seorang cucu.
Wayan Darmanta menambahkan biasanya setiap hendak menjalani latihan, Kapten Gede Kartika selalu berkabar dengan keluarganya di Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo maupun keluarga di Banjar Lebu Gede, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Namun kali ini tumben tidak berkabar, karena buru-buru berlatih di perairan Bali Utara. Keluarga pun mendapatkan firasat kurang baik setelah dapat kabar kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak. “Saya terus ikuti kabar perkembangan pencarian,” ujar Wayan Darmanta.
Sejak tersiar kabar hilang kontak kapal selam ini, keluarga besar di Banjar Lebu Gede juga mengaku gelisah dan terganggu secara psikologis, apalagi hingga kini kabar yang diterimaa belum jelas. Wayan Darmanta menjelaskan orangtua Kapten Gede Kartika, I Nengah Renes bersama istrinya Ni Wayan Sudarmi berangkat transmigrasi mandiri ke Desa/Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato pada tahun 1988. Sebab, sebelumnya telah ada keluarganya di lokasi transmigrasi. “I Nengah Renes ini adik sepupu saya,” ujar Wayan Darmanta.
Saat transmigrasi, Ni Wayan Sudarmi telah hamil tua dan tak lama setibanya di Desa/Kecamatan Marisa dia melahirkan anak pertamanya I Gede Kartika pada tahun 1988. Diceritakan Kapten Laut Gede Kartika merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Dia beristrikan wanita asal Singaraja, Ni Made Suandari yang saat ini tengah hamil anak keduanya.
Wayan Darmanta menambahkan, sejak kecil Kapten Laut I Gede Kartika bercita-cita menjelajahi lautan. Maka setamat SMA di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo tahun 2007, langsung melanjutkan ke Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Saat tamat dia dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2010 dengan prestasi masuk 10 besar terbaik.
"Keponakan saya (Kapten Laut I Gede Kartika) sering pulang, terutama saat ada upacara ngaben atau piodalan. Tetapi pulangnya langsung dari rumahnya di Surabaya bersama istrinya. Pulangnya biasanya sebentar hanya sekitar 3 jam, langsung balik lagi," katanya. Terakhir Kapten Gede Kartika pulang ke Banjar Lebu Gede pada tahun 2018. Saat itu dia telah berpangkat kapten laut bersama istrinya.
Diketahui Kapten Gede Kartika bersama istri dan anaknya tinggal di Jalan Sahabudin RT 04/RW 05, Sukolilo Baru, Bulak, Surabaya, Jawa Timur. Istri Kapten Gede Kartika, yakni Ni Made Suandari saat ini dikabarkan tengah hamil anak keduanya.
Kapal perang KRI Nanggala-402 sendiri hilang kontak saat latihan perang tembak torpedo di perairan Bali utara diduga karena black out (mati listrik). Di dalam kapal tersebut membawa serta 49 ABK termasuk Kapten Gede Kartika dan 4 orang lainnya non ABK. Hasil pencarian hingga kemarin belum ditemukan keberadaan KRI Nanggala-402. *k16, pol
Komentar