Sejumlah Serpihan Kapal Selam Nanggala-402 Ditemukan
KSAL Sebut Kapal Dalam Kondisi Retak
DENPASAR, NusaBali
Pencarian lanjutan, Sabtu (24/4) terhadap KRI Nanggala-402 yang hilang kontak saat melakukan latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali sudah menemukan 6 bukti otentik.
Dari 6 bukti otentik yang ditemukan itu menunjukkan kondisi kapal KRI Nanggala-402 kemungkinan dalam kondisi retak parah. Namun tidak terjadi ledakan. Sehingga masih ada kemungkinan para kru kapal selamat.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono saat gelar jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu sore membeberkan temuan bukti otentik yang berhasil diamankan oleh tim Search And Rescue (SAR) gabungan TNI AL, bersama Polri, Basarnas, KNKT, BPBD, dan bantuan dari negara sahabat seperti Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia.
Bukti-bukti itu, yakni pertama ditemukan tumpahan solar. Kedua, pelurus tabung torpedo. Benda ini tempatnya di dalam peluncur torpedo. Alat ini sama persis seperti yang terdapat di kapal selam KRI Cakra dan KRI-Nanggala. Ketiga, pembungkus pipa pendingin warna putih. Benda itu dipastikan milik KRI Nanggala-402 ditemukan tulisan Korea. Tulisan merupakan tanda KRI Nanggala-402 pernah overholl di Korea pada tahun 2012.
Lalu keempat, pelumas naik turunnya periskop kapal selam. Pelumas ini warna dasarnya merah tapi berubah jadi oranye. Itu dipastikan milik KRI Nanggala-402 karena botolnya sama persis. Biasanya dipegang oleh orang yang bertanggungjawab terhadap periskop. Botol itu biasanya ditempatkan di dekat torpedo. Kelima, spons pres room, dan keenam alas untuk sholat (sajadah).
Barang-barang ini sebenarnya berada di dalam kapal. Namun demikian belum bisa diduga-duga kondisi para ABK. Karena belum ditemukan bukti otentik yang menunjukkan kondisi para kru kapal. "Barang-barang ini tidak dimiliki umum. Barang bukti ini ditemukan bersama dengan beberapa benda lainnya yang belum bisa disampaikan. Barang-barang ini ditemukan 2 mil arah selatan dari tempat KRI Nanggala-402 mulai menyelam," ungkap Laksamana Yudo Margono.
Dikatakan, para saksi ahli yang juga merupakan mantan ABK KRI Nanggala-402 dan komunitas kapal selam sangat meyakini barang yang ditemukan itu adalah milik KRI Nanggala-402. Dengan melihat bukti otentik ini diyakini KRI Nanggala-402 mengalami keretakan parah karena terjadi tekanan dari luar kapal pada ke dalam 700 meter sampai 800 meter. Namun tidak terjadi ledakan. Pasalnya, jika terjadi ledakan, suara ledakan akan tertangkap oleh sonar. Karena itu, yang terjadi pada KRI Nanggala-402 merupakan keretakan.
"Kalau ini ledakan, di sonar pasti terdengar. Jadi bukan ledakan, tetapi lebih pada keretakan," ujarnya. Keretakan yang terjadi itu kemungkinan besar ada air masuk ke dalam kapal. Namun ada juga kabin kapal yang tidak bisa dimasuki air.
Life support ketersediaan oksigen telah habis di hari, Sabtu kemarin karena sudah mencapai 72 jam. Namun perkiraan 72 jam itu bila kapal black out (mati listrik). Kalau bukan masalah listrik bisa bertahan sampai 5 hari. "Sampai dengan hari ini belum diketahui secara persis penyebab hilang kontaknya kapal tersebut. Saya sampaikan 72 jam beberapa hari lalu bila itu terjadi karena back out," tandasnya.
Pencarian kemarin fokus pada tarikan magnetik tinggi sekitar selamnya KRI Nanggala-402. Diharapkan dengan tanda-tanda itu menunjukkan keberadaan kapal yang sedang dicari. Pencarian akan terus dilakukan sesuai prosedur pencarian kapal selam.
KSAL Laksamana Yudo Margono menyebutkan adanya kemungkinan air masuk ke dalam KRI Nanggala-402 akibat retakan. Namun terdapat bagian kapal yang tidak bisa masuk air. "Kemungkinan air masuk ada, tapi kemungkinan juga ada bagian kabin-kabin yang tidak bisa masuk di situ," ujar Laksamana Yudo.
Yudo menjelaskan kapal terdiri atas beberapa bagian yang di dalamnya terdapat sekat penutup. Bila sekat ditutup, ada kemungkinan air tidak dapat masuk. "Karena di dalam kapal selam juga ada sekat-sekatnya. Apabila itu ditutup, itu bisa air tidak masuk. Itu juga ada kemungkinan-kemungkinan seperti itu," tuturnya.
KSAL Laksamana Yudo Margono juga mengatakan ada sejumlah kesulitan dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402. Dia menyebut saat ini KRI Nanggala-402 sudah masuk fase subsunk. "Kita tingkatkan menuju fase subsunk. Di mana fase subsunk nanti kita siapkan evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat," ujar Laksamana Yudo dilansir detik.com. Dia mengatakan salah satu kesulitan pencarian adalah kedalaman laut. Menurutnya, pencarian dilakukan pada kedalaman 850 meter.
"Kedalaman laut yang kita deteksi tadi adalah pada kedalaman 850 (meter), ini sangat riskan dan sangat memiliki kesulitan yang tinggi," ucapnya.
Sementara itu Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang juga hadir dalam jumpa pers kemarin sore menyebutkan TNI AL bersama Polri, Basarnas, KNKT, BPBD, dan bantuan dari negara sahabat seperti Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
Tidak banyak yang disampaikan panglima selain memohon doa dan dukungan masyarakat agar proses pencarian ini berjalan dengan baik. Selain itu para prajuritnya dalam keadaan selamat.
"Pagi dinihari tadi (kemarin) merupakan batas akhir 72 jam life support ketersediaan oksigen di KRI Nanggala-402 bila hilang kontak itu disebabkan oleh black out (mati listrik). Dalam upaya pencarian telah ditemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menunjukkan KRI Nanggala-402. Semoga dapat yang terbaik," tutur Panglima yang sebelum gelar jumpa pers kemarin ikut melakukan pencarian bersama KSAL, Kapolri, dan para prajuritnya di perairan Bali utara.
Hal senada disampaikan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Mantan Bareskrim Polri ini memberikan support penuh kepada TNI AL dalam upaya pencarian KRI Nanggala-402. "Kami akan memberikan segala sesuatu apa yang kami bisa bantu. Kami siap memberikan support penuh," tegasnya. Pencarian kemarin juga dilengkapi bantuan Pesawat P-8 Poseidon US Navy (Angkatan Laut Amerika Serikat). Pesawat mata-mata anti kapal selam Amerika Serikat Nomor 553 tiba di Lanud Ngurah Rai, Jumat (23/4).
Sebelumnya diberitakan Kapal Selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL hilang di perairan Bali Utara saat latih¬an pe¬nem¬bakan torpedo, Rabu (21/4) subuh. Kapal selam buatan Jerman tahun 1979 yang hilang kontak sejak pukul 05.30 Wita ini, berisi 53 prajurit TNI.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL, Laksma Julius Widjojono, mengatakan Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang ini berada di perairan Bali Uta¬ra dalam rangka latihan. *pol
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono saat gelar jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu sore membeberkan temuan bukti otentik yang berhasil diamankan oleh tim Search And Rescue (SAR) gabungan TNI AL, bersama Polri, Basarnas, KNKT, BPBD, dan bantuan dari negara sahabat seperti Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia.
Bukti-bukti itu, yakni pertama ditemukan tumpahan solar. Kedua, pelurus tabung torpedo. Benda ini tempatnya di dalam peluncur torpedo. Alat ini sama persis seperti yang terdapat di kapal selam KRI Cakra dan KRI-Nanggala. Ketiga, pembungkus pipa pendingin warna putih. Benda itu dipastikan milik KRI Nanggala-402 ditemukan tulisan Korea. Tulisan merupakan tanda KRI Nanggala-402 pernah overholl di Korea pada tahun 2012.
Lalu keempat, pelumas naik turunnya periskop kapal selam. Pelumas ini warna dasarnya merah tapi berubah jadi oranye. Itu dipastikan milik KRI Nanggala-402 karena botolnya sama persis. Biasanya dipegang oleh orang yang bertanggungjawab terhadap periskop. Botol itu biasanya ditempatkan di dekat torpedo. Kelima, spons pres room, dan keenam alas untuk sholat (sajadah).
Barang-barang ini sebenarnya berada di dalam kapal. Namun demikian belum bisa diduga-duga kondisi para ABK. Karena belum ditemukan bukti otentik yang menunjukkan kondisi para kru kapal. "Barang-barang ini tidak dimiliki umum. Barang bukti ini ditemukan bersama dengan beberapa benda lainnya yang belum bisa disampaikan. Barang-barang ini ditemukan 2 mil arah selatan dari tempat KRI Nanggala-402 mulai menyelam," ungkap Laksamana Yudo Margono.
Dikatakan, para saksi ahli yang juga merupakan mantan ABK KRI Nanggala-402 dan komunitas kapal selam sangat meyakini barang yang ditemukan itu adalah milik KRI Nanggala-402. Dengan melihat bukti otentik ini diyakini KRI Nanggala-402 mengalami keretakan parah karena terjadi tekanan dari luar kapal pada ke dalam 700 meter sampai 800 meter. Namun tidak terjadi ledakan. Pasalnya, jika terjadi ledakan, suara ledakan akan tertangkap oleh sonar. Karena itu, yang terjadi pada KRI Nanggala-402 merupakan keretakan.
"Kalau ini ledakan, di sonar pasti terdengar. Jadi bukan ledakan, tetapi lebih pada keretakan," ujarnya. Keretakan yang terjadi itu kemungkinan besar ada air masuk ke dalam kapal. Namun ada juga kabin kapal yang tidak bisa dimasuki air.
Life support ketersediaan oksigen telah habis di hari, Sabtu kemarin karena sudah mencapai 72 jam. Namun perkiraan 72 jam itu bila kapal black out (mati listrik). Kalau bukan masalah listrik bisa bertahan sampai 5 hari. "Sampai dengan hari ini belum diketahui secara persis penyebab hilang kontaknya kapal tersebut. Saya sampaikan 72 jam beberapa hari lalu bila itu terjadi karena back out," tandasnya.
Pencarian kemarin fokus pada tarikan magnetik tinggi sekitar selamnya KRI Nanggala-402. Diharapkan dengan tanda-tanda itu menunjukkan keberadaan kapal yang sedang dicari. Pencarian akan terus dilakukan sesuai prosedur pencarian kapal selam.
KSAL Laksamana Yudo Margono menyebutkan adanya kemungkinan air masuk ke dalam KRI Nanggala-402 akibat retakan. Namun terdapat bagian kapal yang tidak bisa masuk air. "Kemungkinan air masuk ada, tapi kemungkinan juga ada bagian kabin-kabin yang tidak bisa masuk di situ," ujar Laksamana Yudo.
Yudo menjelaskan kapal terdiri atas beberapa bagian yang di dalamnya terdapat sekat penutup. Bila sekat ditutup, ada kemungkinan air tidak dapat masuk. "Karena di dalam kapal selam juga ada sekat-sekatnya. Apabila itu ditutup, itu bisa air tidak masuk. Itu juga ada kemungkinan-kemungkinan seperti itu," tuturnya.
KSAL Laksamana Yudo Margono juga mengatakan ada sejumlah kesulitan dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402. Dia menyebut saat ini KRI Nanggala-402 sudah masuk fase subsunk. "Kita tingkatkan menuju fase subsunk. Di mana fase subsunk nanti kita siapkan evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat," ujar Laksamana Yudo dilansir detik.com. Dia mengatakan salah satu kesulitan pencarian adalah kedalaman laut. Menurutnya, pencarian dilakukan pada kedalaman 850 meter.
"Kedalaman laut yang kita deteksi tadi adalah pada kedalaman 850 (meter), ini sangat riskan dan sangat memiliki kesulitan yang tinggi," ucapnya.
Sementara itu Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang juga hadir dalam jumpa pers kemarin sore menyebutkan TNI AL bersama Polri, Basarnas, KNKT, BPBD, dan bantuan dari negara sahabat seperti Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
Tidak banyak yang disampaikan panglima selain memohon doa dan dukungan masyarakat agar proses pencarian ini berjalan dengan baik. Selain itu para prajuritnya dalam keadaan selamat.
"Pagi dinihari tadi (kemarin) merupakan batas akhir 72 jam life support ketersediaan oksigen di KRI Nanggala-402 bila hilang kontak itu disebabkan oleh black out (mati listrik). Dalam upaya pencarian telah ditemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menunjukkan KRI Nanggala-402. Semoga dapat yang terbaik," tutur Panglima yang sebelum gelar jumpa pers kemarin ikut melakukan pencarian bersama KSAL, Kapolri, dan para prajuritnya di perairan Bali utara.
Hal senada disampaikan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Mantan Bareskrim Polri ini memberikan support penuh kepada TNI AL dalam upaya pencarian KRI Nanggala-402. "Kami akan memberikan segala sesuatu apa yang kami bisa bantu. Kami siap memberikan support penuh," tegasnya. Pencarian kemarin juga dilengkapi bantuan Pesawat P-8 Poseidon US Navy (Angkatan Laut Amerika Serikat). Pesawat mata-mata anti kapal selam Amerika Serikat Nomor 553 tiba di Lanud Ngurah Rai, Jumat (23/4).
Sebelumnya diberitakan Kapal Selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL hilang di perairan Bali Utara saat latih¬an pe¬nem¬bakan torpedo, Rabu (21/4) subuh. Kapal selam buatan Jerman tahun 1979 yang hilang kontak sejak pukul 05.30 Wita ini, berisi 53 prajurit TNI.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL, Laksma Julius Widjojono, mengatakan Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang ini berada di perairan Bali Uta¬ra dalam rangka latihan. *pol
Komentar