Rindu Menjejak Ulang Asal Muasal
Pangempon Pura Purusada se-Bali Kumpul
DENPASAR,NusaBali
Pura Purusada ada di Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung. Para pangempon dan panyiwi pura ini dari sejumlah desa di Bali.
Mereka pun dihinggapi kerinduan mendalam untuk memahami sejarah pura ini. Terbukti, puluhan pangempon pura itu berkumpul pada Sukra Pahing Dungulan, Jumat (16/4). Para pangempon tersebut datang dari berbagai tempat di Bali. Mereka memiliki atau nyungsung atau ngempon pura atau Palinggih yang juga bernama Pura Purusada, atau Pura Sada di tempat tinggalnya. Pura dimaksud diyakini punya keterkaitan yakni sebagai pasimpangan Pura Purusada di Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.
Pasimpangan Pura Purusada tersebut menyebar di berbagai tempat di Bali diperkirakan akibat berbagai persoalan pada masa lalu. Mulai dari wabah, bencana alam, hingga imbas pergolakan kekuasaan di masa kerajaan.
Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana menyatakan sedikitnya ada beberapa peristiwa yang diperkirakan menyebabkan rarud atau pindahnya pangempon Pura Purusada Kapal pada masa lampau. Antara lain, musibah grubug (wabah massal) yang menimpa Bali tahun 1.555 Masehi. Termasuk di Desa Kapal dan sekitarnya ketika itu juga tak terjangkit wabah mematikan tersebut.
Peristiwa selanjutnya, bencana alam Gunung Batur meletus tahun 1.701. Erupsi Gunung Batur ini diperkirakan membawa dampak kerusakan dan korban jiwa yang juga berimbas ke Desa Kapal dan sekitarnya. Selain itu, pergolakan politik di masa kerajaan, yakni perang Kerajaan Badung dan Kerajaan Mengwi tahun 1.891. Tepatnya 20 Juni 1.891.
Selanjutnya, peristiwa itulah yang memicu terjadi rarud atau pengungsian dari warga Desa Kapal, yang nota bena pangempon dan panyiwi Pura Purusada ke berbagai tempat di Bali. “Menghindari grubug, mereka pindah ke daerah lain, menjauh dari Kapal,” ujar Sudarsana.
Selain menyelamatkan jiwa dan harta benda, warga yang rarud tidak melupakan bahwa mereka adalah pangempon dan panyiwi Pura Purusada. Di tempat baru mereka membangun palinggih pasimpangan Pura Sada.
Selain nama pura yang sama dengan Pura Purusada di Kapal, tanda lain keterkaitan dengan Pura Purusada di Kapal adalah benda -benda pusaka. Diantaranya, keris, tombak, hingga prasasti, dan benda pusaka lainnya. Sehingga pada Pura Pasimpangan tersebut, tidak sedikit yang panyungsung memiliki benda pusaka. “Kemungkinan pada masa lalu benda pusaka dibawa rarud untuk diselamatkan," ujar Sudarsana, yang juga seorang penekun aksara Bali, prasasti dan sejarah.
Beruntung benda- benda pusaka itu dibawa rarud sehingga terselamatkan. Sampai sekarang benda- benda duwe itu masih bisa dilihat, tidak rusak.
Sementara itu tradisi pangemponan atau tata upacara dan hal terkait lain dari Pura Purusada yang tersebar di berbagai tempat sesuai dengan desa kala patra, dimana pura tersebut diempon.
Ada yang diempon warga desa adat, ada yang diempon dadia dan lainnya. Namun semua berasal dari Pura Purusada di Kapal, Mengwi Badung. “Itulah tujuan kami berkumpul, untuk saling eling dan mengingatkan asal -usul,” jelas Sudarsana.
Selain itu, para pangempon berkumpul untuk bersama- sama menjalin dan menjaga persaudaraan. Bahwa pangempon ini ngempon pura yang saling terkait antara di Kapal dengan di luar Kapal. "Tujuan akhirnya adalah persatuan umat," ujarnya.
Penelusuran mencari dan menemukan pesimpangan Pura Puru Sada, Kapal, dilakukan Prajuru Desa Adat Kapal, bersama para parekan ke berbagai pelosok. Hingga saat ini sudah tertelusuri tidak kurang dari 25 Pura Pasimpangan Pura Purusada di berbagai tempat di Bali. Diantaranya, di Kabupaten Tabanan yakni
di Desa Nyambu, Desa Kaba-Kaba, Pangkung Karung, dan lainnya. Kemudian di Kabupaten Badung, seperti di Abiansemal. Ada juga di, Gianyar, Buleleng, Klungkung dan lainnya. Kemungkinan masih akan bertambah terus.
Pura Purusada Kapal merupakan salah satu pura kuna di Bali berstatus Kahyangan Jagat. Pura ini terletak di Banjar Pemebetan, Desa Adat Kapal. Pura yang terkenal dengan palinggih Prasada menjulang ini merupakan benda cagar budaya yang dilindungi undang- undang. Pura ini diempon 18 banjar adat se Desa Kapal. Pujawali Pura Purusada pada Saniscara Kliwon Kuningan, atau Sabtu setiap 210 hari. *k17
Komentar