3 Nama Diajukan sebagai Ibukota Kabupaten Bangli
Mulai Dari Prameswara Pura, Arumpura, hingga Sukha Pura
BANGLI, NusaBali
Menjelang HUT ke-817 Bangli yang jatuh pada 10 Mei 2021 nanti, muncul usulan agar dibuatkan nama baru untuk Ibukota Kabupaten Bangli.
Masalahnya, selama ini Bangli belum punya nama ibukota. Buat sementara, ada 3 usulan nama Ibukota Bangli, masing-masing Arumpura, Prameswara Pura, dan Sukha Pura. Terkait usulan nama ibukota untuk Kabupaten Bangli ini, jajaran Pemkab Bangli secara khusus menggelar persembahyangan di Pura Kehen, Desa Adat Cempaga, Kecamatan Bangli tepat Purnamaning Jiyesta pada Soma Paing Langkir, Senin (26/4) malam. Persembahyangan bersama ini dilaksanakan untuk memohon tuntunan Ida Bhatara agar mendapatkan restu serta anugerah, termasuk tentang nama Ibukota Bangli.
Persembahyangan di Pura Kehen tadi malam mulai pukul 19.00 Wita diikuti langsung Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Sekda Kabupaten Bangli IB Gede Giri Putra, Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika, serta sejumlah pimpinan OPD dan anggota DPRD Bangli. Selain itu, kalangan tokoh dari Gebog Domas Pura Kehen juga ikut tangkil bersama panglingsir Puri Agung Bangli, serta para penari dan penabuh Tari Pucuk Bang.
Usai persembahyangan tadi malam, Bupati Sedana menyampaikan ada 3 usulan nama yang ajukan tokoh Puri Agung Bangli terkait nama Ibukota Bangli. Ketiga usulan itu masing-masing Arumpura, Prameswara Pura, dan Sukha Pura.
Menurut Bupati Sedana Arta, sebelumnya para tokoh puri telah menggelar pertemuan, sehingga lahir tiga usulan nama ibukota tersebut. "Nama-nama ibukota yang diusulkan itu sudah berdasarkan purana," terang Sedana Arta seusai persembahyangan tadi malam.
Meski sudah ada usulan nama, kata Sedana Arta, masih diberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Nantinya, nama Ibukota Bangli akan ditetapkan setelah melalui pembahasan yang matang. "Kami akan melakukan diskusi dengan mengundang sejarawan dan kalangan akademisi. Tentu harapan kami nama ibukota bisa diterima semua pihak. Untuk itu, perlu pendalaman," tegas Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut yang juga Ketua DPC PDIP Bangli ini.
Sedana Arta menegaskan, bila sudah disepakati satu nama sebagai Ibukota Bangli, maka nantinya akan diajukan ke DPRD Bangli untuk mendapat persetujuan. Bila telah disetujui, masih harus diajukan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) melalui Gubernur Bali.
Menurat Sedana Arta, nama ibukota yang akan diputuskan nanti menjadi kebanggaan masyarakat Bangli. Nama ibukota diharapkan mampu menyolidkan masyarakat Bangli. Namun, penetapan nama ibukota ini tidak perlu tergesa-gesa. “Bagus jika bisa rampung sebelum HUT Bangli atau HUT RI (17 Agustus 2021). Namun, namun jika perlu pembahasan lebih lanjut, tentu dibuka waktu seluas-sulasnya," tandas mantan Wakil Bupati Bangli dua kali periode ini.
Sementara itu, tokoh Puri Agung Bangli, Dr dr AA Gede Putra Wiraguna, mengatakan dalam pembahasan yang dilakukan sebelumnya, memang munculk 3 usulan nama Ibukota Bangli. Menurut Putra Wiraguna, ketiga usulan nama tersebut sesuai dengan tiga peradaban.
Untuk usulan pertama yakni Arumpura, kata Putra Wiraguna, mengacu pada lontar yang ada di Puri Agung Bangli dan Raja Purana Batur. Arumpura sendiri singkatan dari Rum yang artinya wangi atau harum. "Istana Kerajaan Bangli tahun 1600-an Masehi adalah Puri Rum yang saat ini masih bertahan," jelas Putra Wiraguna. Selain itu, istana berada di pusat kota (catus pata) yang merupakan titik 0 Kabupaten Bangli.
Sedangkan nama Prameswara Pura, kata Putra Wiraguna, mengacu dari beberapa sumber yakni Purana Pura Dalem Balingkang, Purana Kehen A, B, C, Purana Bali Dwipa, Pustaka Bali (Tonggak-tonggak Sejarah Bali), dan Pura Kehen Pemersatu Krama Bangli. "Prameswara sejatinya sebagai bentuk penghormatan di mana Ida Bhatara Prameswara berjasa menyatukan rakyat Bangli. Kala itu, Bangli sempat dikosongkan karena wabah. Pura-pura menjadi telantar. Kemudian, warga Bangli berhasil dipanggil dan mendiami Bangli kembali," katanya.
Selanjutnya, Ida Betara Prameswara membuat bhisama yang dikenal Bhisama Kehen yang mengharuskan semua penduduk kemabali ke Bangli. Kemudian, pada 10 Mei 1204 Masehi, kembalilah penduduk ke tempat tinggal di Bangli. Karenanya, 10 Mei diperingati sebagai HUT Bangli hingga saat ini.
Sementara, untuk nama Sukha Pura sebagai usulan Ibukota Bangli, menurut Putra Wiraguna, menggambarkan tonggak sejarah pemerintah Bali dari wilayah Bangli. Ini sehubungan pada tahun 1058 Masehi terjadi perpindahan pusat kerajaan ke Desa Sukawana (di Kecamatan Kintamani, Bangli) oleh Sri Aji Anak Wungsu. Pura Pucak Punulisan di Desa Sukawana yang dulunya merupakan Keraton Raja Sri Ugrasena, digunakan sebagai pusat kerajaan oleh Sri Aji Anak Wungsu dan diberi nama Sukha Pura. *esa
Komentar