BPBD Bali Gelar Simulasi Siaga Bencana Alam
DENPASAR, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali gelar simulasi uji SOP gempa bumi dan tsunami di halaman kantor BPBD Bali Jalan DI Panjaitan Nomor 6 Niti Mandala, Denpasar, Senin (26/4) pagi.
Kegiatan yang digelar bersama BMKG Wilayah III Denpasar ini dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana. Sekretaris BPBD Bali, Gede Teja mengatakan simulasi yang digelar ini dengan tema ‘Menguji SOP Menghadapi Gempa dan Tsunami’. Dikatakan dalam menyambut hari kesiapsiagaan bencana ini dilakukan secara serentak di seluruh Bali. Meskipun tidak semuanya menggelar simulasi.
Khusus untuk BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota skenario yang dipakai adalah gempa bumi dan tsunami. Kegiatan bertujuan untuk menguji SOP dan kesiapsiagaan operator. "Bagaimana respons operator. Apakah dia mengikuti SOP atau tidak. Termasuk bagaimana komunikasi operator dengan jejaring terutama dengan Kabupaten/Kota," ungkapnya.
Gede Teja mengatakan kegiatan simulasi ini penting dilaksanakan. Tujuannya agar para petugas bisa melakukan respons darurat. Selain itu lanjut Gede Teja pengetahuan tentang kedaruratan juga disosialisasikan secara luas kepada masyarakat.
Dalam peringatan dini tsunami ada tiga level peringatan, yakni waspada, siaga, dan awas. Saat simulasi ini semua level diaktivasi. Begitu ada peringatan potensi tsunami maka sirine diaktivasi. Tidak melihat level peringatan. Itu dimaksudkan untuk mengurangi risiko. Kita berpatokan kepada skenario terburuk.
Di Bali ada 9 sirine tsunami baru terpasang. Alat itu terpasang di zona padat penduduk dan kawasan pariwisata. Di Bali ada 153 desa yang masuk dalam kategori bahaya tsunami. Sebarannya hampir semua kabupaten, kecuali Bangli. Idealnya seluruh desa harus memiliki sistem peringatan dini. "Untuk kita di Bali hampir sama dengan kondisi dari ujung Sumatera sampai ujung Nusa Tenggara. Di mana ada zona subduksi bagian selatan. Artinya kita memiliki kerawanan gempa dan tsunami," ungkapnya.
Memahami kondisi alam seperti itu maka salah satu langkah yang dilakukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan dengan latihan simulasi. Itu untuk memastikan kita tidak gagap pada saat terjadi bencana. Sosialisasi kepada masyarakat juga gencar dilakukan. "Sosialisasi juga dilakukan oleh komponen lain yang turut membantu sosialisasi. Misalnya melalui sekolah-sekolah dan desa-desa. Semuanya dalam rangka siap siaga," tandasnya. *pol
Khusus untuk BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota skenario yang dipakai adalah gempa bumi dan tsunami. Kegiatan bertujuan untuk menguji SOP dan kesiapsiagaan operator. "Bagaimana respons operator. Apakah dia mengikuti SOP atau tidak. Termasuk bagaimana komunikasi operator dengan jejaring terutama dengan Kabupaten/Kota," ungkapnya.
Gede Teja mengatakan kegiatan simulasi ini penting dilaksanakan. Tujuannya agar para petugas bisa melakukan respons darurat. Selain itu lanjut Gede Teja pengetahuan tentang kedaruratan juga disosialisasikan secara luas kepada masyarakat.
Dalam peringatan dini tsunami ada tiga level peringatan, yakni waspada, siaga, dan awas. Saat simulasi ini semua level diaktivasi. Begitu ada peringatan potensi tsunami maka sirine diaktivasi. Tidak melihat level peringatan. Itu dimaksudkan untuk mengurangi risiko. Kita berpatokan kepada skenario terburuk.
Di Bali ada 9 sirine tsunami baru terpasang. Alat itu terpasang di zona padat penduduk dan kawasan pariwisata. Di Bali ada 153 desa yang masuk dalam kategori bahaya tsunami. Sebarannya hampir semua kabupaten, kecuali Bangli. Idealnya seluruh desa harus memiliki sistem peringatan dini. "Untuk kita di Bali hampir sama dengan kondisi dari ujung Sumatera sampai ujung Nusa Tenggara. Di mana ada zona subduksi bagian selatan. Artinya kita memiliki kerawanan gempa dan tsunami," ungkapnya.
Memahami kondisi alam seperti itu maka salah satu langkah yang dilakukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan dengan latihan simulasi. Itu untuk memastikan kita tidak gagap pada saat terjadi bencana. Sosialisasi kepada masyarakat juga gencar dilakukan. "Sosialisasi juga dilakukan oleh komponen lain yang turut membantu sosialisasi. Misalnya melalui sekolah-sekolah dan desa-desa. Semuanya dalam rangka siap siaga," tandasnya. *pol
Komentar