BPBD Gelar Simulasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
SEMARAPURA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung menggelar simulasi gempa bumi disusul tsunami yang melanda kawasan pesisir di Klungkung, Senin (26/4) pagi.
Simulasi ini dilakukan mengingat Klungkung menjadi salah satu daerah di Bali yang rawan terjadi gempa bumi disertai tsunami. Berdasarkan catatan BPBD Klungkung dari rujukan lembaga berkompeten, desa di Kabupaten Klungkung yang rawan tsunami di antaranya, Desa Jumpai, Desa Tangkas di Kecamatan Klungkung. Desa Desa Negari, dan Desa Takmung di Kecamatan Banjarangkan. Desa Kusamba, Desa/Kampung Kusamba, Desa Pesinggahan di Kecamatan Dawan, hingga Desa Lembongan, Desa Jungutbatu, Desa/Kampung Toya Pakeh, Desa Ped, Desa Batununggul, Desa Kutampi dan Desa Suana di Kecamatan Nusa Penida.
Pantauan di lapangan, simulasi tersebut, BPBD melibatkan TNI/Polri, petugas medis, aparat desa, masyarakat dan pihak terkait.
Simulasi diawali dengan skeranario gempa bumi dengan kekuatan 8,6 skala richter (SR) pukul 09.53 Wita. Kemudian disusul suara siriena sebagai peringatan akan terjadinya tsunami. Petugas BPBD pun memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menuju titik evakuasi untuk terhindar dari bencana.
Tak hanya itu, beberapa personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD terus berkoordinasi, terkait kejadian tsunami yang terjadi pesisir Klungkung. Mereka juga membentuk sistem komunikasi, dan disiarkan ke sejumlah intansi hingga ke desa-desa.
Di lokasi terpisah, setiap desa yang dilibatkan dalam simulasi membuat mekanisme evakuasi warga, hingga pencatatan dan koordinasi korban yang ditumbulkan akibat bencana. Akhirnya, beberapa saat kemudian peringatan tsunami pun berakhir.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, dalam simulasi ini melibatkan lintas sektoral sehingga semua sektor dilatih kesiapsiagaannya jika terjadi bencana gempa bumi yang disertai peringatan tsunami. Karena perairan selatan Klungkung atau tenggara pulau Bali, terdapat dua lempengan yang berpotensi menjadi pencetus gempa disertai gelombang tsunami, yakni lempeng Eurasia dan Indo-Australia. "Hal ini untuk mengetahui apa yang harus dilakukan, jika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa bumi dan tsunami," kata Widiada. *wan
Komentar