Dua Desa/Kelurahan Segera Dievaluasi
Perkembangan Kasus Covid-19 di Buleleng
Jika hingga Kamis (29/4) besok tak ada tanda-tanda penurunan jumlah kasus, maka status zona Kelurahan Banyuning dan Desa Patas akan dinaikkan menjadi zona oranye.
SINGARAJA, NusaBali
Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng menyoroti satu kelurahan dan satu desa di Buleleng yang memiliki jumlah kasus positif Covid-19 di atas 10 orang. Lurah dan perbekel daerah bersangkutan akan diundang untuk melakukan evaluasi, serta mengintensifkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro berbasis desa/kelurahan.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, mengemukakan dua wilayah kasus tinggi itu adalah Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng dengan 15 kasus dan Desa Patas, Kecamatan Gerokgak sebanyak 13 kasus. “Kamis nanti segera kami undang perbekel dan lurahnya untuk mengintensifkan kembali PPKM mikro, karena dari kasus yang terjadi bersumber dari klaster keluarga. Satu keluarga itu bisa lima kasus, sehingga harus dievaluasi agar tidak sampai meluas,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng, Selasa (27/4).
Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga mengatakan jika hingga Kamis (29/4) nanti tak ada tanda-tanda penurunan jumlah kasus, maka status zona desa/kelurahan itu akan dinaikkan menjadi zona oranye. “Nanti kita lihat perkembangannya, kalau memenuhi kriteria maka akan ditingkatkan statusnya dari kuning ke oranye. Kalau zona ke risiko sedang maka pemberlakuan PPMK mikro juga lebih intens,” imbuh Suyasa.
Sementara itu, Selasa (27/4), juga dilakukan rapat evaluasi penanganan pasien orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) yang dikarantina di Hotel Grand Surya. Karantina hotel yang diperuntukkan bagi tiga kecamatan dengan 19 kelurahan, pembiayaannya akan ditanggung oleh pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
“Rencana awalnya memang ditanggung pemerintah kelurahan masing-masing, tetapi setelah dilihat regulasi pengadaannya tidak nyambung. Sehingga karantina di hotel pelaksananya pemkab dengan leading sector BPBD,” ucap birokrat asal Tejakula ini.
Sedangkan pembiayaan yang ditanggung pemerintah kelurahan jika menyiapkan tempat isolasi di wilayahnya. Seperti menyewa rumah kosong khusus untuk tempat karantina.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng hingga Selasa (27/4), masih ditemukan 15 kasus konfirmasi baru. Belasan kasus itu, 5 di antaranya di Kecamatan Banjar, 4 di Kecamatan Kubutambahan, 3 di Kecamatan Buleleng, 2 di Kecamatan Sukasada, dan 1 di Kecamatan Busungbiu.
Namun di hari yang sama Satgas Kabupaten juga mencatat 19 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Mereka 7 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Sukasada, 4 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 3 orang dari Kecamatan Buleleng, 2 orang masing-masing dari Kecamatan Seririt dan Gerokgak, serta 1 orang dari Kecamatan Busungbiu.
Sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 yang sempat nihil beberapa hari kembali muncul. Seorang pasien asal Kecamatan Busungbiu dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 pada Selasa (27/4). Pasien berusia 54 tahun ini menjalani perawatan di rumah sakit sejak Sabtu (24/4) lalu dengan gejala demam, batuk, muntah, dan sesak nafas. Selain dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, pasien yang bersangkutan juga memiliki rekam medis penyakit diabetes mellitus (DM), gangguan ginjal, dan gangguan jantung.
Kasus yang masih berfluktuasi membuat jumlah kumulatif kasus konfirmasi di Buleleng menjadi 3.472 orang. Sebanyak 3.158 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh, 139 orang meninggal dunia, dan sebanyak 175 orang pasien positif masih menjalani perawatan, karantina maupun isolasi mandiri. *k23
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, mengemukakan dua wilayah kasus tinggi itu adalah Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng dengan 15 kasus dan Desa Patas, Kecamatan Gerokgak sebanyak 13 kasus. “Kamis nanti segera kami undang perbekel dan lurahnya untuk mengintensifkan kembali PPKM mikro, karena dari kasus yang terjadi bersumber dari klaster keluarga. Satu keluarga itu bisa lima kasus, sehingga harus dievaluasi agar tidak sampai meluas,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng, Selasa (27/4).
Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga mengatakan jika hingga Kamis (29/4) nanti tak ada tanda-tanda penurunan jumlah kasus, maka status zona desa/kelurahan itu akan dinaikkan menjadi zona oranye. “Nanti kita lihat perkembangannya, kalau memenuhi kriteria maka akan ditingkatkan statusnya dari kuning ke oranye. Kalau zona ke risiko sedang maka pemberlakuan PPMK mikro juga lebih intens,” imbuh Suyasa.
Sementara itu, Selasa (27/4), juga dilakukan rapat evaluasi penanganan pasien orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) yang dikarantina di Hotel Grand Surya. Karantina hotel yang diperuntukkan bagi tiga kecamatan dengan 19 kelurahan, pembiayaannya akan ditanggung oleh pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
“Rencana awalnya memang ditanggung pemerintah kelurahan masing-masing, tetapi setelah dilihat regulasi pengadaannya tidak nyambung. Sehingga karantina di hotel pelaksananya pemkab dengan leading sector BPBD,” ucap birokrat asal Tejakula ini.
Sedangkan pembiayaan yang ditanggung pemerintah kelurahan jika menyiapkan tempat isolasi di wilayahnya. Seperti menyewa rumah kosong khusus untuk tempat karantina.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng hingga Selasa (27/4), masih ditemukan 15 kasus konfirmasi baru. Belasan kasus itu, 5 di antaranya di Kecamatan Banjar, 4 di Kecamatan Kubutambahan, 3 di Kecamatan Buleleng, 2 di Kecamatan Sukasada, dan 1 di Kecamatan Busungbiu.
Namun di hari yang sama Satgas Kabupaten juga mencatat 19 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Mereka 7 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Sukasada, 4 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 3 orang dari Kecamatan Buleleng, 2 orang masing-masing dari Kecamatan Seririt dan Gerokgak, serta 1 orang dari Kecamatan Busungbiu.
Sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 yang sempat nihil beberapa hari kembali muncul. Seorang pasien asal Kecamatan Busungbiu dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 pada Selasa (27/4). Pasien berusia 54 tahun ini menjalani perawatan di rumah sakit sejak Sabtu (24/4) lalu dengan gejala demam, batuk, muntah, dan sesak nafas. Selain dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, pasien yang bersangkutan juga memiliki rekam medis penyakit diabetes mellitus (DM), gangguan ginjal, dan gangguan jantung.
Kasus yang masih berfluktuasi membuat jumlah kumulatif kasus konfirmasi di Buleleng menjadi 3.472 orang. Sebanyak 3.158 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh, 139 orang meninggal dunia, dan sebanyak 175 orang pasien positif masih menjalani perawatan, karantina maupun isolasi mandiri. *k23
Komentar