Pengembang Pastikan Harga Rumah Tak Naik
JAKARTA, NusaBali
Ketua Real Estat Indonesia Paulus Totok Lusida memastikan tidak ada kenaikan harga properti pasca adanya relaksasi sektor properti oleh pemerintah.
"Tidak, tidak ada kenaikan harga, saya sudah konfirmasi ke pengembang tidak ada yang menaikkan harga, karena kita diberi relaksasi untuk mendorong cash flow kita sehingga efek domino berjalan," tegasnya seperti dilansir cnbcindonesia.com, Rabu (28/4).
Ia mempertanyakan riset dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Housing Finance Center yang menunjukkan adanya kenaikan harga rumah.
"Belum ada kenaikan semua. Kita ini dalam program ekonomi nasional. Jadi tanya aja BTN standar indeksnya dari sudut pandang mana harga naik," jelasnya.
Selain itu Totok juga bicara mengenai pasca relaksasi dari pemerintah, permintaan rumah memang kian meningkat. Dari catatan pada bulan Maret rata-rata penjualan rumah naik 15 persen dibanding bulan sebelumnya.
Khususnya dari rumah stok dengan tipe yang di bawah Rp 1 miliar, dengan pangsa pasar mencapai 82,3 persen. Tapi jika dibandingkan tahun sebelum pandemi Covid - 19 yakni 2019 masih sangat jauh.
"Dibanding Maret tahun 2020, belum tahu tapi kalau 2019 kita masih jauh, yang jelas kita sudah on the right track pemulihan nasional," jelasnya.
Pengamat Properti Ali Tranghanda justru mengakui ada kenaikan harga properti pada kuartal I-2021. Ia menjelaskan kenaikan harga karena permintaan yang mulai menanjak.
"Secara rata-rata harga naik 0,7% Q to Q tapi indikasi naik ini karena selama dua tahun terakhir tidak naik. Saat ini juga permintaan sedang naik," jelasnya.
Investor Relation and Research Division Head Bank BTN, Winang Budoyo juga merilis riset terbaru soal Housing Price Index (HPI) nasional naik dari 170,12 di Maret 2021 menjadi 179,02 di bulan sama tahun sebelumnya. Kenaikan harga rumah nasional per Maret 2021 ditopang dari rumah tipe 70 sebesar 5,49% year on year, dari 153,40 menjadi 161,82 per triwulan I-2021.
Peningkatan harga rumah di tipe 70 bahkan lebih tinggi dibanding pertumbuhan sebelum pandemic yakni 4,86% yoy di Desember 2019.
"Vaksinasi sebagai salah satu program pemerintah sepertinya telah memberikan kepastian kondisi ekonomi ke depan, sehingga masyarakat mulai percaya diri untuk kembali melakukan pembelian," jelas Winang dalam pernyataan resmi.
Hasil riset HFC juga mencatat rumah tipe 36 dan 45 ikut naik. Rumah 36 terpantau naik 5,54% YoY per Maret menjadi 194,91 dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Desember 2020 sebesar 4,26% YoY. Dijelaskan juga permintaan naik karena adanya subsidi dan stimulus pemerintah di sektor perumahan subsidi. *
Komentar