Pemprov Bali Siapkan Belajar Tatap Muka 50%
Komisi IV Minta Evaluasi Setiap Saat
Berlaku bagi siswa SMA/SMK dan SLB mulai Juli 2021, tiap sesi hanya belajar tatap muka selama 1,5 jam
DENPASAR, NusaBali
Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga Provinsi Bali akan menerapkan sistem pembelajaran tatap muka bagi siswa SMA/SMK dan SLB, mulai Juli 2021 mendatang. Dalam sistem ini, belajar tatap muka hanya berlangsung 1,5 jam tiap sesi, menggunakan maksimal 50 persen dari kapasitas ruang belajar di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan belajar tatap muka ini akan dilaksanakan dengan teknis yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan-Kebudayaan-Riset-Teknologi (Kemendikbudristek). "Belajar tatap muka akan dibuka pada Juli 2021 mendatang. Kami mengacu dengan Juklak dan Juknis dari Kemendikbudristek),” ujar Ngurah Boy di Denpasar, Kamis (29/4).
Menurut Ngurah Boy, persiapan untuk pelaksanaan belajar tatap muka ini sedang dikebut, mulai dari mengejar target vaksinasi Covid-19 perangkat pendidikan seperti tenaga guru, tenaga tata usaha, cleaning service, sampai penjaga sekolah tingkat SMA/SMK dan SLB.
Jumlah perangkat pendidikan tingkat SMA/SMK dan SLB se-Bali, baik sekolah negeri maupun swasta, yang harus divaksinasi mencapai total 18.125 orang. Hingga saat ini, vaksinasi terhadap perangkat pendidikan tingkat SMA/SMK dan SLB yang menjadi kewenangan Pemprov Bali baru tembus 12.200 orang dari total 18.125 orang.
"Kita sedang kebut vaksinasi. Sekarang vaksinasi untuk tenaga guru, pegawai tata usaha, tenaga satpam, maupun penjaga sekolah tingkat SMA/SMK dan SLB, baik negeri maupun swasta, yang tersebar di 9 kabupaten/kota sebagi sudah mencapai 12.200 dari total 18.125 target sasaran," jelas mantan Sekretaris Inspektorat Provinsi Bali ini.
Menurut Ngurah Boy, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua untuk seluruh perangkat pendidikan di bawah Pemprov Bali ditarget tuntas Mei 2021 depan. "Sedangkan bulan Juni 2021 masih hari libur sekolah. Jadi, Juli 2021 mendatang baru dimulai belajar tatap muka di sekolah. Kami masih punya waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya," tegas Ngurah Boy.
Selain vaksinasi perangkat pendidikan, kata Ngurah Boy, juga dilakukan persiapan menyangkut kesiapan ruang kelas yang steril saat belajar mengajar. Nantinya, belajar tatap muka direncanakan akan dibagi dalam beberapa sesi. Lama waktu belajar tatap muka tiap sesi hanya 1,5 jam.
Ngurah Boy menambahkan, belajar tatap muka ini hanya menggunakan 50 persen dari kapasitas ruangan yang ada di sekolah. Ini berlaku untuk semua sesi. “Tidak ada jam olahraga nanti, kantin sekolah juga tidak dibuka. Sedangkan orangtua tidak boleh menunggu anaknya di sekolah,” papar birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Dan, yang paling penting dalam sistem belajar tatap mula di sekolah ini adalah penerapan protokol kesehatan yang ketat. Ngurah Boy menegaskan, setiap selesai sesi belajar, ruangan harus disemprot disinfektan. Kemudian, pengunaan masker harus benar, cuci tangan dengan sabun, dan jarak jarak fisik.
Menurut Ngurah Boy, pelaksanaan belajar tatap muka ini tidak dipaksakan. Bagi orangtua siswa yang keberatan atau belum siap karena situasi Pandemi Covid-19, maka anaknya tetap akan melakukan pembelajaran secara daring. "Boleh saja mengikuti kegiatan belajar secara daring atau online. Pihak sekolah akan tetap melayani hak-hak siswa yang ingin belajar secara online," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi pendidikan dan Kesra), I Gusti Putu Budiarta alias Gung De, mengatakan tidak masalah kalau kegiatan belajar tatap muka akan dilaksanakan mulai Juli 2021 mendatang. Syaratnya, lebih dulu harua dilakukan kajian mendalam terkait dengan kondisi dan situasi pandemi Covid-19.
"Tidak persoalan kalau memang akan ada belajar tatap muka di sekolah. Namun, kaji mendalam dan siapkan segala sesuatunya, supaya tidak sampai menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19. Di sini perlu kita bahas lagi bersama-sama kesiapan Disdikpora," ujar Gung De saat dihubungi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin.
Politisi senior PDIP aal Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini mengatakan belajar tatap muka di sekolah bisa dievaluasi kalau angka penyebaran Covid-19 belum kunjung melandai. "Kalau memang angka positif Covid-19 masih tinggi, tentu harus ada evaluasi. Dalam pelaksanaan belajar tatap muka nanti, Prokes harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini menyangkut keselamatan bersama, terutama anak-anak kita," tegas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Pedungan ini. *nat
Kepala Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan belajar tatap muka ini akan dilaksanakan dengan teknis yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan-Kebudayaan-Riset-Teknologi (Kemendikbudristek). "Belajar tatap muka akan dibuka pada Juli 2021 mendatang. Kami mengacu dengan Juklak dan Juknis dari Kemendikbudristek),” ujar Ngurah Boy di Denpasar, Kamis (29/4).
Menurut Ngurah Boy, persiapan untuk pelaksanaan belajar tatap muka ini sedang dikebut, mulai dari mengejar target vaksinasi Covid-19 perangkat pendidikan seperti tenaga guru, tenaga tata usaha, cleaning service, sampai penjaga sekolah tingkat SMA/SMK dan SLB.
Jumlah perangkat pendidikan tingkat SMA/SMK dan SLB se-Bali, baik sekolah negeri maupun swasta, yang harus divaksinasi mencapai total 18.125 orang. Hingga saat ini, vaksinasi terhadap perangkat pendidikan tingkat SMA/SMK dan SLB yang menjadi kewenangan Pemprov Bali baru tembus 12.200 orang dari total 18.125 orang.
"Kita sedang kebut vaksinasi. Sekarang vaksinasi untuk tenaga guru, pegawai tata usaha, tenaga satpam, maupun penjaga sekolah tingkat SMA/SMK dan SLB, baik negeri maupun swasta, yang tersebar di 9 kabupaten/kota sebagi sudah mencapai 12.200 dari total 18.125 target sasaran," jelas mantan Sekretaris Inspektorat Provinsi Bali ini.
Menurut Ngurah Boy, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua untuk seluruh perangkat pendidikan di bawah Pemprov Bali ditarget tuntas Mei 2021 depan. "Sedangkan bulan Juni 2021 masih hari libur sekolah. Jadi, Juli 2021 mendatang baru dimulai belajar tatap muka di sekolah. Kami masih punya waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya," tegas Ngurah Boy.
Selain vaksinasi perangkat pendidikan, kata Ngurah Boy, juga dilakukan persiapan menyangkut kesiapan ruang kelas yang steril saat belajar mengajar. Nantinya, belajar tatap muka direncanakan akan dibagi dalam beberapa sesi. Lama waktu belajar tatap muka tiap sesi hanya 1,5 jam.
Ngurah Boy menambahkan, belajar tatap muka ini hanya menggunakan 50 persen dari kapasitas ruangan yang ada di sekolah. Ini berlaku untuk semua sesi. “Tidak ada jam olahraga nanti, kantin sekolah juga tidak dibuka. Sedangkan orangtua tidak boleh menunggu anaknya di sekolah,” papar birokrat asal Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Dan, yang paling penting dalam sistem belajar tatap mula di sekolah ini adalah penerapan protokol kesehatan yang ketat. Ngurah Boy menegaskan, setiap selesai sesi belajar, ruangan harus disemprot disinfektan. Kemudian, pengunaan masker harus benar, cuci tangan dengan sabun, dan jarak jarak fisik.
Menurut Ngurah Boy, pelaksanaan belajar tatap muka ini tidak dipaksakan. Bagi orangtua siswa yang keberatan atau belum siap karena situasi Pandemi Covid-19, maka anaknya tetap akan melakukan pembelajaran secara daring. "Boleh saja mengikuti kegiatan belajar secara daring atau online. Pihak sekolah akan tetap melayani hak-hak siswa yang ingin belajar secara online," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi pendidikan dan Kesra), I Gusti Putu Budiarta alias Gung De, mengatakan tidak masalah kalau kegiatan belajar tatap muka akan dilaksanakan mulai Juli 2021 mendatang. Syaratnya, lebih dulu harua dilakukan kajian mendalam terkait dengan kondisi dan situasi pandemi Covid-19.
"Tidak persoalan kalau memang akan ada belajar tatap muka di sekolah. Namun, kaji mendalam dan siapkan segala sesuatunya, supaya tidak sampai menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19. Di sini perlu kita bahas lagi bersama-sama kesiapan Disdikpora," ujar Gung De saat dihubungi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin.
Politisi senior PDIP aal Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini mengatakan belajar tatap muka di sekolah bisa dievaluasi kalau angka penyebaran Covid-19 belum kunjung melandai. "Kalau memang angka positif Covid-19 masih tinggi, tentu harus ada evaluasi. Dalam pelaksanaan belajar tatap muka nanti, Prokes harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini menyangkut keselamatan bersama, terutama anak-anak kita," tegas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Pedungan ini. *nat
Komentar