Pak Oles: Tantangan Pertama Pilkada Buleleng
Politisi gaek Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles ditunjuk sebagai Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali 2016-2021.
Ditunjuk Jadi ‘Panglima Perang’ Demokrat
DENPASAR,NusaBali
Mantan Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali ini menjadi ‘Panglima Perang’ di DPD Demokrat Bali. Wididana pun sudah menyiapkan sejumlah aksi untuk memenuhi target meningkatkan suara Demokrat di setiap event politik di Bali.
Pak Oles adalah politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng yang kenyang makan asam garam politik dari menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, Ketua Partai Pelopor Provinsi Bali, Ketua Partai Hanura, pengurus DPD I Golkar Bali dan sekarang Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Demokrat Provinsi Bali.
Ditemui NusaBali di Kantor DPD Demokrat Jalan Ir Juanda, Nitimandala, Denpasar, Jumat (9/12) sore Pak Oles sudah terlibat aktif menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan partai. Hari ini, Minggu (11/12) ada pelantikan serentak pengurus DPD-DPC Demokrat se Bali dihadiri DPP Demokrat di Kantor DPD Demokrat Bali. “Dengan Demokrat komunikasinya kita sudah lama. Mudah-mudahan ada yang bermanfaat saya dipercaya sebagai Ketua Komisi Pemenangan Pemilu. Kita akan all out-lah, konsisten membesarkan Partai Demokrat,” kata Pak Oles didampingi kader senior Demokrat Bali I Ketut Ridet.
Menurutnya event-event politik itu mulai pemilu serentak Pileg 2019, kemudian Pilpres 2019, dan Pilkada serentak 2018. Belum lagi Pilkada serentak di Bali seperti Pilkada Gianyar 2018, Pilkada Klungkung 2018, Pilkada Bali 2018. “Di sini ujian kita,” ujar mantan Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali 2009-2014 ini.
Pak Oles menyebutkan yang paling perdana ujiannya adalah adalah Pilkada Buleleng 2017 di mana Demokrat menyokong paket calon independen Dewa Nyoman Sukrawan- Gede Dharmawijaya (Surya). Demokrat Bali dan Demokrat Buleleng harus menunjukkan kekuatannya di Buleleng menyokong paket Surya. “Itu warming upnya (pemanasan). Ujian perdananya disana. Ujian intinya Pileg, Pilpres dan Pilgub Bali,” tegas Pak Oles. Menurut Pak Oles Demokrat sekarang sedang bangkit. Mulai dari proses konsolidasi, persiapan verifikasi faktual partai politik.
“Target kita Demokrat besar dulu, kemudian bisa merebut pemilih atau floating mass (suara mengambang). Barulah nanti bisa bicara penambahan kursi di Pileg 2019. Dan itu saya lihat sangat terbuka lebar. Bisa lebih cepatlah setelah pelantikan kita kerja. Kita ada konsolidasi ke daerah-daerah pelantikan PAC dan pembentukan pengurus ranting se Bali nanti,” tegas pria yang pengusaha obat-obatan tradisional ini.
Pak Oles menyebutkan dirinya tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan kader. Maka penguatan internal sangat penting. “Target 2019 mudah-mudahan bisa mempertahankan 2 DPR RI dulu. Kalau Tahun 2014 dulu 2 kursi DPR RI 1 suara penuh dan 1 sisa suara. Sekarang kita target bisa 2 kursi DPR RI dengan suara penuh dan syukur -syukur bisa 3 kursi DPR RI. Kemudian menambah perolehan kursi di masing-masing DPRD seluruh Bali. Kita realistis saja,” tegas Pak Oles seraya menyebutkan target itu jadi motivasi untuk menang.
Pak Oles sendiri mengaku tidak ada target politik seperti mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur atau Caleg DPR RI 2019. Karena terlalu jauh membahas soal target pribadi ketimbang urusan lebih besar lainnya yakni organisasi. “Saya bicara target pribadi belakangan. Saya kan pendatang baru. Saya tugasnya sekarang memacu dan motivasi kader, SDM ditingkatkan supaya lebih bagus. Ini kebangkitan Partai Demokrat,” ujar Pak Oles.
Ketika ditanya soal istilah kutu loncat yang dicapkan kepada Pak Oles karena spesialis pindah partai, Pak Oles langsung tertawa ngakak. “Sebenarnya kita itu di setiap partai terus menjadi pemimpin. Pemimpin dalam organisasi kecil maupun yang lebih besar. Tidak hanya memimpin di partai saja saya jadi pemimpin. Di atas leader ada leader. Setiap orang itu ada fungsi-fungsi. Kalau saya pindah partai itu artinya karena pintar dan cerdas. Temannya banyak, idenya banyak dan semuanya jalan,” pungkas mantan anggota Komisi II DPRD Bali 2009-2014 ini. * nat
DENPASAR,NusaBali
Mantan Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali ini menjadi ‘Panglima Perang’ di DPD Demokrat Bali. Wididana pun sudah menyiapkan sejumlah aksi untuk memenuhi target meningkatkan suara Demokrat di setiap event politik di Bali.
Pak Oles adalah politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng yang kenyang makan asam garam politik dari menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, Ketua Partai Pelopor Provinsi Bali, Ketua Partai Hanura, pengurus DPD I Golkar Bali dan sekarang Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Demokrat Provinsi Bali.
Ditemui NusaBali di Kantor DPD Demokrat Jalan Ir Juanda, Nitimandala, Denpasar, Jumat (9/12) sore Pak Oles sudah terlibat aktif menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan partai. Hari ini, Minggu (11/12) ada pelantikan serentak pengurus DPD-DPC Demokrat se Bali dihadiri DPP Demokrat di Kantor DPD Demokrat Bali. “Dengan Demokrat komunikasinya kita sudah lama. Mudah-mudahan ada yang bermanfaat saya dipercaya sebagai Ketua Komisi Pemenangan Pemilu. Kita akan all out-lah, konsisten membesarkan Partai Demokrat,” kata Pak Oles didampingi kader senior Demokrat Bali I Ketut Ridet.
Menurutnya event-event politik itu mulai pemilu serentak Pileg 2019, kemudian Pilpres 2019, dan Pilkada serentak 2018. Belum lagi Pilkada serentak di Bali seperti Pilkada Gianyar 2018, Pilkada Klungkung 2018, Pilkada Bali 2018. “Di sini ujian kita,” ujar mantan Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali 2009-2014 ini.
Pak Oles menyebutkan yang paling perdana ujiannya adalah adalah Pilkada Buleleng 2017 di mana Demokrat menyokong paket calon independen Dewa Nyoman Sukrawan- Gede Dharmawijaya (Surya). Demokrat Bali dan Demokrat Buleleng harus menunjukkan kekuatannya di Buleleng menyokong paket Surya. “Itu warming upnya (pemanasan). Ujian perdananya disana. Ujian intinya Pileg, Pilpres dan Pilgub Bali,” tegas Pak Oles. Menurut Pak Oles Demokrat sekarang sedang bangkit. Mulai dari proses konsolidasi, persiapan verifikasi faktual partai politik.
“Target kita Demokrat besar dulu, kemudian bisa merebut pemilih atau floating mass (suara mengambang). Barulah nanti bisa bicara penambahan kursi di Pileg 2019. Dan itu saya lihat sangat terbuka lebar. Bisa lebih cepatlah setelah pelantikan kita kerja. Kita ada konsolidasi ke daerah-daerah pelantikan PAC dan pembentukan pengurus ranting se Bali nanti,” tegas pria yang pengusaha obat-obatan tradisional ini.
Pak Oles menyebutkan dirinya tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan kader. Maka penguatan internal sangat penting. “Target 2019 mudah-mudahan bisa mempertahankan 2 DPR RI dulu. Kalau Tahun 2014 dulu 2 kursi DPR RI 1 suara penuh dan 1 sisa suara. Sekarang kita target bisa 2 kursi DPR RI dengan suara penuh dan syukur -syukur bisa 3 kursi DPR RI. Kemudian menambah perolehan kursi di masing-masing DPRD seluruh Bali. Kita realistis saja,” tegas Pak Oles seraya menyebutkan target itu jadi motivasi untuk menang.
Pak Oles sendiri mengaku tidak ada target politik seperti mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur atau Caleg DPR RI 2019. Karena terlalu jauh membahas soal target pribadi ketimbang urusan lebih besar lainnya yakni organisasi. “Saya bicara target pribadi belakangan. Saya kan pendatang baru. Saya tugasnya sekarang memacu dan motivasi kader, SDM ditingkatkan supaya lebih bagus. Ini kebangkitan Partai Demokrat,” ujar Pak Oles.
Ketika ditanya soal istilah kutu loncat yang dicapkan kepada Pak Oles karena spesialis pindah partai, Pak Oles langsung tertawa ngakak. “Sebenarnya kita itu di setiap partai terus menjadi pemimpin. Pemimpin dalam organisasi kecil maupun yang lebih besar. Tidak hanya memimpin di partai saja saya jadi pemimpin. Di atas leader ada leader. Setiap orang itu ada fungsi-fungsi. Kalau saya pindah partai itu artinya karena pintar dan cerdas. Temannya banyak, idenya banyak dan semuanya jalan,” pungkas mantan anggota Komisi II DPRD Bali 2009-2014 ini. * nat
Komentar